5

1.4K 132 27
                                    

Terimakasi telah meluangkan waktu berharga mu untuk membaca Accismus 😚

Tolong kritik dan sarannya agar cerita ini lebih baik.

Tolong dukung cerita ini dengan tekan tombol ⭐ gratiss gaiss no pungut biaya 😚

Hah enjoy :)

**

Tangannya bergerak melepas helm, setelah motor Varionya terpakir sempurna di halaman rumahnya yang luas. Netra Refal menatap orang asing yang berlalu lalang keluar masuk membawa barang dari rumahnya.

"Bi Ati, mereka siapa? Kok pada mindahin barang?" Tanya Refal sesaat sesudah memasuki rumahnya yang sudah terlihat kosong sebagian.

"Den Refal, udah pulang toh. Ini pekerja Den, emangnya Nyonya belum bilang kalau hari ini mau pindahan rumah?" Tanya Bi Ati membuat Refal tersentak kecil.

"Refal udah pulang? Ayok ganti baju kamu, barang kamu udah diberesin Bi Ati, tinggal bawa aja."

Refal menoleh mendapati Nathali turun dari tangga memandangnya datar. "Lah... Bunda kok gak ngomong, mau pindahan si?" Protes Refal jadi bersungut merengek kecil.

"Iya kah?" Tanya Bundanya datar membuat Refal menarik senyum segaris tipis.

"Kenapa pindah Bun? Refal suka kok disini, lingkungannya juga adem adem aja."ujar Refal membuat Nathali jadi berhenti melangkah lalu menoleh menunjuk ke arah tangga dengan dagunya.

Refal jadi menoleh mendapati Hanif yang tersenyum menyambutnya. "Kenapa pulang malem Refal?" Tanya Hanif membuat Refal berlari kecil menghampiri.

"Biasa Yah, ngeband." Ujar Refal namun ia jadi menggelengkan kepala bukan itu yang penting sekarang. "Kok, Ayah gak bilang kita mau pindahan si? Berasa mendadak banget." Protes Refal.

"Maaf ya, Ayah lupa." Hanif tersenyum manis lalu melewati Refal membuat Refal merengut kesal kenapa kedua orang tuanya santai sekali.

Padahal ini tuh pindah rumah loh... Pindah Rumah!!!

"Alesan kita pindah apa, Yah?" Tanya Refal sudah berjalan disisi Hanif.

Hanif jadi mengerjap, menatap Refal yang masih menunggu jawabannya. "Karena rumah ini kurang luas, berasa pengap aja." Jawab Hanif membuat Refal beroh-ria mulai mengerti.

Refal jadi lebih kalem setelah mendapat jawaban, ia segera menuju kamarnya di lantai dua dengan langkah riang seperti biasa.

Bi Ati yang diam-diam mendengar percakapan majikannya itu jadi memijat pelipisnya pusing. Rumah berukuran 2.200 meter dengan kolam renang dan halaman belum lagi lantai 2 masih belum luas?

"Dahlah." Ujar Bi Ati menggelengkan kepala pelan.

**

Tangannya bergerak diregangkan ke atas. Punggungnya bersandar pada kursi dengan helaan napas lelah keluar dari mulut. Lia mengerjapkan matanya menghalau otaknya yang berasa panas dan berat.

Setelah makan malam, tadinya Lia hanya ingin belajar untuk mapel besok, namun malah jadi keterusan ngisi soal matematika. Lia memang begitu, kalau sudah dengan matematika. Jadi lupa segalanya.

Netra Lia melirik jam dinding yang sudah menunjukan tengah malam, gimana otaknya gak ngebul coba. Ia jadi berjalan malas ke ranjang dan bergerak mencari posisi nyaman untuk ke alam mimpi.

Namun, netranya jadi mengerjap, teringat perkataan seseorang.

Nanti malem, gue tunggu, aktif twitter lagi ya...

"Aish, sial." Lia jadi menyembunyikan wajah malu, kenapa jadi teringat perkataan Refal.

Memang biasanya jam segini tempat ngebobrok dan ngealay Lia tuh di twitter.
Ta-tapi kan, kalau ada yang nungguin kealayan nya, Lia jadi malu.

Pokoknya malem ini, Lia gak akan buka Twitter titik.

Biar saja, Refal menunggu, aktif sendiri disana HAHA.

Lia bergerak mencari posisi nyaman, lalu mengeratkan selimut sampai ke leher. Satu detik, dua detik, tiga detik... lima detik telah terlalui dan masih aman.

Sampai detik ke sepuluh, Lia menendang selimut lalu bangun jadi duduk tegak. Kenapa hatinya jadi gak tenang gini si?

Lia mengerjap, memainkan bibirnya kecil, lalu melengos dan kembali menghempaskan tubuh ke ranjang.

Bodoamat!! Abaikan pesan receh Refal. Lagian, gak mungkin kan dia beneran nunggu Lia di tengah malam cuman gara-gara aktif Twitter?

Lia jadi mengerjap, tapi gimana kalau Refal benar-benar menunggu tengah malam begini? Lia jadi merasa bersalah kalau gitu.

Lia berdecak, sejak kapan ia jadi lemah begini sih. Oke fiks, ia akan mengabaikan Refal.

Lagian, siapa Refal dihidup Lia? Sampai ia bikin bimbang begini.

Lia jadi memejamkan mata, menarik selimut sebatas leher, terlelap karena tubuh lelah yang memang meronta minta istirahat. Tangannya terjulur menarik ponsel lalu membuka aplikasi burung biru.








"Sial."

**

Aku bilang update sabtu minggu tapi random wkwk sorry gaess, meskipun update sebelum 2 hari itu, tetep kok sabtu pasti update, kalau minggu bisa update atau nggak.😚

ACCISMUS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang