34

704 71 4
                                    

Refal menarik tangan Lia lalu membuka pintu UKS di sampingnya membuat Lia membelalak kaget pergerakan Refal yang tiba-tiba.

Refal menarik Lia untuk masuk lalu menutup pintu UKS. Lia yang kaget hanya bisa berdiam kaku, saat Refal mendekat menghampirinya membuat Lia refleks menutup netranya.

Tik

Netra Lia terbuka, ia mendapati Refal tengah tersenyum meledek sambil menatapnya membuat wajah Lia memanas.

Ugh sial!! Lia kan jadi mikir yang iya-iya barusan.

Lagian kenapa dirinya harus tutup mata sih? Bodoh!! Bikin malu!!

"Gue mau nyalain lampu. Abis di uks gelap banget meskipun masih siang. Apa gara-gara langitnya gelap ya?" Oceh Refal yang jelas tidak didengar oleh Lia.

"Ngapain seret gue?" Tanya Lia datar, menatap kemana saja asal jangan menatap Refal.

Refal duduk di salah satu brankar yang cukup jauh dari Lia. Hembusan napas keluar dari bibirnya. "Lo mau berdiri di situ? Duduk kali." Ujar Refal namun Lia bergeming tak menanggapi membuat Refal mengulum bibirnya, tentu saja Lia masih marah.

"Gue mau minta maaf." Ujar Refal serak membuat Lia mendongkak.

"Maaf udah marah sama lo kemarin, ngegas sama lo lagi pas waktu di Cafe. Maaf ya, padahal gue gak tahu kejadiannya kayak gimana tapi udah nyimpulin duluan." Ujar Refal menyesal membuat Lia terperangah.

Lia jadi berdehem, lalu membuang muka. "Hm, gapapa." Jawabnya membuat Refal mengangkat alis.

"Lo gak mau jelasin?" Tanya Refal membuat Lia berdecak. "Jelasin apa?" Tanyanya membuat Refal berdecih kecil.

Lia jadi menghela napas panjang, mengerti maksud Refal. "Gue udah pinggir lapang, mah ketemu sama lo. Lo nya lagi sama Sheiren, gue gak mau ganggu kalian, jadi gue ke gerbang ketemu Fauzan. Udah!" Jawab Lia cepat tak ingin menjelaskan panjang lebar.

Alis Refal semakin mengernyit. "Terus kata Kenath, lo nangis kenapa?" Lia jadi mengernyit mendelik. "Mana ada." Sanggahnya membuat Refal jadi diam-diam mengulum senyum peka.

Refal beranjak dari duduknya, langkah kakinya pasti mendekati Lia membuat Lia termundur sampai menabrak pintu kecil. Refal mengurung Lia di belakang pintu, tidak sempat Lia protes, Refal sudah menyeruakan kepalanya pada leher Lia.

Membuat Lia menahan nafas, Refal hanya menyimpan kepalanya pada bahu Lia tanpa melakukan apa-apa.

Jantung Lia berdegup kencang saat nafas Refal menerpa kulit lehernya.

"Iya deh, gue gak deket sama Sheiren lagi. Nanti lo nangis terus dipeluk Fauzan lagi kan bahaya." Ujar Refal membuat Lia memukulnya.

"Peluk apaan, ck." Kesal Lia membuat Refal terkekeh.

“Udah gini ke cewek mana aja?” tanya Lia datar membuat Refal terkekeh.

Padahal Lia sedang mati-matian menahan ekspresinya saat ini.

“Ke elo doang,” ujar Refal sambil mendongkak menatap Lia.

Refal menatap Lia sendu, sungguh dia rindu pada gadis depannya. Refal jadi menarik bibirnya ke atas membuat Lia jadi mengernyitkan kening.

“Lo gak kangen emang?” ujar Refal mengikis jarak membuat wajah mereka makin dekat karena memang tingginya hampir sepantar.

“Sejak kapan agresif gini sih?” ujar Lia sebal sambil mendorong kening Refal.

“Hehe sama lo doang,” ujar Refal memundurkan tubuhnya.

“Yaudah ayok balik,” ujar Lia memalingkan wajah.

Tidak kuat.

Hatinya tidak kuat jika bersama Refal sedekat ini.

Apalagi di uks sepi, gelap-gelapan sore hari mendung.

Refal yang melihat Lia menahan gugup mengulum senyum. Lalu mendekatkan wajah ke kuping Lia membuat Lia menahan nafas tidak siap.


















“Ciee gugup,”

Lia melotot segera menjauhkan Refal lalu mendengus sebal, padahal hatinya sudah jungkir balik. Lia segera membuka pintu lalu keluar merasa UKS sangat pengap hari ini.

Refal mengikuti langkah Lia dibelakang namun keningnya jadi mengernyit saat Lia tiba-tiba berhenti.

Kepala Refal menoleh ke depan, netranya membelalak kecil saat melihat Kenath dan Ailee berdiri di depan mereka dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Kalian... ngapain di uks berduaan?" Tanya Ailee membuat Lia dan Refal jadi tersentak membuang muka, seperti tersangka yang kena telak.

**

ACCISMUS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang