Sehari setelah pertunangan Lia dan Fauzan
Tangannya menggenggam sendok makan erat, kata-kata yang sudah ia rangkai tadi malam, tekad yang sudah ia bulatkan mendadak menguap melihat wajah Dani yang berseri setelah acara kemarin.
"Ada yang mau diomongin Lia?"
Lia mendongkak, menatap Diana yang sangat peka akan gerak geriknya sedari tadi.
"Hm, kenapa Nak?" Tanya Dani lembut, jadi mendongkak pada Lia yang duduk di sebrangnya.
"Itu... ehem, sebenernya Lia gasuka Fauzan." Ujar Lia pelan membuat Dani mengernyit begitu pula dengan Diana yang nampak kaget.
Tentu saja Diana tahu, putri semata wayangnya menyimpan perasaan pada Refal, tapi Diana tidak menyangka Lia akan menolak Fauzan terang-terangan di depan Dani.
Tapi, jika Lia ingin seperti itu, maka dengan senang hati Diana akan mendukungnya.
"Gak perlu di paksa sekarang, suka itu karena biasa dan nyaman, nanti kalau udah biasa pasti suka. Jalanin aja dulu, jangan terburu-buru." Jawab Dani lembut membuat Lia menggigiti bibirnya resah.
"Lia suka sama orang lain." Aku Lia dalam satu tarikan napas membuat Dani tersentak kecil.
"Orang lain? Maksudnya?" Tanya Dani mulai serius karena sepertinya ia tahu Lia akan membawa percakapan ini kemana.
"Kamu tahu kan arti perjodohan? Ini sudah disepakati kedua pihak sama orang tua Fauzan, Lia. Lagian, waktu itu kamu yang menyetujuinya."
"Waktu itu... waktu itu aku belum sadar kalau sukanya sama Refal." Jawab Lia meringis jadi malu sendiri dengan wajah merah membuat Diana terkekeh melihat putrinya yang sedang jatuh cinta sangat menggemaskan.
"Refal? Seperti tidak asing...." Dani berpikir. "Yang malem datang, yang ganteng." Jawab Diana membuat Dani terdiam sebentar.
Helaan napas kasar keluar dari mulutnya, sepertinya ia tahu rentetan kejadiannya. Pantas saja, pemuda kemarin menerobos saat ada acara, putrinya toh alasannya.
"Apa kemarin dia maksa kamu nolak perjodohan ini Lia?" Interogasi Dani membuat Lia tersentak, menggeleng keras.
"Bagaimanapun, perjodohan ini tidak bisa dibatalkan." Putus Dani akhirnya. "Lagian kamu plin-plan, Julia. Seharusnya, jika kamu suka orang lain, kamu harus yakin dengan pilihan kamu." Ujar Dani lagi membuat Lia menunduk, meremas tangannya.
Papahnya benar.
"Papah melakukan perjodohan ini bukan semata karena perjanjian dengan orang tua Fauzan, yang merupakan sahabat Papah. Tapi, Papah cuman ingin kamu ada yang menjaga selama Papah tidak berada di dekat kamu, dan lagi Papah yakin, Fauzan itu anak baik, dia lelaki yang bisa membimbing kamu menuju kebahagian." Ujar Dani membuat Lia mendongkak, mengernyit tidak suka.
"Tahu darimana aku bakalan bahagia bareng Fauzan? Sesuatu yang terpaksa itu gak akan berhasil akhirnya." Ujar Lia mencoba tidak berintonasi dingin seperti biasa, karena bagaimanapun Dani adalah Papah kesayangannya.
"Sekalipun kamu sama Refal--Refal itu, Papah gak akan ijinin, kalau kalian cuman bakal pacaran yang tidak jelas, dan cinta Refal ke kamu itu hanya sesaat. Itu hanya akan menganggu sekolah kamu kalau kamu putus nantinya." Ujar Dani mulai menghela napas lelah, baru menghadapi sikap Lia yang seperti ini seumur hidup.
"Refal bilang... dia bakal serius sama Lia." Jawab Lia akhirnya membuat Dani terkejut begitu pula dengan Diana yang sedari tadi diam.
"Kamu masih saja--,"
"Pah, udah. Lia kamu masuk kamar dulu ya, Nak. Mamah mau bicara sama Papah." Titah Diana yang langsung dituruti Lia.
Diana menatap Lia dengan pandangan seolah mengatakan "Tenang Lia!! Mamah pasti bakal bikin kamu jadi sama Refal!!" membuat Lia sedikit tersentuh ditengah ketegangan tadi.
"Kenapa Julia jadi seperti itu, Mah? Apa karena Refal yang ia sebut-sebut tadi?" Tanya Dani menghela napas gusar membuat Diana menyentuh bahunya lembut, memberi ketenangan.
"Papah gak tahu, justru Refal yang bikin Julia jadi berubah sedikit-sedikit, Pah. Lia yang biasanya dingin jadi lebih cair meskipun belum sepenuhnya, karena Refal. Raut wajah Lia yang biasanya keras dan dingin jadi mulai berubah, apa Papah gak sadar, raut wajah jadi mengendur dan ceria?" Tanya Diana membuat Dani tersentak.
Diana benar, Julia berubah meskipun sedikit saat ia pulang kesini.
"Mamah bersyukur sih, karena Refal, Lia bisa ngerasain masa SMA yang berwarna, gak terlalu abu-abu." Ujar Diana berseri.
"Tapi, anak nya saja masih belum jelas pada Lia saat ini. Mereka gak pacaran kan? Mungkin dia hanya omong kosong karena gak mau lihat Lia dijodohkan kan?" Ujar Dani masih enggan melembut.
"Jadi, mau maksa Lia tunangan sama Fauzan padahal dia suka Refal?" Tanya Diana membuat Dani terdiam.
"Sebenarnya membatalkan tunangan adalah masalah yang cukup fatal resikonya, tapi kalau Lia tidak bahagia, resiko sebesar apapun pasti Papah tanggung." Ujar Dani membuat Diana termangu.
Memang, Dani itu keras tapi tetap memikirkan kebahagian Lia pada akhirnya membuat Diana tersenyum bahagia begitu juga Lia yang terharu dari balik tembok.
"Yang jadi masalah disini Refal nya. Jika Refal benar hanya omong kosong akan serius, berarti Papah gak akan batalin pertunangannya. Papah udah bilang, tidak akan merestui pacaran kan?" Ujar Dani lagi.
"Ah... Mamah yakin Refal pasti gak main-main kok. Cuman, mungkin emang butuh waktu aja buat datang kesini, karena dari yang Mamah tahu, orang tua dia super sibuk." Ujar Diana melirik tembok di depannya lalu tersenyum. "Bener kan, Lia?" Tanya Diana membuat Lia berjengit kaget.
Lia jadi meringis kecil, menahan senyumnya.
"Iya. Pasti datang kok."
END
**
Lia bilang dia tunangannya Refal di eps sebelum ini, berarti Refal beneran dateng ke keluarga Lia dan meminang Lia.
Aseek meminang
Terima kasih untuk yang sudah baca dari chap 1 sampai chap ini, terharu banget.
Makasih banget🙏 apalagi yang udah dukung karya pemula ini dengan cara vote❤
Mohon maaf apabila banyak kesalahan dalam penggunaan EYD, banyak typo dll. Mohon dimaklumi karena masih belajar dan doanya untuk lebih baik ke depannya.
Next chapter epilog pas Refal tunangan sama Lia.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCISMUS [END]
أدب المراهقين# 1 - Nyesek 16 Agustus 2022 # 1 - Drummer 2 Oktober 2021 # 1 - Accismus 11 September 2021 # 1 - Liaitzy 30 Mei 2022 # 4 - Dowoon 18 Desember 2022 # 1 - Refal 1 Januari 2023 Refal menoleh kecil saat seseorang meneriakan namanya dibalik kerumunan, s...