28

753 65 0
                                    

Ailee mengernyit saat melihat kelas penuh dengan kertas bertebaran dimana-dimana.

Tangannya terjulur, mengambil kertas dan wajahnya mengeruh saat menemukan beberapa soal matematika di sana.

Ia jadi mendesah kasar, melirik pada Lia yang menunduk fokus mengerjakan soal dengan kacamata kotak hitam bertengger di hidungnya.

"Gila ya, galaunya orang pinter." Kagum Ailee, mengingat kata Kenath, bahwa Refal dan Lia sedang ada salah paham.

Karena jika Lia sedih, strees, atau pikirannya terganggu ia akan mengerjakan 100 soal matematika untuk mengalihkan perhatiannya.

Entah lebih atau kurang, tapi Ailee yakin Lia bisa mengisi semuanya.

"Apa nih? Soal mtk?" Tanya Alvin saat baru datang mengangkat kertas yang berada di mejanya. "Emang hari ini ulangan mtk?" Tanyanya lagi, lebih keras membuat Ailee menyenggolnya.

"Anjir sakit!! Lo mah beneran!" Kesal Alvin karena Ailee menyikutnya keras.

"Noh." Tunjuk Ailee dengan dagunya membuat Alvin menoleh masih kesal.

"Ahh pantes," ujarnya saat melihat ke kursi Lia. "Andai gue juga, setelah putus, kecerdasan otak meningkat." Ujar Alvin pelan.

Brukk

"Anjir!! Kenapa disimpen di kursi gue?" Tanya Kenath saat Lia menaruh tumpukan tinggi kertas soal di meja Yusuf.

"Penuh." Jawab Lia dingin lalu kembali duduk di bangkunya membuat Yusuf menarik kasar earphone yang ada di telinganya paksa sembari menganga.

**

Kenath menghentak-hentakan kaki kesal. Main game saja ia tidak bisa tenang, jadi ia memutuskan untuk main game di ruang Band. Biasanya jika pagi disana kosong.

Kenath membuka pintu lalu masuk dan duduk di kursi yang dekat dengan pintu. Ia mulai memakai earphone yang tersampir di leher lalu membuka ponsel.

DUG DUG DUG JRENG BRUK

"Anjir...Anjir!! apaan berisik?" Pekik Kenath menarik earphone kasar.

Kenath menganga saat melihat Refal tengah duduk di kursi drum nya dan memainkan drum seperti kesetanan.

"Astaga!!" Kenath mendesah kasar sembari memegang keningnya pusing.



"Galau ya galau aja ANJIR KENAPA KALIAN MERESAHKAN GUE??!!!" Teriak Kenath frustasi.

**

Refal mengernyit, mengangkat alis saat Jamie menyapa, melambaikan tangan membuat Refal jadi mengubah raut wajah.

"Kenapa Jem?" Tanya Refal membuat Jamie terkekeh, menampilkan sederet gigi putihnya.

"Ah itu, Smp mau adain reunian, butuh biaya. Ekhem... lo ada mau nyumbang gak gitu?" Tanya Jamie membuat Refal jadi beroh-ria lalu mengeluarkan lima lembar seratus ribuan dari dompetnya.

"Wah... elo emang malaikat banget bro!!!" Puji Jamie menerima uangnya lalu segera menyimpannya dalam saku celana.

Hati-hati apanya, Refal suka membual. Buktinya, sekarang masih tertipu jalur Jamie.

"Biasa aja," ujar Refal sudah ingin beranjak namun Jamie kembali menahannya.

"Eh--Fal, temenin gue yuk pulang sekolah!! Sebentar aja pliss!!!" Ajak Jamie memohon membuat Refal jadi mengangkat alis.

**

Refal celingak-celinguk saat Jamie mengajaknya ke Cafe simpang depan. "Kita mau ngapain?" Tanya Refal duduk di samping Jamie.

"Mau kencan buta." Jawab Jamie enteng membuat Refal menyemburkan minumannya.

"Ha? Apa? Kencan buta?" Kaget Refal membuat Jamie jadi bingung lalu mengangguk polos.

"Apaan? Gue pikir itu cuman ada di drakor yang suka ditonton Ailee doang." Ujar Refal mengelap bibirnya dengan tisu.

"Inget Ayu gak? Temen sekelas kita waktu smp? Nah, gue minta Ayu buat kenalin temennya, bosen jomblo mulu." Ujar Jamie.

"Terus kenapa ngajak gue?" Tanya Refal bingung. "Katanya dia bakal bawa temen karena malu kalau sendirian, ya, masa gue cowok sendirian, kan nanti agak gimana, jadi gue ajak elo. Siapa tahu kan Fal, elo juga klop sama temen ceweknya." Ujarnya membuat Refal jadi mendesah malas.

Refal menunduk membuka ponsel lalu membuka aplikasi instagram.

"Ouh... kalian udah datang?" Ujar Jamie membuat Refal jadi menoleh, mendongkak.

"Refal kan?"

Netra Refal jadi melebar saat Clairin menunjuknya. Bukan itu yang membuatnya kaget, tapi Lia yang berdiri kaku, mematung di samping Clairin sambil menatapnya.

Sial, ia kan sedang tidak ingin ketemu Lia.

Demi tuhan, pasti canggung sekali.

**

ACCISMUS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang