33

736 68 2
                                    

Mohon maaf baru kembali 😭🙏

Enjoyy gais :)

**

Kepala Lia menoleh, mendapati Refal dan teman ngebandnya di tangga gedung estrakulikuler di balik jendela kelas, karena gedung itu bersebrangan dengan kelasnya. Hanya terpisah oleh koridor.

Tapi itu tidak membuat berisik jika ada yang latihan alat musik atau Band karena ruangan musik, khusus dilengkapi pengedap suara agar tidak menganggu kegiatan belajar mengajar.

Ia jadi membuang muka, lalu duduk kembali. Rasanya seperti ada yang hilang, saat ia dan Refal seperti orang asing.

Padahal baru kemarin, tapi rasanya seperti sudah berbulan-bulan ia selek dengan Refal.

"Loh? Elo udah beli kacamata baru Lia? Padahal gue mau ganti, setidaknya elo bilang kek pas beli, biar gue nambahin dikit uangnya meskipun gak seberapa." Dean berucap sedih saat Lia memakai kacamata barunya membuat alis Lia terangkat.

"Bukannya ini dari elo? Gue mau ngucapin terimakasih langsung, lupa dari kemarin." Ujar Lia membuat Dean mengernyit, bingung.

"Bukan dari gue." Alis Lia terangkat.

"Tapi, lo bales chat, waktu gue bilang makasih." Lia menunjukan chatannya membuat Dean menggaruk belakang tengkuknya.

"Hari apa itu?"

"Sehari sebelum olimpiade, di kelas lagi mapel Mtk umum." Jawab Lia.

"Jam pertama ya? Hp gue kan dipinjem Refal, dia mau minta materi yang dikirim Bu Ayi." Jawab Dean membuat Lia mengerjap, kaget.

Dean jadi mengulum senyum dengan mata menyipit. "Ehm, gue ngerti. Ciee... kelihatan nya aja masing-masing eh taunya, hem ah." Goda Dean yang jelas membuat pipi Lia memerah.

"Jadi, waktu dia bilang kacamatanya bagus, itu dari dia?" Gumam Lia pelan, jadi berdiri lalu menoleh kembali pada Refal dari jendela kelas.

"Diliatin mulu, samperin napa." Lia menoleh mendapati Bella melipat tangan memperhatikan ke luar jendela kelas.

"Nih, nanti kasihin ke Refal." Bella menyodorkan air mineral membuat Lia menerimanya ragu.

"Lo, kalau gak disuruh gak bakal maju sendiri. Gue, udah gak aneh sebenernya, karena emang sifat elo kayak gini, cuek meskipun sebenernya bucin banget kan?" Bella menaikan alisnya membuat semburat merah muncul di pipinya.

Bella merangkul Lia gemas. "Duh, temen gue yang dingin, bisa imut juga ya lo! Refal emang keren dah." Ujar Bella membuat Lia berdecak, malu.

"Tapi Lia, kalau elo diem di tempat terus, nanti Refal nya keburu diambil orang." Bella menepuk pundak Lia pelan.

"Yang satu dingin, yang satu ah sudahlah." Ujar Bella jadi geleng-geleng kepala.

**

"Buset, wajah elo kenapa Zra?" Tanya Dimas membuat Ezra hanya terkekeh pelan.

"Jangan - jangan elo yang ngalahin si Rafi no 2 DR?" Navin memicing curiga, menyebut orang terkuat no 2 di DR, dalam hal preman.

Ezra jadi mendelik. "Nggak lah, gila!! Yang ngalahin Rafi itu-,"

"REFAL!!"

Mereka semua menoleh, mendapati seorang cewek yang tersenyum sembari membawa air mineral membuat Dimas jadi melambai refleks.

"Kenapa Jes?" Tanya Refal ramah, seperti biasa membuat cewek itu tersenyum.

"Aku bawain air buat kamu, ngeband pasti capek kan?" Cewek itu menyodorkan air mineral membuat Rizal ingin mengambilnya namun tangan Dimas memukulnya.

Refal jadi beroh-ria tak urung tersenyum. "Makasih ya Jes." Cewek itu mengangguk, merasa satu langkah sudah lebih dekat untuk menebus rasa bersalahnya.

"Kenalin, nama gue Rizal Perwira." Rizal mengulurkan tangan dengan senyum yang bisa meluluhkan wanita andalannya membuat Kenath mendelik sedangkan Ezra sudah memutar bola mata kesal.

"Buaya." Umpat Ezra tidak sadar diri, kepalanya jadi menoleh, mendapati Lia yang bergeming menatap ke arahnya dengan botol minum di tangan.

Ezra jadi menganga kecil, melirik Refal dan cewek di sampingnya. "Wah, seru nih." Ujarnya senang.

Lia menatap tajam ke arah keduanya seakan mengeluarkan tatapan laser dan auranya jadi semakin dingin.

"EH, ADA LIA."

Semuanya jadi menoleh kepada Lia membuat Lia jadi mengerjap kaget. Ezra berlari kecil menghampiri Lia dan merangkul pundaknya membalikan tubuhnya agar membelakangi mereka.

Refal mengangkat alis sedangkan Dimas dan Navin jadi saling pandang mengeluarkan senyum menahan agar tidak menggoda.

"Lo, mau ngasih minuman ke Refal kan?" Tanya Ezra pelan membuat Lia berdehem sudah tidak mood.

"Udah ada yang ngasih, gue pergi."

"Ehh, bentar dong." Ezra menahan badan Lia dengan rangkulannya membuat keduanya sangat intim membuat Refal jadi agak tidak rela.

"Kita panas-panasin Refal gimana? Gas lah." Ajak Ezra menunjukan deretan giginya membuat Lia menoleh mengangkat alis.

"Ayok, jangan ada damai di antara kita. Ini bisa jadi awal hubungan lo sama Refal lagi loh. Kalian lagi gak akur kan? " Ezra menyeringai membuat Lia mengulum bibirnya.

"Emang, bisa sama lo?" Tanya Lia ragu membuat Ezra mengumpat.

"Anjir, lo meragukan gue? Meskipun muka gue banyak plesternya, tapi sekali kedip si Tiara, dewi sekolah takluk sama gue." Ujar Ezra jadi kesal membuat Lia berdehem mengiyakan.

"Good, lo jangan masang muka begitu-, ah gue lupa muka lo emang kayak aspal begini. Rata." Lia memukul Ezra membuat Ezra terkekeh pelan.

Ezra berbalik dengan Lia yang masih dirangkulannya. Senyumannya mengembang sedangkan Lia berwajah datar.

"Eh, ada Lia. Tumben, mau ngasih minum ke Refal ya?" Tanya Dimas membuat Ezra kagum dengan kepekaannya.

Lia menggeleng pelan, ia menyodorkan air mineralnya pada Ezra membuat Ezra berakting terkejut dan bahagia yang membuat Refal bergeming melihatnya.

"Haduh, makasih banget Lia." Ezra membuka tutup botol, akan meminumnya namun botolnya direbut Refal.

"Yang ini aja, sayang masih banyak." Refal melemparkan botol yang tadi ia terima dari Jessica pada Ezra.

Refal beranjak, menggenggam tangan Lia dan beranjak membawanya pergi membuat semuanya heboh kecuali cewek yang bernama Jessica jadi menatap punggung keduanya bingung.

**

Bonus Refal lagi galau ditemani Kenath sambil main bekel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bonus Refal lagi galau ditemani Kenath sambil main bekel

ACCISMUS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang