Untuk kamu. Tolong Vote sebelum membaca agar cerita ini lebih baik kedepannya 😚
Karena satu vote bisa memberikan dampak besar.
**
"Ciee, yang udah jadian, senyum mulu perasaan." Goda Dimas membuat Refal yang menunduk pada ponsel jadi mendongkak lalu tersenyum menanggapi.
"Dahlah, jomblo diem aja." Ujar Ezra membuat Dimas mendelik sedangkan Navin sudah tertawa sembari memukul Kenath yang sedang bermain game.
Mereka berlima sedang duduk di ruangan tunggu Cafe, untuk bersiap manggung beberapa menit lagi.
SolasiBand merupakan bagian dari estrakulikuler musik di DR, namun ketua eskul mereka mengijinkan mereka manggung bila ada job, namun sengaja tidak memadatkan jadwal, hanya boleh seminggu satu kali, karena kesibukan sekolah juga.
Kecuali, jika kelima anggotanya mempunyai keinginan sendiri, maka estrakulikuler musik tidak bertanggung jawab jika ada apa-apa.
"Silahkan, segera naik ke panggung." Kelimanya mendongkak lalu mengangguk membuat manajer Cafe barusan kembali menutup pintu.
"Semangat gais," ujar Dimas namun tidak ada yang menyambutnya kecuali Refal yang memang ramah.
"Btw, pacar lo nonton gak Bang?" Tanya Navin yang dibalas gelengan oleh Refal.
"Nggak Vin, udah malem juga." Ujar Refal yakin, karena Lia tahu dia manggung malam ini saja tidak. Dia, agak canggung mengirim pesan pada Lia setelah Lia menembaknya.
"Loh kenapa? Hari jadi pertama harus nganterin pacar ngeband dong." Goda Navin yang langsung di apit oleh Ezra.
"Ck, bocil diem aja. Kepo banget hubungan orang." Seret Ezra membuat Navin memajukan bibir kesal.
"Lo..., masih belum hubungin Lia?" Tanya Kenath setelah semuanya keluar dari ruangan.
Refal berdehem, membuat Kenath mendesah kasar. "Hubungin lah Fal, mau canggung sampai kapan?"
Ada kejanggalan dalam hati Refal, ia jadi menghela napas berat. "Jujur gue seneng Lia nembak gue, seneng banget malah. Lo juga, tahu kan? Gue udah ngejar dari jaman kelas sepuluh."
"Terus?" Tanya Kenath.
"Kayaknya bukan gue aja, lo juga ngerasa aneh kan? Lia tiba-tiba nembak gue padahal dia gak suka sama gue?" Tanya Refal membuat Kenath tersentak, kaget.
"Siapa tahu kan? Gak ada yang tahu hati manusia bekerja Fal, jangan nyerah."
**
"Katanya gak dateng, tapi itu ada noh." Goda Navin sembari menyiapkan keyboard.
Refal jadi mengangkat alis, tidak menangkap maksud Navin.
"Biasalah, Refal gak mau bilang, karena takut Julia disalip gue." Ujar Dimas membuat Ezra yang sedang menyetel gitar nya mendelik.
"Orang sweet banget ya, pacaran. Manggung ditemenin, jadi mau pacaran juga." Ujar Ezra ngenest.
"Maksudnya?" Tanya Refal membuat Kenath menunjuk ke meja paling jauh dari tempat mereka ngeBand yang lurus dengan mereka.
Netra Refal membelalak kecil, cewek yang selalu memenuhi pikirannya ada disana, sedang duduk masih memakai seragam sekolah.
"Bella? Bella yang yutuber cantik itu? Anjir, kenalin gue dong, Ju." Rengek Johan mengingat siswi cantik yang terkenal karena beauty vloggernya.
"Yang ada Bella nya kabur, pas ketemu sama lo." Ejek Clairin membuat Johan mendelik tak suka.
Lia hanya berdehem menanggapi Johan, kepalanya masih pusing tentang apa yang harus ia lakukan untuk sekarang. Refal Hajidan, orang yang tidak berhenti memenuhi kepalanya hari ini.
Kepala Lia menoleh, mendapati Band yang sedang membawakan lagu Pamungkas-To the Bone ,yang akhir-akhir ini sedang populer.
Alisnya terangkat, menyadari bahwa Kenath--sepupunya-- berada di sana, memegang bass, yang artinya Refal juga ada disana.
Mulut Lia sedikit terbuka, menatap Refal yang sedang memukul drum sembari melihat ke arahnya. Sedetik kemudian, bibir Refal tersenyum yang membuat sebagian pengunjung Cafe menjerit.
"Itu Refal, kan Ju?" Tanya Johan.
"Eh iya, gila..., jadi daritadi dia ada disini? Takdir banget gak si?" Ujar Clairin takjub.
"Hei, tadi Refal senyum ke gue kan?"
"Senyum ke gue, ngarep lo!!"
"Ganteng banget ya? Gak sia-sia kita kesini pas kebetulan mereka manggung."
"Bukannya lo yang sengaja kepoin jadwal manggung mereka? Hahahaha."
Lia mengabaikan pertanyaan kedua temannya, belum lagi obrolan dari meja sebelah yang terdengar olehnya. Lia jadi mengerjap, menyisir setiap sudut Cafe yang penuh pengunjung.
Pantas saja, pasti mereka ingin melihat Band yang isinya serbuk berlian semua.
Lia mendengus, netranya beralih menatap Refal datar lalu kembali menghadap depan.
Tiba-tiba ia jadi kesal sendiri, beraninya Refal terus berlarian dikepalanya, membuat Lia tidak sempat memikirkan matematika karena sibuk memikirkannya.
"Ciee, jodoh kali Lia, buktinya gak direncanain kalian ketemu disini." Goda Clairin.
"Tadi lo nentang banget JuJu sama Refal, sekarang napa lo yang mleyot bangke." Kesal Johan.
"Mau pulang aja." Pamit Lia membuat Clairin dan Johan heboh menarik Lia untuk kembali duduk.
"Jangan dong bego, ini kesempatan buat elo jujur sama dia. Nanti, kalian pulang bareng aja." Ujar Clairin memberikan jempol membuat Johan menurutinya sembari mengangguk-angguk.
"Gak, ngomong disini aja." Tolak Lia.
"Kayak yang bisa aja, coba kita lihat nanti." Ejek Clairin menoleh pada Johan lalu menampilkan wajah mengejek membuat Lia mengernyit bingung.
"Tes..., hai pengunjung Cafe semuanya. Saya mau bilang ini hari spesial buat Band kita, karena drummer kita baru aja jadian, dan kebetulan pacarnya ada disini, gimana kalau kita panggil aja, buat maju dan nyanyi sama-sama?"
"Yang merasa pacarnya drummer ganteng kita, teruntuk Julia Jisu, silahkan maju ke depan."
"Eh?"
**
Terima kasih sudah membaca 😚
Jangan lupa share cerita ini ke siapapun 😚
Cast nya Refal aku ganti jadi Dowoon day6. Itu cuman khayalan aku, kalian bisa bayangin siapa aja.
See you.
Dowoon day 6 nih. 😚
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.