Soma adalah bahasa Kawi dan bahasa Sansekerta dari hari Senin.
Senin pagi.
Senin adalah hari yang Yara benci dalam hidupnya. Selasa sampai sabtu pun ia bekerja, tapi tak tahu kenapa ia hanya benci hari senin. Menurut Yara, hari senin itu selalu tak pernah absen dari yang namanya chaos dan hectic. Pasti ada saja masalahnya, ada saja hambatannya, dan ada saja kesulitannya.
Hari senin itu bisa dibilang hari yang horor bagi Yara, menakutkan sekali sampai-sampai selalu enggan bertemu dengan hari Senin.
"Selamat pagi!"
Yara mengulas senyuman tipis pada sosok pria yang sudah bersandar dengan gagah di sebelah mobil sedan hitamnya, tadinya menunggu Yara keluar rumah setelah Yara bersiap.
"Pagi," Sapa Yara balik, mendekati pria itu dan segera memasuki mobil bagian penumpang setelah dibantu dibukakan pintu.
"Sudah sarapan?" Tanya pria dengan pakaian kemeja formal itu, melirik Yara sekilas sebelum kembali fokus pada jalanan di depan mata.
Yara mengangguk, "Sudah. Bagaimana denganmu?"
"Sudah juga."
"Sarapan apa? Beli atau masak sendiri?" Tanya Yara lagi, memusatkan fokusnya pada sosok pria yang telah berkencan dengannya selama 3 bulan ini.
"Sarapan mie goreng."
Yara berdecak, "Astaga, Vino! Sudah berapa kali kukatakan untuk jangan terus menerus mengkonsumsi makanan instan? Itu tak baik untuk kesehatan! Kau bisa pergi sebentar ke depan komplek rumah untuk membeli nasi uduk atau bubur, 'kan?" Omelnya.
Vino terkekeh, sudah paling senang kalau Yara mengomel demi kebaikannya, itu artinya Yara peduli padanya, 'kan?
"Iya, iya maaf! Tadi ingin makan mie, jadinya aku memasak mie goreng untuk sarapan," Jawab Vino dengan tawa kecil.
Yara menatap Vino malas, "Aku sudah mengingatkanmu berulang kali, kalau diulangi lagi ya terserah!" Ucapnya malas.
Vino tersenyum makin lebar, sebelah tangannya ia gerakkan untuk mengusap kepala Yara, "Iya, sayang!"
Yara kemudian diam, merogoh ponsel dari dalam tasnya sembari Vino berucap, "Besok kencan, yuk?"
"Kemana?"
"Bagaimana dengan menonton bioskop? Ada film action baru yang rilis."
Yara mengangguk, walau sebenarnya ia tak suka film yang ber-genre action, setidaknya ia harus menuruti Vino sekali ini setelah kemarin-kemarin ia menolak ajakan kencan Vino, "Iya."
Hingga 25 menit kemudian, setelah melewati sebuah kemacetan yang normal terjadi di kota besar, mobil sedan Vino akhirnya terparkir juga di basement kantor sebelum sepasang kekasih itu memasuki kantor bersama dan menaiki elevator yang sama juga, sayang sekali mereka harus berpisah di tengah jalan karena lantai tujuan mereka berbeda, Vino di lantai 3 sedangkan Yara di lantai 8.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ Mi Casa
Fanfiction𝑲𝒂𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 𝑱𝒆𝒌𝒂, 𝒀𝒂𝒓𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝑴𝒊 𝑪𝒂𝒔𝒂-𝒏𝒚𝒂. 𝑱𝒆𝒌𝒂 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒑𝒖𝒍𝒂𝒏𝒈, 𝒌𝒆𝒓𝒖𝒎𝒂𝒉𝒏𝒚𝒂, 𝒌𝒆 𝑴𝒊 𝑪𝒂𝒔𝒂-𝒏𝒚𝒂. 𝑴𝒂𝒖𝒌𝒂𝒉 𝒀𝒂𝒓𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒌𝒂 𝒑𝒊𝒏𝒕𝒖 𝒂𝒈𝒂𝒓 𝑱𝒆𝒌𝒂 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒑𝒖𝒍𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒆 𝑴...