3; Soma

890 156 40
                                    

Soma adalah bahasa Kawi dan bahasa Sansekerta dari hari Senin.

Soma adalah bahasa Kawi dan bahasa Sansekerta dari hari Senin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senin pagi.

Senin adalah hari yang Yara benci dalam hidupnya. Selasa sampai sabtu pun ia bekerja, tapi tak tahu kenapa ia hanya benci hari senin. Menurut Yara, hari senin itu selalu tak pernah absen dari yang namanya chaos dan hectic. Pasti ada saja masalahnya, ada saja hambatannya, dan ada saja kesulitannya.

Hari senin itu bisa dibilang hari yang horor bagi Yara, menakutkan sekali sampai-sampai selalu enggan bertemu dengan hari Senin.

"Selamat pagi!"

Yara mengulas senyuman tipis pada sosok pria yang sudah bersandar dengan gagah di sebelah mobil sedan hitamnya, tadinya menunggu Yara keluar rumah setelah Yara bersiap.

"Pagi," Sapa Yara balik, mendekati pria itu dan segera memasuki mobil bagian penumpang setelah dibantu dibukakan pintu.

"Sudah sarapan?" Tanya pria dengan pakaian kemeja formal itu, melirik Yara sekilas sebelum kembali fokus pada jalanan di depan mata.

Yara mengangguk, "Sudah. Bagaimana denganmu?"

"Sudah juga."

"Sarapan apa? Beli atau masak sendiri?" Tanya Yara lagi, memusatkan fokusnya pada sosok pria yang telah berkencan dengannya selama 3 bulan ini.

"Sarapan mie goreng."

Yara berdecak, "Astaga, Vino! Sudah berapa kali kukatakan untuk jangan terus menerus mengkonsumsi makanan instan? Itu tak baik untuk kesehatan! Kau bisa pergi sebentar ke depan komplek rumah untuk membeli nasi uduk atau bubur, 'kan?" Omelnya.

Vino terkekeh, sudah paling senang kalau Yara mengomel demi kebaikannya, itu artinya Yara peduli padanya, 'kan?

"Iya, iya maaf! Tadi ingin makan mie, jadinya aku memasak mie goreng untuk sarapan," Jawab Vino dengan tawa kecil.

Yara menatap Vino malas, "Aku sudah mengingatkanmu berulang kali, kalau diulangi lagi ya terserah!" Ucapnya malas.

Vino tersenyum makin lebar, sebelah tangannya ia gerakkan untuk mengusap kepala Yara, "Iya, sayang!"

Yara kemudian diam, merogoh ponsel dari dalam tasnya sembari Vino berucap, "Besok kencan, yuk?"

"Kemana?"

"Bagaimana dengan menonton bioskop? Ada film action baru yang rilis."

Yara mengangguk, walau sebenarnya ia tak suka film yang ber-genre action, setidaknya ia harus menuruti Vino sekali ini setelah kemarin-kemarin ia menolak ajakan kencan Vino, "Iya."

Hingga 25 menit kemudian, setelah melewati sebuah kemacetan yang normal terjadi di kota besar, mobil sedan Vino akhirnya terparkir juga di basement kantor sebelum sepasang kekasih itu memasuki kantor bersama dan menaiki elevator yang sama juga, sayang sekali mereka harus berpisah di tengah jalan karena lantai tujuan mereka berbeda, Vino di lantai 3 sedangkan Yara di lantai 8.

✓ Mi CasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang