Jeka sedang galau, jangan diganggu.
Di masa-masa yang galau seperti ini membuat siapapun akan menjadi lebih sensitif, tak terkecuali Jeka. Kegalauannya membuat dirinya jadi sensitif, suka marah, dan rewel.
Seperti hari ini contohnya, Nara bahkan sampai melapor pada Niko kalau hari ini ia disusahkan dengan Jeka yang mendadak jadi begitu pemarah. Nara tak mengenal Jeka sebagai sosok yang hangat, ia memang sudah tahu dari awal kalau Jeka itu sedingin es dan sekeras batu, berbanding terbalik dengan Niko yang hangat dan supel. Hanya saja hari ini berbeda, ketika baru sampai kantor pun raut pria itu sudah mengerikan dengan tatapan tajam yang menghunus, dahi berkerut, dengan bibir yang tak ingin tertarik membentang sebuah senyuman sedikit pun.
Belum lagi ketika jam kantor telah berjalan, Jeka mendadak marah-marah dan semua karyawan lapor pada Nara yang notabene-nya menjabat sebagai sekretaris pribadi Jeka, semuanya menanyakan pada Nara tentang ada apa dengan Jeka hari ini.
Jeka sedang ingin mengamuk pada semua orang, ia ingin menyampaikan rasa kesal hatinya pada orang lain, karena itu apapun yang dilakukan orang disekitarnya akan sangat membuatnya terganggu dan marah. Walaupun karyawannya benar pun Jeka tetap memarahi dan mengomel hanya untuk menyalurkan rasa kesalnya.
"Pak Niko sudah datang, pak!" Lapor Nara setelah mengetuk beberapa kali pintu Jeka.
Jeka mengangguk kecil, menyeruput tehnya dan mengancingkan tuxedo yang ia kenakan. Ia menutup layar laptopnya dan meraih seluruh berkas yang akan ia butuhkan untuk meeting bersama Niko.
"Hai, bro!" Sapa Niko ceria, masuk ke dalam ruangan kantornya dengan sang sekretaris.
Jeka berdecak kecil, "Ini kantor," Katanya dengan tak ramah, membuat Niko langsung diam, senyuman dan raut wajah secerah matahari mendadak hilang dari wajah si pria Niko.
Nara memasang wajah bersalah ketika Niko menatapnya, berniat tanya tentang apa yang membuat Jeka seperti ini.
Tentu Niko tahu kalau Jeka sedang tak dalam mood-nya hari ini, ia tidak barusan kenal Jeka 1 tahun atau 2 tahun, atau bahkan sejak kerja sama ini berjalan. Ia sudah mengenal Jeka hampir 9 tahun lamanya.
"Langsung saja, setelah ini aku ada meeting dengan klien lain!" Kata Jeka, dengan ekspresi keras di wajahnya.
Niko bersumpah, Jeka tampak mengerikan dan menyebalkan.
Niko mengangguk, melirik sekretarisnya yang juga merasa tegang layaknya Niko. Atmosfir di ruangan ini rasanya gelap sekali sampai mau menyunggingkan senyum pun mereka tak berani.
Niko berdehem untuk mencairkan suasana, rasa-rasanya ia harus mengajak Jeka berbincang malam nanti, siapa tahu pria itu butuh teman untuk mengobrol, 'kan?
Setelah Lia memberikan berkas padanya, Niko hendak mulai mengeluarkan suaranya, bertepatan dengan Nara yang masuk ke dalam ruangan untuk membawakan segelas teh. Nara meletakkan cangkir-cangkir itu di atas meja bersamaan dengan Niko yang mulai menjelaskan segala macam sesuatu yang harus ia jelaskan pada Jeka mengenai kerja sama antar kedua perusahaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ Mi Casa
Fanfiction𝑲𝒂𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 𝑱𝒆𝒌𝒂, 𝒀𝒂𝒓𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝑴𝒊 𝑪𝒂𝒔𝒂-𝒏𝒚𝒂. 𝑱𝒆𝒌𝒂 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒑𝒖𝒍𝒂𝒏𝒈, 𝒌𝒆𝒓𝒖𝒎𝒂𝒉𝒏𝒚𝒂, 𝒌𝒆 𝑴𝒊 𝑪𝒂𝒔𝒂-𝒏𝒚𝒂. 𝑴𝒂𝒖𝒌𝒂𝒉 𝒀𝒂𝒓𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒌𝒂 𝒑𝒊𝒏𝒕𝒖 𝒂𝒈𝒂𝒓 𝑱𝒆𝒌𝒂 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒑𝒖𝒍𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒆 𝑴...