Sudah mengambil cuti kerja dari perusahaan Niko sejak usia kandungannya berusia 8 bulan, Yara yang kini telah membawa janin di perutnya selama 9 bulan jadi punya kegiatan baru selama ia tak bekerja dan menanti kelahiran anaknya, yaitu memberi makan ikan koi dan juga kuda-kudanya. Itu adalah kegiatan yang suka Yara lakukan sejak ia cuti, tak ada alasan baginya untuk bosan walaupun di rumah seharian. Bangun tidur memberi makan, siang memberi makan, dan malam juga memberi makan. Ia begitu sibuk, 'kan?
Seperti pagi ini saja, setelah sarapan dengan Jeka, wanita itu sudah bersiap untuk memberi makan sate dan ayam, ia sudah minta pada pak Parman untuk dibelikan rumput gajah yang banyak agar sate dan ayam dapat makan dengan baik.
"Jangan buru-buru!" Peringat Jeka ketika Yara menenggak minuman tanpa jeda.
"Aku harus memberi makan ikan, sate, dan ayam!" Jawab wanita itu, mengusap area mulutnya dengan tissue, barang kali ada sisa susu hamil disana.
"Iya, nanti dulu! Mari bicara sebentar," Kata Jeka, membuat Yara yang tadinya hendak beranjak dari meja makan jadi mengurungkan niat.
"Bicara apa?"
"Jadwal persalinanmu masih 15 hari lagi, tapi kita sudah harus menyiapkan segala sesuatu, 'kan? Maksudku, kita sudah mempersiapkan segalanya, tapi apa ada yang menurutmu masih kurang? Kau bisa katakan padaku, nanti langsung kusiapkan!"
Iya, memang secepat itu rasanya Yara membawa calon bayi dalam kandungan. Rasanya seperti baru bulan kemarin ia memberikan tagihan listrik berisi test pack pada Jeka, tapi 15 hari lagi ia malah sudah dijadwalkan untuk melahirkan secara normal.
"Apa aku sudah bilang kalau aku ingin kamar anak kita diberi playmate?"
"Belum."
"Nah, iya itu! Aku ingin diberi playmate agar lebih aman, kalau marmer 'kan keras, bisa bahaya kalau misalnya jatuh," Jelas Yara.
Jeka mengangguk, "Tapi apa tidak terlalu dini kalau diberi playmate sekarang?"
"Ya biar sekalian, Jeka!"
"Ya sudah, nanti kuhubungi tukang untuk memasang playmate! Cari saja mana playmate yang kau mau, nanti kirimkan padaku," Putus Jeka kemudian.
Yara mengacungkan jempol, "Oke!"
"Hati-hati di rumah, aku pergi kerja dulu! Kalau ada apa-apa langsung panggil pak Parman, ya!"
Yara mengangguk, merentangkan tangannya pada Jeka yang telah beranjak untuk bersiap meninggalkan rumah. Ia memeluk tubuh suaminya itu dan menghirup aroma tubuh Jeka yang selalu bisa membuatnya senang, "I love you, Jek."
Jeka terkekeh kecil, "Tumben?"
"Ya ingin saja."
Jeka mengusap kepala istrinya, "I love you and peanut more!"
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ Mi Casa
Fanfiction𝑲𝒂𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 𝑱𝒆𝒌𝒂, 𝒀𝒂𝒓𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝑴𝒊 𝑪𝒂𝒔𝒂-𝒏𝒚𝒂. 𝑱𝒆𝒌𝒂 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒑𝒖𝒍𝒂𝒏𝒈, 𝒌𝒆𝒓𝒖𝒎𝒂𝒉𝒏𝒚𝒂, 𝒌𝒆 𝑴𝒊 𝑪𝒂𝒔𝒂-𝒏𝒚𝒂. 𝑴𝒂𝒖𝒌𝒂𝒉 𝒀𝒂𝒓𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒌𝒂 𝒑𝒊𝒏𝒕𝒖 𝒂𝒈𝒂𝒓 𝑱𝒆𝒌𝒂 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒑𝒖𝒍𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒆 𝑴...