Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mbak, Sera pulang duluan, ya! Akan pergi kencan."
Yara mengangguk dengan senyuman lebar, senang mendengar bahwa Sera akan pergi berkencan dengan sang calon kekasih, "Iya, hati-hati dijalan dan nikmati kencanmu!"
Setelah Sera pergi, Yara segera membawa tasnya dan juga beberapa berkas yang harus ia berikan pada Niko. Sekalian ia akan pulang bersama Niko sore ini, mereka berdua punya janji untuk pergi makan malam bersama. Karena jujur saja, sejak Niko bersama Nara, Yara jadi punya waktu sedikit untuk bisa bersama Niko.
Dalam elevator ia berpikir tentang makanan apa yang akan ia makan dengan Niko nanti, beberapa kandidat makanan telah muncul dalam otaknya satu per satu. Sate, ayam goreng, burger, dimsum, dan nasi padang jadi kandidat pertama yang muncul dalam pikirannya ketika berpikir tentang makan malam.
Ah, perutnya sudah lapar sekali.
Ketika keluar dari elevator, Yara tak mendapati Lia dimeja kerjanya, jadi Yara pikir gadis itu sudah pulang. Maka, Yara langsung saja membuka pintu ruangan Niko sembari berseru, "Niko, ayo kita makan dimsum dan nasi padang--"
Yara menghentikan teriakannya ketika matanya menangkap Niko dan Jeka tengah menatapnya, ia buru-buru mengulas senyuman canggung sembari menutup pintu, "M-Maaf, saya tidak tahu kalau pak Jeka ada disini!"
Benar, dia sama sekali tidak tahu kalau Jeka akan ada disini dan-- apa itu tadi? Kenapa Jeka bisa ada disini? Ini pertemuan perdana mereka sejak 1 bulan tak berpapasan sama sekali.
"Tak apa, hanya bicara ringan tentang kerja sama! Masuklah!" Kata Niko yang diangguki oleh Yara, meninggalkan kedua pria itu di sofa sedang ia duduk di kursi kebesaran milik Niko sekalian meletakkan berkas yang akan ia berikan pada Niko.
Yara langsung berdecak ketika melihat tuxedo warna hitam milik Niko lagi-lagi ada di atas lantai, "Niko, aku sudah bilang jangan sampai membiarkan tuxedo-mu jatuh di lantai!"
Setelah ia melipat tuxedo Niko dan sedikit merapihkan meja kerja pria itu, Yara menyandarkan dirinya di kursi kerja milik Niko, melihat Niko dan Jeka yang tampaknya sedang asyik membicarakan sesuatu mengenai kerja sama yang tak Yara pahami sama sekali.
Jeka kelihatan tampan sekali malam ini, rambutnya tertata klimis dengan kemeja yang lengannya telah digulung dan 2 kancing terbuka di bagian dada.
Astaga, itu tak baik untuk kesehatan jantung Yara! Bisa tidak sih oknum yang satu itu mengurangi sedikit tingkat ketampanannya?
Yara berdehem kecil ketika menyadari bahwa ia baru saja memikirkan sesuatu yang tak sepantasnya ia pikirkan. Lantas ia membuang pandangannya ke atap ruangan, memilih untuk berpikir tentang makanan apa yang akan ia beli bersama Niko nanti, selain dimsum dan nasi Padang.