20; Mi Casa

768 135 73
                                    

Mi Casa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mi Casa.

Sebuah kata yang mungkin tak pernah Yara dengar sebelumnya, tapi gadis itu mendadak menyukai kata itu setelah mencari tahu artinya di laman pencarian. Malam itu, setelah Jeka mengatakan seluruh perasaannya pada Yara dengan menyinggung kata Mi Casa yang diselipkan dalam kalimat pria itu, Yara jadi langsung buru-buru mencari arti dari kata Mi Casa ketika Jeka telah pamit pulang.

Mi Casa, artinya rumah.

Indah sekali, ya? Mi Casa. Yara bahkan masih terbayang kata Mi Casa hingga hari ini, sudah 3 hari lamanya sejak ia pertama kali dengar kata Mi Casa dari bibir sang pujaan hati.

Yara Mi Casa-nya Jeka. Maka kalau begitu, Jeka juga jadi Mi Casa Yara. Mereka jadi Mi Casa masing-masing, melengkapi masing-masing.

Ah, tidak tahu, deh! Yara sedang mabuk kepayang karena Jeka dan kata Mi Casa.

"Sera, kau tahu kata Mi Casa?"

Sera mengangguk, setelah menyeruput milkshake strawberry miliknya, ia menoleh pada Yara yang terlihat melamun dengan senyuman menghadap ke kaca cafe yang bertatapan langsung dengan jalanan ramai kota ini, "Iya, tahu. Kenapa?"

"Indah sekali, ya?"

Sera mengernyit, "Hm? Apanya yang indah?"

"Mi Casa, indah sekali."

"Ah, iya! Mbak Yara baru tahu Mi Casa?"

Yara mengangguk, tangannya masih memainkan sedotan pada lemon tea di gelasnya, pikirannya melayang pada sosok Jeka walau mulutnya sedang berbicara pada Sera, "Iya. Kau tahu darimana tentang Mi Casa?"

"Dari beberapa novel dan lagu dari boy group kesukaan Sera. Mi Casa bermakna rumah, memang cantik sih artinya!" Jawab Sera, mengangguk-anggukkan kepalanya pelan.

Yara tersenyum makin lebar, kini perhaluannya tentang Jeka telah menguar entah kemana, ia menoleh pada Sera dan berkata, "Aku suka kata Mi Casa! Pokoknya aku suka, Ser. Astaga, kalau memikirkan kata Mi Casa rasanya perutku diterbangi kupu-kupu!" Serunya cepat sembari terkikik malu, jangan lupakan kedua pipinya yang mendadak merona.

Tak ayal hal aneh yang sedang menimpa Yara ini membuat Sera mengernyit penuh kebingungan. Ada apa dengan temannya ini? Kenapa seperti gadis muda yang tengah kasmaran?

"Mbak Yara ini kenapa?" Tanyanya.

Yara menggeleng, senyuman dengan pipi merona masih ada di wajahnya, ia dengan malu-malu menatap segelas lemon tea di depannya, "Tidak, kok!"

"Sedang jatuh cinta ya, mbak? Setelah putus dari mas Vino sudah dapat pengganti yang baru?"

Ah, Vino. Mendengar kata Vino langsung membuat senyuman malu-malu milik Yara jadi menghilang.

"Terlalu cepat ya kalau aku punya pengganti baru?" Tanya Yara dengan nada bersalah.

Sera diam beberapa detik sebelum menggeleng kecil, "Tidak juga, sih! Lagipula dalam kasus putus hubungannya mbak Yara dan mas Vino ini 'kan karena mas Vino yang seakan-akan berselingkuh dari mbak Yara, menurutku tak masalah sih kalau sudah punya pengganti mas Vino."

✓ Mi CasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang