ampuni aku yang telat update huhu
Mau tahu tidak bagaimana rasanya menjadi istri dari seorang Jeka Arche? Tanyakan saja pada Yara, gadis dengan rambut sebahu itu baru saja merasakan rasanya menjadi istri Jeka dan kalau bisa dijawab, pasti Yara menjawab dengan semangat kalau rasanya luar biasa menyenangkan dan membahagiakan sekali.
Ya bagaimana tidak bahagia kalau akhirnya dia bisa menikahi pria yang sudah menempati hatinya sejak hampir 8 tahun lamanya?
Namun, bukan Yara namanya kalau tidak takut bahagia. Gadis itu terlalu takut untuk bahagia berlebihan. Bukan apa-apa, hanya mempersiapkan kemungkinan saja kalau memang di masa depan ada pertengkaran yang membuat dirinya menjadi tak lagi bahagia. Yara tam berharap dan tak ingin itu terjadi, tapi siapa tahu, 'kan? Yara lebih suka sedia payung sebelum hujan daripada harus basah kuyup duluan baru menemukan payung.
Yara menggambarkan kehidupan pernikahannya dengan Jeka seperti kopi susu.
Kopi susu, satu sisi pahit, satu sisi manis. Begitulah kira-kira ia menggambarkan bagaimana hubungannya dengan Jeka setelah bertunangan, bahkan setelah menikah ini.
Memang belum satu hari mereka menjadi suami istri, masih dalam hitungan jam saja, tapi Yara sudah berani menggambarkan kehidupannya dengan Jeka sebagai permen kopi susu. Yara yakin kalau kehidupan pernikahan itu tak hanya melulu soal bahagia atau keromantisan. Kehidupan pernikahan itu juga akan terisi dengan pertengkaran kecil, pertengkaran besar, ataupun kesedihan.
Tentu saja! Mana ada kehidupan yang bahagia melulu atau sedih melulu? Tidak seperti itu, 'kan? Tuhan itu memberikan kehidupan yang adil bagi semua manusia, akan ada kebahagiaan, akan ada juga kesedihan. Ada manis, ada juga pahit.
Apalagi Yara punya trauma mendalam tentang ketidakutuhan hubungan pernikahan kedua orang tuanya, karena itu Yara sudah sedia payung sebelum hujan tiba.
Kembali lagi tentang pernikahan Jeka dan Yara. Pagi tadi acara pernikahan mereka telah terlaksana dan malam ini adalah acara resepsi. Sudah sejak pukul 6 malam tadi acaranya berjalan dengan sangat mewah, tentu saja mewah karena keluarga Arche yang merencanakan semua resepsi, mengingat mereka punya banyak sanak saudara dan juga relasi. Sudah 1 jam lebih juga Yara melangkah kesana kemari dengan gaun dan heels untuk menyambut kolega suaminya satu per satu, rasanya Yara sudah lelah sekali, tapi rasa lelah itu seakan tertutup oleh rasa bahagia yang sejak pagi tak beranjak dari tubuhnya.
"Saya bekerja sebagai karyawan di perusahaan pak Niko!" Jawab Yara, menjawab pertanyaan dari seorang kolega Jeka yang bertanya kepadanya.
"Karyawan? Kenapa tidak bekerja di perusahaan pak Jeka saja, Bu? Sama-sama punya perusahaan besar."
Yara menggeleng kecil dengan senyuman, "Saya sudah bekerja cukup lama disana dan saya nyaman berada disana!"
"Kalau perempuan itu lebih baik tinggal di rumah saja, Bu! Apalagi suaminya sudah kaya raya seperti pak Jeka, cukup duduk manis saja dan uang akan datang dengan sendirinya dari suami. Kenapa harus susah-susah bekerja kalau sudah punya suami semapan pak Jeka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ Mi Casa
Fanfiction𝑲𝒂𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 𝑱𝒆𝒌𝒂, 𝒀𝒂𝒓𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝑴𝒊 𝑪𝒂𝒔𝒂-𝒏𝒚𝒂. 𝑱𝒆𝒌𝒂 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒑𝒖𝒍𝒂𝒏𝒈, 𝒌𝒆𝒓𝒖𝒎𝒂𝒉𝒏𝒚𝒂, 𝒌𝒆 𝑴𝒊 𝑪𝒂𝒔𝒂-𝒏𝒚𝒂. 𝑴𝒂𝒖𝒌𝒂𝒉 𝒀𝒂𝒓𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒌𝒂 𝒑𝒊𝒏𝒕𝒖 𝒂𝒈𝒂𝒓 𝑱𝒆𝒌𝒂 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒑𝒖𝒍𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒆 𝑴...