Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Enak tidak?"
Yara mengulum senyuman ketika melihat suaminya melangkah keluar dari dapur dengan sebuah gelas bersih, sedang bertanya padanya dan sang putra yang duduk di meja makan untuk menikmati hidangan makan malam yang khusus di masak oleh bapak Jeka Arche.
Tadi sore, ketika Yara sedang bertanya tentang menu apa yang Jeka dan Altair inginkan untuk makan malam, suaminya itu tiba-tiba mengajukan diri untuk membuat makan malam setelah belajar dari internet beberapa hari yang lalu ketika menunggu Yara berbelanja baju di salah satu pusat perbelanjaan di kota.
Altair meletakkan sendoknya hanya untuk memberi dua jempolnya pada Jeka, "Enak sekali, pa! Ternyata papa juga pandai memasak seperti bunda."
"Papa dulu pernah tinggal di luar negeri sendirian 7 tahun, tentu saja papa harus bisa memasak sendiri," Jelas Jeka.
Altair hanya diam, dalam hati membatin kalau sudah tahu bahwa sang papa pernah tinggal lama di Amsterdam untuk berkuliah, papanya itu pernah bercerita padanya dan sang kakak ketika dalam mobil untuk perjalanan menuju rumah kakek neneknya.
Yara tak banyak berkomentar, hanya kembali melahap lauk sederhana tapi nikmat yang berhasil Jeka buat. Ini hanya orek tempe teri pedas, tapi rasanya mampu membuat Yara ingin menambah nasi terus menerus ke dalam piring. Apalagi yang membuat suami tercinta, rasanya jadi semakin lezat.
"Enak?" Tanya Jeka sembari mengambil duduk di sebelah Yara, menyentuh kepala istrinya.
Yara mengangguk, "Enak! Kalau diberi pete mungkin lebih enak, ya?"
"Ewh, pete tidak enak bunda!" Sahut Altair.
"Enak, Al saja yang tidak suka!" Jawab Yara.
"Dulu papa juga tidak suka pete, Al! Tapi bunda terus mengajari papa makan pete, jadinya papa ketagihan, deh! Sama jengkol juga," Kata Jeka dengan kekehan, menuangkan air mineral ke dalam gelas kosong untuk ia letakkan di depan piring Yara.
"Papa memang bucin akut pada bunda!"
Jeka tertawa, "Heh, bucin itu diperlukan dalam sebuah hubungan! Kamu nanti kalau sudah dewasa juga harus bucin pada pasangan, tapi jangan sampai bucin yang membuat bodoh, bucin sewajarnya saja!"
"Bucin yang sampai bodoh itu yang bagaimana, pa? Yang seperti kakak?"
Yara dan Jeka kompak tergelak ketika mendengar pertanyaan Altair yang menurut mereka amat sangat lucu. Pasalnya perbincangan tentang kebucinan Abel menjadi topik yang hangat di keluarga Arche, karena Abel dan Arcel memang sebucin itu kalau berpacaran.
"Iya, benar!" Seru Jeka dengan tawa.
"Jangan meledek anaknya, pa! Ingat, kamu dulu juga bucin sampai bodoh waktu sekolah dulu dengan mantanmu itu," Sindir Yara disertai deheman kecil.
Jeka melotot, "Kok bawa mantan?"
"Papa punya mantan, Bun?" Tanya Altair.
Yara mengangguk, "Punya, dong! Dulu papa tidak mau dengan bunda soalnya sudah punya pacar, pacarnya cantik sekali, namanya--"