chapter ini panjang pol guys hehe hampir 4k words
"Yar, dimana susunya?"
Yara yang sedang membereskan meja ruang tamu dengan berlutut jadi berdiri, kepalanya celingukan pada sosok Gianna yang sedang mencari sebotol susu pisang di dalam lemari es-nya, "Ada disana, Gianna! Coba cari lagi, memang tinggal beberapa saja, tertutup dengan minuman kaleng."
"Gianna kebiasaan, deh! Selalu tidak teliti begitu," Komentar Wendy, meletakkan ponselnya di sisi sofa yang kosong sebelum menghampiri Gianna dan membantu perempuan itu mencari susu pisang.
Sedang Yara kembali membereskan meja, mengumpulkan sampah wadah makanan dan kaleng minuman yang dirinya dan ketiga sahabatnya konsumsi untuk makan malam hari ini.
"Sini, biar kubuangkan!" Kata Joya, mengambil kantong plastik berisikan sampah dari tangan Yara.
"Terima kasih!" Ucapnya sebelum menyemprot meja dengan cairan pembersih kaca dan membersihkannya dengan amat sangat bersih karena Gianna dan dirinya suka lalai kalau makan, suka sekali menumpahkan kuah.
"Tinggal 2 botol, kuambil satu, ya! Tak apa, 'kan?" Tanya Gianna, menunjukkan sebotol susu berwarna kuning cerah pada Yara.
Yara mengangguk, ia sedang baik hari ini, jadi ia biarkan saja Gianna ambil stok susu pisang terakhirnya. Setelah meja telah bersih seperti semula, Yara kembali bergabung untuk duduk di sofa bersama ketiga temannya setelah meletakkan alat pembersih meja di etalase khusus alat pembersih rumah.
"Lihat apa sih, Joy? Dari tadi tidak jadi terus!" Kesal Wendy melihat Joya yang menggonta-ganti channel televisi.
Joya berdecak, "Tak ada yang bagus dari siaran televisi malam ini!"
"Lihat film saja, yuk? Ada film comedy romance yang baru rilis, kalian tahu tidak?" Saran Gianna.
Joya langsung menyerahkan remote televisi milik Yara kepada Gianna, membiarkan Gianna mengganti siaran televisi tak seru menjadi sebuah film yang kalau didengar dari genre-nya saja terdengar seru bagi keempat manusia berjenis kelamin perempuan itu.
"Kalian mau menginap disini?" Tawar Yara, "Aku belum siapkan kamar--"
Yara menghentikan perkataannya ketika suara bel terdengar dari depan, "Sebentar!" Katanya, berniat pamit untuk membuka pintu.
"Heh, jangan sendirian! Biar kutemani," Kata Wendy, buru-buru meletakkan sebungkus keripik kentang diatas paha Joya dan menyusul Yara.
"Siapa Yar?" Tanya Wendy sesaat setelah Yara membuka pintu dan keduanya celingukan melihat seseorang yang membunyikan bel.
Yara mendelik ketika melihat bahwa oknum yang memencet bel adalah Jeka, gadis itu langsung menoleh pada Wendy yang masih berusaha menebak siapa sosok laki-laki yang berdiri di depan pagar Yara, salahkan matanya yang minus hingga ia tak bisa melihat dengan jelas. Pasalnya, Wendy dan Gianna ini masih belum tahu perihal hubungan diantara Jeka dan Yara.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ Mi Casa
Fanfiction𝑲𝒂𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 𝑱𝒆𝒌𝒂, 𝒀𝒂𝒓𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝑴𝒊 𝑪𝒂𝒔𝒂-𝒏𝒚𝒂. 𝑱𝒆𝒌𝒂 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒑𝒖𝒍𝒂𝒏𝒈, 𝒌𝒆𝒓𝒖𝒎𝒂𝒉𝒏𝒚𝒂, 𝒌𝒆 𝑴𝒊 𝑪𝒂𝒔𝒂-𝒏𝒚𝒂. 𝑴𝒂𝒖𝒌𝒂𝒉 𝒀𝒂𝒓𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒌𝒂 𝒑𝒊𝒏𝒕𝒖 𝒂𝒈𝒂𝒓 𝑱𝒆𝒌𝒂 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒑𝒖𝒍𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒆 𝑴...