Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Pak, ada surat tagihan listrik yang baru datang, tidak?"
Security kediaman Jeka itu mendadak langsung meletakkan kembali cangkir kopi yang baru hendak diseruputnya ketika mendengar suara istri sang bos. Beranjak dari duduknya, dia memberikan hormat pada nyonya Arche yang berkunjung ke pos security sabtu sore ini.
"Siap! Ada, bu! Suratnya baru tiba siang tadi, niatnya mau saya berikan pada bapak kalau beliau sudah kembali bekerja," Jawab Jono, salah satu security yang dipercaya oleh Jeka untuk menjaga bagian depan rumah.
"Boleh saya saja yang bawa, pak? Nanti saya berikan sendiri pada Jeka," Minta Yara, menunjuk amplop putih berlogokan logo resmi perusahaan listrik negara ini.
Jono sempat kebingungan sebelum akhirnya mengangguk, "Oh, iya, Bu! Tapi kok tumben?"
Yara tertawa kecil dengan gelengan setelah amplop itu sudah berada di tangannya, "Saya ingin mengecek tagihannya juga, pak. Terima kasih, pak Jono! Omong-omong, kenapa pak Jono menjaga sendirian? Dimana pak Agus?"
"Agus sedang membantu pak Parman di kebun belakang! Bapak kemarin berpesan agar pohon yang sudah tinggi di pangkas beberapa agar tidak membahayakan," Jawab pak Jono dengan logat khas Jawa.
"Oh, begitu! Ya sudah, silahkan nikmati lagi kopinya, saya masuk dulu!"
Jono tersenyum canggung dan kembali memberi hormat ketika Yara sudah melangkah pergi dari pos security. Wanita itu melangkah memasuki kembali rumah dengan senyuman merekah, matanya melihat amplop tagihan itu di tangannya dengan mata berbinar.
Meletakkan amplop itu diatas meja makan, Yara menghidangkan beberapa jenis cookies di atas piring, melihat pak Jono yang tadi sedang meneguk kopi membuat Yara jadi ingin memberi security itu beberapa cookies yang tadi pagi ia beli dari jasa antar makanan.
"Pak Jono!"
"Loh, balik lagi, Bu?"
Yara tertawa kecil, "Pak Jono tadi sedang minum kopi, saya kepikiran untuk memberikan bapak cookies! Ini yang diantar oleh ojek online tadi pagi, loh! Enak, kok!" Jelasnya, meletakkan piring itu diatas meja yang ada di dalam ruang security.
Yara berdecak, "Kenapa harus dimarahi sih, pak? Saya hanya berbagi."
"Ya siapa tahu!" Jawab Jono dengan kekehan.
"Kalau Jeka marah, saya marahi balik! Jangan lupa bagi-bagi dengan yang lain ya, pak! Cookies-nya sudah habis, jadi memang tinggal itu saja. Saya permisi!"
Jono menatap cookies itu dengan tatapan lapar, baru pertama kali dalam hidupnya dirinya akan melahap jenis makanan yang seperti ini, "Terima kasih banyak, Bu!" Teriaknya ketika Yara sudah melewati pintu security.