aku ingetin sekali lagi kalau cerita ini alurnya dicepetin yaaa hehe jadi jangan kaget guyss kalo tiba-tiba kok anaknya dah gede atau gimana wkwkwkwkwk, enjoyyy!
"Selamat pagi, papa!"
Jeka yang baru saja kembali dari teras untuk mengambil koran mengulum senyum pada putrinya yang sudah siap dengan seragam SMA-nya, sedang melangkah menuju ke couch untuk mengenakan sepatu.
"Pagi!" Sapa Jeka balik, melewati putrinya sembari membaca headline koran pagi ini.
Pria yang usianya telah menginjak 40 tahun lebih itu beranjak untuk duduk di sofa ruang tamu, membalik lembar koran berikutnya sembari menyesap susu pisang yang tadi ia ambil dari kulkas sebelum mengambil koran di teras.
"Ayo sarapan, pa!" Kata Abel setelah memakai sepatunya, berlalu menuju ruang makan.
Jeka mengangguk, "Nanti, tunggu Altair!"
Abel mengabaikan perkataan Jeka dan terus melangkah hingga ruang makan, mendapati berbagai jenis lauk sudah tersaji diatas meja makan, "Masak apa, bunda?"
Yara yang sedang menuangkan susu di gelas Jeka dan Altair menjawab, "Sayur sop dengan lauk omelette smoke beef dan udang goreng!"
Mendengar jawaban sang bunda disertai visualisasi nyata berbagai macam lauk di depannya membuat Abel menelan ludah sendiri, "Altair, ayo cepat turun!" Teriaknya dengan lantang, berusaha menggapai telinga adiknya yang ada di lantai atas menggunakan suaranya.
"Kamu mau susu juga, kak?" Tanya Yara, melirik putrinya yang baru saja mendudukkan diri di salah satu kursi meja makan.
Abel menggeleng, "Air putih saja, bun!"
Putrinya ini memang jarang sekali meminum minuman yang manis karena lebih suka air putih, kalau sedang makan di restoran pun begitu, yang di pesan selalu air putih, kalau tidak begitu ya ice tea.
"Oh ya, ujiannya jadi kapan, kak? Kata tante Acha minggu depan, ya?" Tanya Yara lagi.
Sambil menggigit udang goreng yang baru saja ia comot dari sebuah piring, Abel mengangguk, "Minggu depan, Bun! Doakan kakak, ya?"
Yara mengulas senyuman, "Bunda tidak pernah lupa untuk mendoakan anak-anak bunda!"
"Altair yang paling tampan dan baik datang!"
Yara dan Abel sama-sama menoleh dan berdecih pada Altair yang memang selalu jadi peramai suasana saat di rumah, tingkahnya yang kerap kali kocak selalu membuat seisi rumah tertawa bahagia.
"Pagi, anak bunda!" Sapa Yara ketika putranya baru saja menapak di lantai dasar.
"Pagi bunda-nya Al yang paling cantik dan baik sedunia!" Sapa Altair balik, berlari kecil menuju sang ibu dengan tas besar di punggungnya, kemudian memeluk tubuh Yara.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ Mi Casa
Fanfic𝑲𝒂𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 𝑱𝒆𝒌𝒂, 𝒀𝒂𝒓𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝑴𝒊 𝑪𝒂𝒔𝒂-𝒏𝒚𝒂. 𝑱𝒆𝒌𝒂 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒑𝒖𝒍𝒂𝒏𝒈, 𝒌𝒆𝒓𝒖𝒎𝒂𝒉𝒏𝒚𝒂, 𝒌𝒆 𝑴𝒊 𝑪𝒂𝒔𝒂-𝒏𝒚𝒂. 𝑴𝒂𝒖𝒌𝒂𝒉 𝒀𝒂𝒓𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒌𝒂 𝒑𝒊𝒏𝒕𝒖 𝒂𝒈𝒂𝒓 𝑱𝒆𝒌𝒂 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒑𝒖𝒍𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒆 𝑴...