Part 1

59.8K 520 6
                                    

Rinjani Mallapy Aurora remaja 18 Tahun yang mencintai hujan, setiap kali hujan menghampiri bumi wajahnya ia biarkan dijatuhi air yang tidak datang sendirian itu. Memejamkan matanya lalu tersenyum menikmati momen itu sendirian.

"Kak bangun.." teriak Lily dari balik pintu kamar Rinjani. "Udah siang kak.. nanti di marahin mamah loh".

Dengan setengah sadar dan kemalasan yang berusaha ia lawan Jani berjalan menuju kamar mandi sembari terus menggerutu kesal.

"Ini kan hari minggu kenapa pada repot banget si masih pagi" Jani menggaruk kepala yang tidak gatal.

Sementara itu, diruang makan Seluruh keluarga Jani sudah berkumpul untuk sarapan, hanya Rinjani yang belum juga keluar dari kamar nya. "Rinjani...! Mau berapa lama kamu bersiap untuk keluar? Kamu fikir yang punya perut dirumah ini cuma kamu?! " Teriak Diandra yang tak lain ibu dari Rinjani dan Lily

"Sudahlah jangan teriak-teriak ini masih pagi mungkin Jani lagi mandi" jawab Adam menenangkan istrinya.

Tak lama Rinjani pun Keluar dari kamar dengan wajah cerianya ia segera duduk di meja makan. "Tumben.."

"Papah sama mamah punya pengumuman penting buat kalian berdua" Sembari memasukan makanan ke mulutnya Adam membuka perbincangan.

Rinjani yang tak merespon kata-kata Adam tetap melanjutkan makan nya. Sementara Lily yang memiliki sifat ingin tahunya langsung memperhatikan papah nya itu.

"Kita bakal pindah keluar kota, papah di pindah tugaskan sama kantor jadi kita semua akan pindah rumah, kalian juga akan pindah sekolah."

Khukk.. khuk.. Rinjani terkejut mendengar pengumuman yang di lontarkan papahnya.
"Gak bisa gitu dong pah, nanti temen-temen Jani gimana? Belum lagi ribet harus mulai semuanya dari awal, Jani gak mau ah."

"Trus kamu mau tinggal sendirian disini?" Tanya Diandra

"Lily sih ikut gimana baiknya aja mah pah ya mau gimana lagi itu kan dari kantor papah"

Melihat Lily yang dengan pasrah menerima, Rinjani menatap sang Adik dengan kesal lalu dengan sengaja menendang kaki sang adik dari bawah meja makan, membuat Lily mengerutkan kedua alisnya bingung.

"Masa gak ada solusi lain gitu?"

"Jani papah juga gak mau pindah dari sini ya tapi kan ini disuruh dari kantor papah gak punya pilihan lain"

"Tapi pahhh..." belum selesai ia berbicara

"Udah Jani apa salahnya si kenalan sama orang baru, kita juga udah milihin sekolah yang bagus buat kamu dan Lily" sela Diandra lembut.

Rinjani memutar dua bola matanya malas melanjutkan perdebatan, yang dari awal ia tahu tak akan ia menangkan tapi coba ia perjuangkan yang hasilnya tetap sia-sia.

*****
"Haduuuuu ini AC udah nyala tapi kok masih gerah ya" celoteh Rinjani malas melihat sang adik yang tiba-tiba duduk di samping ranjang miliknya.

"Ngapain si lo kesini?" Lanjutnya

"Kak coba deh kamu fikir, emang kamu gak kasian liat mamah sama papah dia udah berusaha semaksimal mungkin buat kita, masa kita disuruh ikutin dia sekali aja gak mau." Papar Lily yang mencoba meluluhkan Rinjani

"Gak ada otak gue gak bisa mikir, mending lo keluar sekarang!" Rinjani mulai membentak

Lily yang sama keras kepalanya dengan Rinjani sama sekali tak menghiraukan amarah Kakaknya itu.

Lily menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan dengan kasar. "Ya sulit emang ngasih tau manusia yang hatinya udah beku atau Emang gak punya hati ya?."

Dengan wajah datar Rinjani kembali menatap Lily "Keluar! Jangan sampe gua hilang kesabaran lu gua Jadiin tumbal pesugihan!"

Dengan kasar Lily beranjak dari ranjang kakaknya menuju pintu keluar dengan kaki yang sengaja ia hentakan keras-keras pertanda ia sangat kesal.

"Sekalian aja rubuhin rumahnya!" Teriak Rinjani mencoba melempar novel yang ia baca kepada Lily.

Lily yang masih kesal tak mau kalah ia menutup pintu kamar Jani dengan keras hingga terdengar ke kamar papah dan mamah nya.

"Itu anak-anak kenapa?" Diandra yang kaget mendengar suara pintu yang di paksa menutup dengan kencang.

"Jani... Lily..?" Mencoba memanggil kedua anaknya memastikan mereka berdua tidak saling membunuh.

"Sudahlah mah, ayo lanjutkan siapkan apa saja yang harus kita bawa dan kita tinggalkan, mereka kan memang seperti Tom and Jerry" perintah Adam yang masih sibuk dengan berkas di tangannya.

Rinjani ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang