Part 6

19.9K 218 0
                                    

Pagi-pagi Gibran membuka pintu kamar Rinjani menarik tangan Jani dan menyuruhnya untuk pergi ke sekolah pasalnya sekolah selalu menghubungi Gibran karena Rinjani yang tak pernah masuk sekolah.

Tak lama Rinjani bersiap ia menuruni anak tangga dengan perlahan, sekujur tubuhnya terasa sangat sakit.

Dengan wajah pucat, mata sembab dan luka di sekujur tubuhnya Jani berjalan memasuki mobil Gibran. Jani sudah tak pernah memakan sarapan nya lagi

Jani menyenderkan kepalanya di kaca mobil Ia terus memperhatikan jalanan yang tak begitu ramai dengan tatapan kosong.

"Gausah terlihat menyedihkan kyak gitu! Gak ada juga yang mau ngasihanin"
suara Gibran memecah keheningan di dalam mobil

Cuaca hari ini sangat cerah, jalanan kota yang tak begitu ramai terlihat indah. Namun tidak dengan Rinjani hari ini.

Rinjani Mengambil selimut yang ada di belakang kursi penumpang lalu menutup tubuhnya yang kedinginan dengan selimut

Gibran yang memperjatikan itu memegang dahi Rinjani dengan punggung tangan nya

"Badan lu panas"

Rinjani menjauhkan kepalanya dari tangan Gibran dan tetap terdiam memperhatikan jalanan

Sesampainya di sekolah Gibran mencekal tangan Rinjani saat adiknya ingin keluar mobil

"Kita kerumah sakit aja" ajak Gibran

Rinjani menoleh ke arah Gibran dengan tatapan datar "lepasin!" Jani menghempaskan tangan Gibran lalu keluar mobil

Jani berjalan memasuki gerbang sekolah, Gibran dengan mobilnya masih terus memandangi Rinjani yang berjalan tak bertenaga

Tak lama kemudian Lily mengetuk kaca mobil Gibran membuat Gibran terkejut lalu tersenyum keluar mobil

"Hai kak" Lily tersenyum lalu memeluk Gibran hangat "kakak nganterin si Jani ya?"

Gibran melirik Lily "si Jani?" Tanyanya memastikan ia tak salah mendengar

"Orang kyak dia gak pantes di panggil kakak" jawab Lily malas "kakak gak ke kantor ?"

"Ini mau jalan sayang" Gibran tersenyum membelai pipi adik bungsunya

Entah mengapa sikapnya bisa berbeda 360 derajat saat bersama Lily menjadi sangat lembut namun saat bersama Rinjani tak usah di jelaskan lagi

Saat berjalan ke kelas tiba-tiba saja tangan Rinjani di tarik oleh beberapa siswi lalu membawanya ke gudang

"Jadi lu yang Kemaren marahin adik gua!!" Bentak salah satu siswi

"Masih kelas 11 aja belagu! Gak usah sok jago deh di sekolah ini!" Lanjutnya mendorong Rinjani ke arah tumpukan Bangku yang tertumpuk membuatnya terjatuh

Saat Rinjani ingin bangun Bahunya sengaja Di injak membuatnya meringis kesakitan karna ada beberapa luka di bahunya

"Sekali lagi lu berani sama adik gua, abis lu sama gua!" Bentaknya lalu menendang perut Rinjani sebelum pergi

Rinjani mencoba bangun pelan-pelan mendengar bel berbunyi "aaww..akhh" namun kesulitan karna rasanya sangat sakit di sekujur tubuhnya.

*****
Jaze melihat Lily berjalan menuju kelasnya lalu ia kejar "Lily !" Teriak Jaze

"Apalagi si kak, Rinjani kan udah masuk trus mau apalagi?" Jalas Lily membuat Jaze kebingungan

"Rinjani udah masuk? Gak ada di kelas" ucap Jaze

Lily pun ikut bingung kemana perginya Rinjani "loh tadi dia di anterin mobil Kaka aku kok kesekolah"

"Oh Yaudah deh makasih ya ly"

"Iya kak sama-sama"

Lily yang masih bingung akhirnya berlari mencari Rinjani ke seluruh sudut sekolahnya, namun langkahnya terhenti saat melihat Rinjani berjalan memegangi tembok sebagai penyanggah nya agar tak terjatuh

Rinjani yang sedari tertunduk memegangi perutnya yang terasa sangat sakit tiba-tiba melihat sepatu adiknya berdiri di hadapan nya

Jani tersenyum menyembunyikan rasa sakitnya "Lily kamu ngapain masih disini?" Tanyanya lembut

Rinjani mencoba mengusap pipi adiknya namun tangannya di tepis Lily

"Lu bisa gak sih ikutin aturan jangan nyusahin orang lain mulu!" Ucap Lily kasar

"Lu kemana aja gak masuk! Males? Kesiangan? Lu tau gak ga gua tiap hari di tanyain guru! Kak Gibran tiap hari di telponin kepala sekolah, belum lagi temen lu tiap hari nanyain mulu lu kemana!" Bentak Lily kesal

Jani menatap adiknya sedih "iya maafin Kaka ya" Rinjani tersenyum

Membuat Lily semakin geram melihat kakaknya masih bisa tersenyum saat ia kesal "lu tuh bisa gak sih sekali aja gak usah nyusahin orang lain! Belum cukup mamah sama papah lu buat meninggal? Sekarang masih aja jadi anak manja yang bangun kesiangan aja gak sekolah"

"Udah ly, kakak minta maaf kalo Kaka ada salah sama kamu, sekarang masuk kelas ya nanti di marahin guru" pinta Rinjani pelan

Rinjani kembali berjalan dengan tubuh yang sempoyongan menuju kelas

Lily terdiam di tempat yang sama saat ia memarahi kakanya tadi dengan emosi yang belum reda

Ia jelas melihat luka lebam di wajah sang kakak, wajahnya begitu pucat dengan beberapa luka di tangan dan kakinya bahkan baju yang ia pakai sedikit robek dan kotor padahal ini masih pagi

Jani tertidur di meja dengan tangan yang sengaja ia lipat untuk menyembunyikan wajahnya di sana

Jaze yang berjalan ingin memasuki kelas tiba-Tiba tersenyum melihat dari jendela Rinjani tertidur di mejanya lalu ia berlari memeluk temannya.

"Jani.." Jaze berusaha membangunkan temannya

"Lu mah bener-bener gua kangen tau lu kemana aja, jan bangun" Jaze menggoyangkan tubuh Rinjani

"Jani.. Jan yailah pules banget begadang lu ya tadi malam"

Beberapa menit kemudian Rinjani tak kunjung bangun Jaze pun mengangkat kepala Rinjani menopangnya mencoba terus membangunkan temannya dengan menepuk pipinya

Badan Rinjani terasa sangat panas, saat ia menyibakan rambut Rinjani yang menutupi wajahnya ia melihat banyak luka lebam pada wajah Rinjani

"Jan?" Jaze terus memanggil Jani agar terbangun namun hasilnya nihil

Akhirnya Jaze mengangkat Rinjani membawanya menuju UKS membuat semua siswa siswi menatap Jaze kebingungan

"Ly liat deh itu kak Jaze bawa kakak lu ya?" Tanya Anya sahabat Lily di sekolah

Lily melihat arah yang di tunjuk Anya "mana? Lu jangan ngigau deh masih pagi"

"Itu udah masuk ke UKS dodol, coba lu samperin deh kali aja beneran kakak lu" perintah Anya

Lily memutar bola matanya malas menanggapi ocehan sahabatnya.

"Ih cepetan!" Anya menarik tangan Lily membawanya ke UKS

Saat sampai di depan pintu UKS Lily hanya berdiam diri di depan pintu UKS, "lu ngapain disini" tanya Jaze membuat Lily terkejut

"Eh kak.. enggak tadi cuma lewat ini mau ke kelas iya kan Nya?" Tangannya menyenggol temannya salah tingkah

"Tadi Anya liat Kaka gendong cewe, itu ka Rinjani?" Tanya Anya penasaran

"Iya Rinjani, mangkannya tadi gua nanya kenapa Lily diem aja di luar kenapa gak masuk?"

"I-itu kakak?" Tanyanya gemetar "dia kenapa kak Jaze ?"

Jaze tersenyum "Kenapa gak tanya langsung aja sama Rinjani?"

"Yaudah gua tinggal ya, mau ke kelas dulu" lanjut nya meninggalkan Lily dan Anya.

Rinjani ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang