Part 38

5.8K 117 3
                                    

Aksa

"aku tunggu kamu di perpustakaan jam istirahat"

Rinjani

"siappp, mas pacar"

"heh kenapa lu nyengir-nyengir kayak orang gila" Jaze merebut Telepon genggam milik Rinjani mencoba melihat alasan temannya ini tersenyum sendirian di kelas

dengan raut wajah kesal Rinjani terus melompat agar dapat menggapai telepon genggamnya yang diangkat tinggi-tinggi oleh Jaze "balikinn!!!"

"gamau"

"Jaze gak lucu, balikin gak!!"

Jaze terus berusaha melihat namun telepon genggamnya sudah mati dan terkunci sendiri sehingga Jaze tak melihat apapun

saat Jani dan Jaze masih sibuk berebut telepon genggam salah satu siswa masuk kekelas yang tak lain adalah ketua kelas mereka. ia melipat kedua tangan di dadanya lalu bersandar pada pintu sesekali ia melihat jam di tangannya "mau sampe jam berapa ributnya?" ia mengangkat kedua alisnya

Jani dan Jaze pun menoleh merasa Jaze tengah lengah Jani merebut kembali telepon genggam nya "ini udah kelar" Jani berjalan mendekati ketua kelas diikuti Jaze di belakang nya

saat melintasi ketua kelas Jaze menggerutu "ganggu banget si lu"

mereka memang sedang ada jam olahraga yang mengharuskan seluruh siswa-siswi dikelas untuk kelapangan. namun Jaze dan Jani malah sibuk ribut di dalam kelas sehingga sebagai ketua kelas ia bertanggung jawab pada teman-temannya untuk berada di lapangan.

*****

terlihat perempuan cantik dengan Rambut bergelombang yang terikat, mengenakan pakaian casual tengah mendorong kopernya mencari seseorang di bandara.

Alvaro berjalan memperhatikan sekitar dimana para penumpang keluar dari bandara dan matanya tertuju pada wanita Cantik berkulit putih sepertinya tengah sibuk menelepon seseorang.

Alvaro menepuk pundak wanita itu "sorry, are you ayana?" sapa Alvaro

wanita itu hanya tersenyum menatap penuh tanya "Ayana Sheeva Aozora?" ia kembali meyakinkan wanita itu dengan menyebut nama lengkapnya

"ya, its me" jawabnya sopan

"kamu bodyguard yang di suruh Gibran?" ia balik bertanya

Alvaro kini malah kebingungan dan tersenyum salah tingkah "iya saya Alvaro, saya kira tadi nona gak bisa bahasa indonesia"

"mari saya bantu bawa kopernya.." Alvaro menarik kopernya lalu berjalan lebih dulu menuntun Ayana ke arah mobil yang ia bawa dan mengantarkannya pada mansion milik Gibran dimana Rinjani tinggal

setelah memastikan semuanya selesai ia melajukan mobilnya dengan kecepatan standar membiarkan Ayana nyaman menikmati pemandangan kota. Ayana banyak menceritakan tentangnya pada Alvaro

berbeda 180 derajat dengan Gibran Ayana begitu ramah, bahkan ia menyuruh Alvaro tak memanggilnya dengan sebutan Nona. sesekali mobil mereka berhenti untuk membeli makanan dipinggir jalan karna Ayana merindukan jajanan Indonesia.

Ayana memang blasteran Indonesia - Canada namun saat umurnya 16 tahun keluarganya memutuskan untuk pindah keluar Negeri dan tak pernah kembali lagi ke Indonesia. ini pertama kalinya ia menginjakan kakinya lagi di sini

setelah melewati jalanan kota yang tak begitu padat karena bukan jam sibuk Ayana akhirnya sampai dan Alvaro membantu menurunkan kopernya dari mobil. Ayana berjalan dengan memegang plastik jajanan di tangannya ia membuka pintu yang menjulang lagi lebar di hadapannya

Rinjani ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang