Part 2

37.2K 346 4
                                    



Sesampainya keluarga ini di kota tujuan mereka, semua anggota keluarga mengecek seluruh ruangan yang ada di dalam rumah.

"Mah, Lily kamarnya di lantai 2 aja ya?"

"Gausah! Itu buat kamar gua" ucap Jani langsung berjalan ke kamar di lantai 2

Lily yang tak mau kalah ikut berlari menyerobot langkah Jani ke kamar nya sesampainya ia di kamar tersebut langsung menutup dan mengunci kamarnya agar sang kakak tidak bisa masuk.

"Pah!! Jani mau di kamar itu" teriak Jani dari lantai 2 sembari menunjuk kamar yang sudah di kunci Lily.

"Udah, Kaka ngalah ya di lantai 3 ada 2 kamar lebih luas dan bagus kok" balas papah menenangkan putrinya.

Adam pun membawakan koper Jani ke lantai 3 membuka pintu kamar putrinya yang lebih luas dari milik Lily. "Lihat kan lebih bagus" Adam tersenyum pada putrinya yang masih terlihat sedikit kesal.

"Oh ya pah, di sini ada 2 kamar kan satunya lagi buat siapa?" Tanya Jani

Adam membuka pintu balkon terlihat ada 2 bangku disana, ia duduki salah satunya lalu Adam melihat putrinya sembari menepuk salah satu bangkunya menyuruh sang putri duduk disampingnya.

Adam tersenyum mengelus puncak kepala Jani. "Kamu tau, papah sayang banget sama kamu.."

"Jani juga sayang sama papah" balas Jani lembut, lalu menyenderkan kepala nya pada bahu sang papah.

"Jani, sebelum papah menikah sama mamah dulu papah pernah menikah dengan seorang wanita lalu mempunyai anak lelaki, Kaka kamu" Adam menjelaskan sembari menatap pemandangan langit dari lantai 3.

"Kemarin dia baru menyelesaikan studi nya di Jerman, ibu kandung nya sudah meninggal 15 tahun yang lalu" lanjut Adam

Jani yang setengah mengerti mencoba mencerna semua perkataan Adam "Kaka?" Bahkan tak pernah tersirat di kepala nya bahwa dia memiliki seorang kakak. Karna selama ini Jani yang selalu berkuasa membully adiknya, bagaimana jika karma berlaku. Jani akan di bully balik oleh kakaknya nanti.

"Jadi kamar di samping Jani itu buat ka..kak?" Bahkan lidahnya terganggu saat menyebut kata Kakak pasalnya selama ini kata itu tidak pernah keluar dari mulut Jani.

"Iyaa.. Jani dia akan tinggal bersama kita, dia juga yang bakal bantu bisnis papah disini" jawab Adam.

"Bisnis?? Bukannya papah kerja sama orang?" Jani semakin bingung dengan papahnya.

"Itu perusahaan milik papah, tapi sengaja papah gak bilang kamu dan Lily karna papah gak mau kalian jadi selalu bergantung sama papah dan mamah, biar kalian mandiri jadi papah pergi dari kota ini saat mamah mengandung kamu." Jelas Adam

"Aduhh Jani pusing pah mikirnya, apapun masalalu papah, ataupun apapun yang papah selama ini sembunyi in Jani tau papah mau ngelakuin yang terbaik buat keluarga kita Jani sayang bangett sama papah" Jani memeluk papahnya erat.

Adam pun mencium puncak kepala putrinya lalu membalas pelukan Jani hangat.

*****

Hari ini adalah hari pertama Lily dan Jani ke sekolah baru mereka. Ya Jani dan Lily hanya berbeda 4 tahun jadi mereka akan tetap satu sekolah, karna Jani menginjak kelas 11 dan Lily kelas 10. Rinjani sengaja menunda masuk sekolah dulu karena suatu alasan. membuatnya tak berbeda jauh dari Lily adiknya

"Lily kakak kamu masih tidur kah?" Tanya mamah saat mengambil sarapan untuk Lily.

"Mah kali ini Lily gak mau bangunin, cape lantai 3 ah" menjawab dengan kesal

Rinjani ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang