Part 22

9.7K 160 2
                                    

"20 menit lagi kelompoknya Jaze, Rinjani sama Fatik ya jalan" ucap Argi memberitahu

Beberapa kelompok sudah memasuki hutan untuk ikut jurit malam namun di jeda 20 menit setiap kelompok agar tidak bertemu dan berjalan beramai-ramai.

Setiap kelompok memiliki warna bendera dan di wajibkan mengambil bendera dari setiap pos yang sudah di sediakan panitia sebelum nya.

Dan setiap pos memiliki tantangan nya masing-masing untuk melatih kerjasama, kedisiplinan, dan kekompakan setiap kelompok.

Ayuni memberikan tongkat setinggi pinggang pada Rinjani "pakai ini biar kalo kaki nya kerasa sakit minimal masih bisa jalan"

Rinjani tersenyum "makasih kak"

Setelah 20 menit berlalu tibalah untuk kelompok Jaze memasuki hutan, Karna cuaca sedikit gerimis setiap kelompok di berikan 1 payung besar cukup untuk 3 orang.

"Lu bisa cepetan gasi jalannya!" Keluh Fatik pada Rinjani yang mengikuti mereka di belakang.

Bahkan Rinjani sedikit kebasahan karna berjalan lebih lambat dari Jaze dan Fatik. Dan mereka tak mau berbagi payung dengan Rinjani.

Setelah beberapa saat berjalan angin semakin kencang dan hujan semakin deras membuat beberapa pohon bergoyang begitu kuat.

Fatik terus memeluk tangan Jaze "aku takut"

Jaze tiba-tiba saja berhenti lalu menyoroti Rinjani dengan senternya "lu kalo lama gua tinggal ya!" Ucapnya kasar pada Jani

"Jangan.." Rinjani mencoba mengimbangi langkah mereka berdua namun tetap berjalan di belakang mereka dan kehujanan sendirian.

Hembusan angin semakin kencang dan hujan semakin lebat dengan tubuh yang sudah kebasahan Rinjani berjalan memeluk dirinya sendiri kedinginan mencoba tak kehilangan cahaya senter.

Beberapa ranting pohon mulai berjatuhan akibat hujan "panitia udah pada gila kali ya!! Hujan begini disuruh keluar ketengah hutan" cerocos Jaze

Tak lama berjalan, kaki Fatik tersandung akar pohon membuatnya terjatuh, tak sengaja menarik Jaze membuat nya ikut terjatuh juga karna selama berjalan ia terus memeluk tangan Jaze.

"Awwww"

"Lu gapapa?" Tanya Jaze panik

"Gapapa, sakit sedikit doang maaf ya"

Jaze berdiri mengulurkan tangannya membantu Fatik, di belakang Rinjani dengan susah payah berjalan menyusul mereka.

Rinjani hanya berdiri menatap mereka berdua, karna payung nya terjatuh ia membantu membawa payung nya. Namun kembali di rebut oleh Fatik

"Apaan si!! Orang lagi jatuh bukannya di tolongin malah ngambil payung" ia menatap sinis Rinjani

Suara Jani bergetar karna sudah kedinginan "tadi aku cuma mau bantu"

Dengan ekspresi wajah datar Jaze menyenteri wajah Jani membuatnya kesilauan "kalo mau bantu, jalan aja yang bener itu udah cukup ngebantu"

Fatik dan Jaze kembali berjalan di depan Rinjani. Baru beberapa langkah mereka berjalan tiba-tiba saja pohon di samping Jaze tumbang hampir menimpa Fatik

Dengan cepat Rinjani berlari tak memperdulikan kakinya yang luka ia mendorong Fatik dengan kasar hingga Fatik terpeleset ke ujung Jurang. Lalu pohon menimpa kakinya yang sudah Sakit membuat Jani tak bisa bergerak.

Jaze yang terkejut buru-buru menarik Fatik agar tak terjatuh, Hujan masih saja tak berhenti dan semakin lebat.

"Lu tuh bisa ga ngebahayain orang gak sih!!!" Suara Jaze meninggi namun Jani bahkan tak menghiraukan nya ia kesulitan menarik kakinya dari pohon yang menimpanya.

Rinjani ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang