Part 40

6.5K 112 19
                                    

BRAAAKKK Lily membuka pintu kamar Rinjani kasar lalu berjalan kearah Rinjani yang tak juga terbangun dari tidurnya dengan kesal ia menarik selimut yang digunakan Jani hingga membuatnya terpaksa bangun

baru juga ia membuka matanya PLAKK Lily menamparnya kuat-kuat "gak punya hati lu ya?!"

tamparan Lily barusan mampu membuatnya tersadar seratus persen namun masih mencoba mencerna omongan Lily tapi tunggu sejak kapan Lily ada dirumah?

"adab lu tuh dimana sih?! curiga gua lu tuh emang beneran anak pungut gak punya sopan santun tuh emang nurun nya dari keluarga kandung lu" bentak Lily

masih tak mengerti apa yang coba Lily ucapkan padanya di pagi hari begini "maksud kamu tuh apasih Ly"

"kemana aja lu pas gua dirawat kemarin?! sekarang lu nyapa ka Ayana aja enggak?!"

"kamu sakit?" Rinjani turun dari ranjangnya panik mencoba memeriksa Lily namun tangannnya di tepis sebelum berhasil menyentuh Lily

"Ayana? apa perempuan semalam itu Ayana?" tanya Jani semakin bingung apakah ia kemarin terlalu lama dirumah Aksara sampai tak mengetahui apapun tentang keluarganya

dari meja makan Gibran mendengar keributan dari kamar Rinjani ia buru-buru menyelesaikan makannya dan bergegas menghampiri kamar Rinjani.

"ada apa ini?" suara Gibran menghentikan Lily yang sudah tersulut emosi

Rinjani hanya terdiam tak mau menatap Gibran sementara Lily menghampiri Gibran seolah ingin mengadu "liat dia kak! kemarin-kemarin dia gak ada jenguk Lily terus semalem pulang main nyelonong aja ke kamar padahal ada ka Ayana nyapa dia sekarang dia masih dengan manjanya bangun siang"

"jani gatau kalo Lily dirawat" jawab Rinjani membela dirinya

Gibran mengelus kepala Lily menyuruh adik bungsunya itu kembali ke meja makan "biar kaka yang negur Rinjani kamu balik makan aja ke bawah, nanti telat sekolahnya"

tanpa berlama-lama Lily mengikuti perintah Gibran turun kembali kemeja makan entah mengapa ia sangat kesal begitu mengetahui Rinjani masih terlelap dari Mba siti. semalam Rinjani tak menemuinya untuk sekedar minta maaf atau beralasan apapun

melihat Lily sudah menutup pintu lift untuk turun Gibran melangkah masuk kedalam kamar Rinjani "kak jani gatau kalau Lily di rawat" Jani mencoba menjauh dari Gibran

"kak..." kini semakin ketakutan saat tubuhnya tak lagi dapat menjauh karna membentur tembok membuatnya tak bisa lagi kemana-kemana

langkah Gibran semakin mengintimidasi membuat Rinjani ketakutan hingga tubuhnya bergetar nafasnya mulai tak beraturan tiba-tiba saja Gibran mencekiknya "ngapain kemarin sama Jaze?!" suaranya tak tinggi namun cukup membuat Rinjani menangis

Jani terus mencoba memukul tangan Gibran karna ia mulai kehabisan nafas Khuuukk "kkk...ak" Jani kesulitan berbicara karna Gibran terus menekan lehernya

lalu ia melempar Rinjani ke atas ranjang miliknya lalu memasukannya kedua lengannya kedalam saku "udah gua peringatin berkali-kali gua gak suka liat lu sama Jaze!! ternyata lu masih tertantang buat ngelawan gua"

Jani terus menggelengkan kepalanya sambil menangis tubuhnya terus ia mundurkan mencoba menghindari Gibran. merasa sedikit ada celah ia berlari kedalam kamar mandi lalu menutup pintunya

belum juga tertutup rapat Gibran mendendang Kuat pintu yang di tahan Jani membuatnya jatuh tersungkur terbentur oleh pintu. Gibran berjalan menarik rambut Rinjani lalu dengan sengaja membenturkan kepalanya pada kaca wastafel PRAAAAKKK

Rinjani ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang