Part 17

10.1K 122 2
                                    

"Kelas ini udah lengkap semuanya?" Ucap Aksara memeriksa setiap bus

seluruh isi bus serentak menjawab "udah kak.."

"Yaudah kita jalan..." Aksara berjalan kebelakang mencari tempat yang masih kosong

"Ka Aksa di bus Ini??" Tanya Fatik

"Iya nih" Aksara tersenyum ramah

"Ehkeem.. bangkunya kosong kan?" Tanya Aksa pada Rinjani

"Jangan disitu kak, nanti lu ketularan freak" ucap dhama

"Loh ini bangkunya kosong kok, boleh gua duduk disini?" Aksara kembali bertanya yang hanya mendapat anggukan kepala dari Rinjani

Bayu menoyor kepala Rinjani "gausah kesenangan lu, ka Aksa terpaksa duduk di situ"

"HEYYY! lu kenapa si?" Aksara berdiri membentak Bayu

Baskara ikut berdiri tak mau kalah "lu yang kenapa ngapain duduk di samping si cepu, lagian banyak bangku yang masih kosong"

"Kalian tuh ada masalah apasi?! Ini acara camping tuh buat mempererat pertemanan kalian kenapa malah saling bully gini?" Aksara mulai naik pitam

Fatik sengaja menyenggol tangan Jaze yang terlelap membuatnya terkejut melihat ke arah Fatik mencoba mendapat penjelasan mengapa ia di bangunkan.

Fatik yang mengerti Jaze membutuhkan jawaban melirik bangku Rinjani membuat Jaze ikut memperhatikan sekelilingnya.

"Cuihhh gua temenan sama dia? Makasih! Lu aja" ucap Dhama tak mau kalah

"Udah kak, mending Kaka cari bangku lain aja" Rinjani membuka suaranya pelan

"Terserah lu semua, gua tetep mau duduk disini!! Dan denger ini sekali lagi gua liat ada bullying di sini satu kelas gua hukum!" Tegas Aksa

"Gausah sok jadi pahlawan kesiangan deh, lagian ini tuh bercandaan kita udah biasa kayak gini, iya kan Jani?" Jaze menatap Rinjani sedikit menekan

"I-Iyaa.. Jani juga udah biasa kak ini cuma bercanda" jawab Jani

*****
Beberapa bus pun telah sampai di rest area mempersilahkan seluruh siswa/Siswi yang ingin pergi ke toilet

Namun Rinjani tetep duduk di tempatnya "gak mau buang air kecil Jan?" Tanya Aksa lembut

Jani hanya menggelengkan kepalanya, seisi bus keluar kecuali Jani dan Aksa

Aksa merubah posisi nya menghadap Rinjani "Kamu yakin tadi cuma bercandaan aja?"

"Iyaa kak, Jani suka bercanda begitu sama temen-temen" ia sedikit tersenyum

Saat sedang mengobrol tiba-tiba saja handphone Rinjani berdering kencang.

"Siapa?" Aksa kembali bertanya

"Ini alarm, Jani harus minum obat" Rinjani mulai mengeluarkan obat-obatan di dalam tas nya

Tak lama Jaze kembali memasuki bus nya, melihat hanya mereka bertiga di dalam bus ia sedikit salah tingkah dan duduk kembali ke tempat nya.

Jani melepas masker dan kacamata nya, betapa terkejutnya Aksa melihat luka-luka di wajah Rinjani

"Are you okay?? Lu kenapa? Lu Beneran gapapa? Itu kenapa muka lu luka-luka gitu?" Tanya Aksara berentetan membuat Jaze ikut menoleh ke arah Rinjani

Rinjani menatap Aksa "Cuma kecelakaan aja Kemaren"

"Cuma?!" Aksa semakin terkejut dengan jawaban Rinjani

Jaze yang hanya duduk ikut melihat wajah Rinjani dari sebrang kursi, ingin rasanya ia membantu Jani namun amarah dalam dirinya menahan untuk membiarkan Rinjani mendapat apa yang seharusnya memang ia dapatkan.

Aksa ikut mengambil obat-obatan Rinjani lalu memeriksa nya "Ini juga banyak banget obatnya?"

"Kak... kalo Jani aja bisa ada disini berarti Jani gapapa" Rinjani tersenyum lalu menenggak obat-obatnya.

"Kalo ada apa-apa jangan ragu buat panggil Kaka-Kaka panitia yang lain ya? Manggil gua juga gapapa"

Rinjani tersenyum dan kembali memakai maskernya, Lalu tertidur karna pengaruh beberapa obat nya. Bus nya pun kembali berjalan ke tempat mereka akan bercamping.

*****
"Baby kayaknya aku gak jadi datang minggu depan, soalnya masih ada urusan disini" ucap seseorang dari sebrang telepon

"Yaudah kapanpun urusan kamu udah selesai, kabarin aku nanti aku pesenin tiket pesawat kesini ya sayang" balas Gibran

Tok...tok...tokk

"By udah dulu ya, nanti malam kita lanjut lagi aku masih banyak urusan kantor nih"

"Yaudah.. bye sayang semangat kerjanya"

"Iyaa... bye sayang"

"Masuk..." teriak Gibran dari dalam ruangannya.

Wanita sexy berpakaian formal muncul dari balik pintu ruanga Gibran, diikuti dua pria di belakang nya dengan balutan jaz formal yang tak lain adalah Lucas dan Brandon.

"Maaf pak.. mereka terus memaksa ingin bertemu pak Gibran" ucap wanita itu dengan raut wajah ketakutan

Gibran menaruh telpon genggamnya lalu mengibaskan tangannya menyuruh wanita itu keluar dari ruangannya "Yaudah, biarin aja mereka teman saya"

"Baik pak"

Lucas yang sembrono menjatuhkan bokongnya ke atas sofa yang berada di depan meja Gibran dan mengambil buah-buahan yang tersedia di atas meja lalu memakannya tanpa izin dari si pemilik.

"Sibuk banget kayaknya" Brandon ikut duduk di sebelah Lucas

"Lu berdua ngapain?" Tanya Gibran menutup laptop yang berada di atas mejanya

Lucas menyenggol temannya di sebelah dengan tangannya, matanya melirik Gibran sekilas seolah memberi isyarat untuk berkata duluan.

Brandon berdiri menghampiri Gibran ke mejanya "lu ga ada kegiatan apa-apa lagi gitu?"

Dengan bingung Gibran melipat kedua tangannya di depan "sibuk gua, lu ga liat dari tadi gua masih kerja. Ada apaan si? Mau ngajak keluar?"

"Gausah keluar dirumah aja" jawab Lucas

Gibran semakin bingung dengan kedua temannya "apasi gua ga ngerti"

"Adek lu?" Brandon tanpa basa-basi menjawab

"Ga ada dirumah dia, ada acara di sekolahnya"

Lucas kembali mengambil apel kedua nya setelah dengan lahap menyantapnya tanpa memperdulikan sekitar "padahal adek lu seru"

"Kenapa lu izinin dia pergi sih" Brandon ikut menyela

Gibran menepuk pundak Brandon "santai aja dia cuma pergi sehari" ia berjalan dan ikut duduk di samping Lucas sembari mengeluarkan ponsel dari kantong celana nya.

Rinjani ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang