Jaze terperanjat saat tiba - tiba ia merasa ada yang mengusap kepala nya saat tertidur "Rinjani?!..."
Ia bahkan lebih terkejut melihat yang mengusap rambutnya adalah Aksa, Rinjani masih setia menutup matanya.
Jaze menghembuskan nafas kasar merasa kesal ia menghempaskan tangan Aksa dari kepala nya "lu ngapain sih anjing.. ngagetin aja"
"Udah pagi, lu gak kesekolah? Udah bagus gua bangunin" Aksa menaruh kotak putih berisi bubur ayam di depan Jaze "makan dulu tuh"
Jaze melirik Aksa dengan raut wajah yang masih terlihat kesal "lu kan bisa aja bangunin dorong badan gua kek, panggil gua yang kenceng, najis banget ngelus-ngelus" cerocos nya tak berhenti
"Sebentar... lu gak suka laki kan?" ia mengakhiri ocehan nya dengan pertanyaan bodoh
Mendengar itu muncul ide dikepala Aksa untuk menjahili Jaze "Suka!! Sini lu gua cium" Aksa memegang kuat rahang Jaze dengan kedua tangan nya berusaha mendekatkan bibir nya
"NAJISSSSS AKSA!!!" Tak kalah kuatnya jaze mendorong dada bidang Aksa agar menjauh dari nya
tak sadar mereka berdua sedari tadi di perhatikan seseorang yang mereka harapkan bangun dari kemarin. sedari tadi Rinjani tersenyum melihat tingkah aneh keduanya
Jaze berdiri ingin menendang Aksa yang mencoba menghindar dari amukan nya. Namun Aksa terus meledek ingin mencium Jaze
"Hahaha.." suara tawa Rinjani lembut tak begitu terdengar karna sangking pelan nya
Jaze dan Aksa seketika diam dengan posisi berpelukan tangan Jaze menutup mulut Aksa yang berusaha menciumnya sedangkan Aksa melengkungkan tangannya pada tengkuk Jaze "sttttt... emang kalo pagi ada setan biasanya sa?"
"Mmmhhpp mhmmmp" Aksa berbicara namun tak jelas karna mulutnya di sumpel tangan Jaze
Jaze sadar posisi mereka yang aneh menghempaskan tubuh Aksa "Ngomong apaan si lu"
"Namanya juga rumah sakit ya banyak setan, tapi masa ada Kunti yang kesiangan ya" Aksa ikut berpikir yang bahkan omong kosong ini seharusnya mereka akhiri secepatnya
Lalu mereka berdua bertatapan berusaha berbicara menggunakan telepati lalu berlari dengan arah yang berlawanan Aksa berlari keluar sedangkan Jaze berlari mendekati Rinjani.
Jaze terkejut bukan main sangking kagetnya ia sempat tak percaya menutup mulutnya agar tak berteriak "Rinjani...." Panggilnya lembut
Aksa yang berlari di lorong merasa tak ada yang mengikuti nya "dihhhh setan anak bodoh itu kemana? Kok gak ikut lari" ia berjalan balik kesal
Ia pikir telepati nya tadi berhasil apa gunanya tadi bertatapan kalau akhirnya hanya dia sendiri yang berlari keluar
Aksa membuka pintu ruang rawat dengan kesal ingin menumpahkan seluruh emosi nya "Heh!!! Gua kira tadi kita udah sepakat lari kelu.... Rinjani??"
*****
Gibran mendapatkan telepon dari rumah sakit saat meeting tak berlama-lama ia bergegas melajukan mobil nya menuju rumah sakit.
Sesampainya disana ia berjalan santai lalu memeluk Margaret "dari kantor kamu?"
"Iya oma, meeting nya kebetulan udah selesai jadi bisa jemput Lily pulang"
Setelah mengganti baju nya Lily keluar dari toilet melihat Gibran tengah berbincang dengan Margaret ia berteriak membuat keduanya menoleh "kakak...." Berlari memeluk Gibran erat
KAMU SEDANG MEMBACA
Rinjani ( SELESAI )
Romantizm"Akhhhh..... Gib..ranhh" suaranya memekik kencang Tanpa Aba-aba Rinjani membuka pintu kamar Gibran yang tak terkunci membuat pemilik kamar terkejut bukan main. "Aaah..!!" Rinjani berteriak kencang memalingkan pandangannya ke sembarang arah dan berla...