Part 50

12.3K 200 61
                                    

Rinjani melangkah mundur sembari terus menggelengkan kepalanya menatap Gibran "bukan jani ka.."

sangking takutnya ia berlari menjauh keluar rumah sakit, Gibran merentangkan tangannya menatap Lily yang sudah menangis.

ia memeluk LIly menenangkannya "gapapa masih ada kakak sama ka Ayana yang bakal jaga Lily"

Lily terus menangis histeris merasa tak terima ia sudah kehilangan kedua orang tuanya karena Rinjani sekarang ia tinggal dengan Margaret dan Rinjani lagi-lagi menjadi penyebab kematiannya. Entah siapa lagi yang akan Jani bunuh.

sementara Rinjani terus menangis ketakutan, mungkin hukuman kali ini adalah kematian dari Gibran. ia terus menelepon Jaze dan terus berlari menjauh entah kemana.

setelah lari dan merasa cukup jauh ia terduduk dipinggir jalan memeluk kakinya sambil terduduk menangis.

tak sampai 25 menit Jaze menepikan mobilnya melihat Rinjani yang terduduk menenggelamkan kepalanya di kaki yang ia peluk.

"Rinjani..." panggil Jaze begitu ia turun dari mobil

melihat Jaze Rinjani langsung bangun dan memeluknya ketakutan ia terus histeris hiksss...."bukan aku Jaze"

"kenapa?"

air matanya terus turun dengan lebatnya "aku gatau apa-apa, bukan aku. kamu percaya kan?"

masih tak mengerti dengan apa yang Rinjani bicarakan ia hanya membalas pelukannya berusaha menenagkan Rinjani "iya aku percaya.." ia mengusap kepala Rinjani lembut

"kita pulang ya.."

Jaze membawa Rinjani pulang kerumahnya, sepanjang jalan Jani terus menangis menatap jalanan. matanya sudah sembab karena menangis belum lagi luka-luka di wajahnya belum juga mengering.

Jani terus menangis sesegukan "oma meninggal.."

mendengar itu tiba-tiba saja Jaze menginjak rem membuat mobil nya tiba-tiba saja berhenti dan untungnya jalanan begitu sepi tak ada yang melintas karena memang ini jalan miliknya menuju Mansion milik ibunya.

Jaze menoleh menatap Rinjani yang terus menunduk menangis "tapi bukan aku Jaze" suaranya Lirih

Jaze mengusap punggung tangan Rinjani membuat Jani menoleh ke arahnya begitu mata mereka bertemua Rinjani semakin histeris dan memeluk Jaze.

"gapapa ini bukan salah lu.."

*****

Margaret memang orang yang paling berpengaruh di negeri ini sehingga kematiannya menyita sorotan publik. beritanya terpampang di semua stasiun televisi, semua sosial media di penuhi oleh berita kematiannya yang begitu mendadak.

Margaret terkenal dengan kebpribadian yang baik lagi ramah untuk ukuran milliarder. ia bahkan tak malu jika harus makan di inggir jalan menyatu dengan warga sekitar.

tak jarang Margaret memberikan bantuan yang tak sedikit kepada orang-orang yang membutuhkan. sehingga kematiannya membuat begitu banyak orang bersedih dan berdukacita.

mengingat kematian yang begitu cepat menimbulkan pertanyaan publik penyebab kematiannya, karena pasalnya baru kemarin ia terlihat bersliweran di televisi belum lagi berita pertunangan cucu laki-laki pertamanya.

prosesi pemakaman Margaret akan di lakukan hari ini semua keluarga initi telah berkumpul dan berbagai kerabat juga turut hadir dalam prosesi pemakaman Margaret namun tak terlihat batang hidung Rinjani.

"saya Khilal Gibran Abian mewakili almarhumah meminta maaf yang sebesar-besarnya jika almarhumah memiliki kesalahan semasa hidupnya tolong dibukakan pintu maafnya" ucap Gibran ditemani sang tunangan menyampaikan sepatah kata sebelum Margaret di kebumikan

Rinjani ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang