Part 3

28K 297 9
                                    

Bel pulang sekolah pun berbunyi nyaring di seluruh sudut sekolah membuat para siswa siswi berhamburan keluar dari setiap ruangan yang di sebut kelas.

"Kak, lu dimana si?" Tanya Lily lewat telpon genggam nya

"Iya ini gua lagi jalan ke gerbang sekolah tunggu dulu bawel banget si" Jawab Jani

Lily yang melihat sang kakak berjalan ke arah gerbang mulai melambaikan tangan agar Jani melihatnya.

Saat Lily memasuki mobil yang disuruh ibunya untuk menjemput kedua putrinya, tiba-tiba Jani berhenti berjalan. "Ayo kak, malah berenti si" Lily terlihat kesal dengan kelakuan Jani

Jani yang tersadar bahwa dompet nya tertinggal di kelas kembali berlari masuk ke sekolah melawan arus jalan para siswa siswi yang keluar.

Lily semakin terlihat kesal lalu menyuruh sang supir berjalan tanpa membawa kakaknya ikut pulang bersama.

Sesampainya di rumah Diandra hanya melihat Lily keluar dari mobilnya berjalan masuk ke dalam rumah.

"Lily kakak kamu mana?" Tanya Diandra bingung melihat hanya ada satu putrinya yang pulang.

"Aku tinggal!" Jawab Lily kesal membuat mamahnya itu naik pitam melihat putrinya yang keterlaluan itu.

"Lily kamu tau kan kalian itu baru pindah gimana kalau Kaka kamu nyasar gak tau arah pulang!! Kamu kalau bercanda jangan keterlaluan begitu! Sekarang masuk kamar! Makan siang kamu gak mamah siapain sampe mamah nemuin kakak!" Bentak Diandra

Dengan wajah cemberut Lily menaiki anak tangga dengan ciri khasnya menghentakan kaki agar seisi rumah tau bahwa ia sedang marah. Diandra yang panik langsung mengambil kunci mobil lalu bergegas menjemput anaknya yang di tinggal Lily di sekolah.

Diandra melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi karna rasa khawatir pada putrinya jika ia telat menjemput akan terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

Di kejauhan Diandra melihat seorang gadis berseragam tengah mencoba memberontak saat di tarik oleh 3 preman. Semakin dekat ia menyadari bahwa ia mengenali gadis itu yang tak lain adalah Rinjani.

Dengan mobil yang di bawa laju cepat ia membunyikan klakson panjang membuat ke 3 preman itu terdiam dengan cepat Diandra keluar dari mobil membantu rinjani.

"Mamah?" Rinjani bingung dengan tangan yang masih di tarik preman

"Lepaskan anak saya!" Diandra teriak

Membuat preman itu tertawa lalu mengeluarkan pisau belati, membuat Diandra reflek menarik tangan Rinjani yang membuatnya tak sengaja tertusuk di bagian dada kirinya.

Rinjani yang syok melihat ibunya tertusuk mencoba melawan membuat tangan kirinya ikut terkena goresan pisau belati, preman yang melihat Diandra tergeletak berlari meninggalkan mereka berdua.

"Mamah!!" Teriak Rinjani panik melihat ibunya tak sadarkan diri "mah bangun mah" Rinjani menangis "mah bangunn Rinjani takut" Rinjani menangis histeris memeluk ibunya.

Jaze yang tak sengaja melintas melihat Rinjani memeluk seorang wanita sembari terus menangis dengan darah yang terus mengalir akhirnya menepikan mobilnya.

"Rinjani, kenapa?" Tanya Jaze bingung

"Ini kenapa Rinjani?" Jaze semakin panik melihat Rinjani semakin manangis

Jaze yang tak mendapat jawaban apapun dari Rinjani mengambil telponnya meminta bantuan menghubungi ambulans.

"Rinjani gapapa tenang bentar lagi ambulans dateng ya" Jaze mencoba menenangkan Rinjani

Rinjani ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang