Rinjani mengerjapkan matanya perlahan silau terkena sinar matahari, ia terus memegangi kepalanya terasa sangat sakit lalu menyandarkan dirinya pada tembok dan merogoh isi tas mencari tisu untuk membersihkan darah di wajahnya.
ia basuh wajahnya menggunakan air minum yang Jani bawa, sesekali menyentuh lukanya untuk menempelkan plaster. saat tengah mengobati dirinya tiba-tiba ponselnya berdering ada pesan
Jaze
balik sekolah temenin gua ya, tapi jangan bilang siapa-siapa gua mau mergokin bokap sama selingkuhannya
Jani
loh, emang lu tau kalo mereka bakal jalan
Jaze
tau barusan gak sengaja liat chatnya bokap, emang di kelas gak ada guru jan lu bisa bales gua?
Jani
lu gak sekolah emang?
Jaze
hari ini ada tanding bola gua, lu dikelas kan?
Jani
iya, di kelas yaudah nanti pulang sekolah gua ke tempat lu ya
Jaze
oke...
Rinjani mencoba merapihkan barang-barangnya lalu bergegas masuk kekelas dengan baju yang sedikit robek dan kotor karena ulah Fatik dan teman-temannya
entah mengapa akhir-akhir ini kepalanya sering terasa sakit bahkan sebelum ada kejadian pagi ini dan barusan, Jani merasa tubuhnya tak sekuat kemarin-kemarin sebelum berangkat camping ia mudah sakit perut, kelelahan dan juga sakit kepala yang luar biasa dan tak jarang hidungnya mimisan pada waktu-waktu tertentu
Karena kepalanya masih terasa sakit ia sempat duduk dibangku panjang koridor kelas tak kuat berjalan. Hari ini jadwal kelas sepuluh untuk berolahraga memang bangku yang Jani duduki terlihat jelas dari lapangan
"kaka lu kenapa lagi noh?" ucap salah satu teman LIly saat sedang peregangan
Lily hanya menatapnya dan mengendikan bahunya tak tau "mana gua tau, dia kan dramaqueen biarin ajalah"
melihat LIly dan temannya mengobrol Vandy sebagai guru Olahraga mencoba mencari tahu kearah mana mereka menatap sambil mengobrol saat yang lain tengah peregangan
"heyy... kamu!" teriak pak Vandy memanggil Rinjani mengalihkan fokus anak-anak dan menatap Rinjani
mendengar ada yang berteriak ke arahnya Jani menengok kanan-kini memastikan bahwa yang Pak vandy panggil adalah dirinya "saya pak?" tanya Jani menunjuk dirinya
"iya kamu..sini"
mengikuti perintah pak Vandy Jani menghampirinya dengan langkah yang tertatih-tatih jalan ke kelas saja ia tak kuat kini ia harus berjalan kelapangan yang terik menghampiri murid-murid yang sedang berolahraga
"kenapa gak kelas? baju kamu kenapa kotor begini? itu jidat kamu kenapa?" pak Vandy mencecar Jani dengan berbagai pertanyaan ketika Jani sampai di hadapannya
tak menjawab pertanyaan pak Vandy Rinjani mencoba fokus saat pandangannya mulai berbayang, tubuhnya seperti akan kehilangan tulangnya. ia mencoba mengerjapkan matanya saat pandangannya mulai berwarna putih semua.
dan BRRUUK tubuhnya terjatuh pingsan dihadapan semua murid. sementara Lily hanya menatapnya jijik entah drama apalagi yang kali ini Jani gunakan untuk alasan membolos
KAMU SEDANG MEMBACA
Rinjani ( SELESAI )
Romance"Akhhhh..... Gib..ranhh" suaranya memekik kencang Tanpa Aba-aba Rinjani membuka pintu kamar Gibran yang tak terkunci membuat pemilik kamar terkejut bukan main. "Aaah..!!" Rinjani berteriak kencang memalingkan pandangannya ke sembarang arah dan berla...