Part 39

5.5K 108 2
                                    

Bel nyaring di seluruh sekolah membubarkan seluruh siswa/siswi namun sama sekali tak membangunkan Rinjani yang terlelap di mejanya. Jaze yang duduk di sebelah Jani sibuk memasukan buku-bukunya kedalam tas

muncul ide jahil di kepalanya sengaja ia menarik ikat rambut yang digunakan Rinjani agar tak kepanasan "jaze balikin" suaranya sedikit serak khas bangun tidur namun ia tak mengangkat kepalanya sama sekali

"bangunnnn udah siang"

Rinjani menghela nafas panjang dan langsung mengejar Jaze yang berlari karena ketakukan keluar "Jazeee!!" teriak Rinjani diantara seluruh siswa/siswi yang berjalan pulang

mereka terus berlarian diantara ramainya orang-orang yang berjalanan dilorong kelas-kelas setelah jauh berlarian tiba-tiba saja Jaze membalikan tubuhnya memutar balik dan tak lagi berlari namun berjalan cepat

Rinjani yang kebingungan melihat Jaze melanjutkan pengejarannya namun tubuhnya sengaja Jaze putar ia menarik belakang kerah baju Rinjani seperti membawa anak kucing berjalan ke arah sebaliknya

"iiihhh apaansi kenapa?" Jani terus memberontak namun tetap mengikuti langkah Jaze

"ssttttt ikutin aja" perintah Jaze tetap menarik baju Rinjani

setelah sedikit lebih jauh ia merangkul Rinjani dan berbisik sambil terus berjalan ke arah kelas mereka "ada kepsek" bisik Jaze mendapat anggukan tanda mengerti

memang kepsek di sekolah mereka tidak menyukai murid-muridnya berlarian di area sekolah diluar pelajaran olahraga karna sangat mengganggu orang-orang yang sedang berjalanan

belum lagi lapangan tadi belum terlalu kering karna Rinjani dan Jaze tak menyelesaikan tugas mereka dengan baik siapapun di dunia ini tak akan mampu mengeringkan lapangan yang tergenang saat hujan

"sa.. balik duluan ya" Julian menepuk pundak Aksara yang terdiam menyaksikan Jaze merangkul Rinjani ke kelas mereka

"Aksara?!"

"ehh.. kenapa?"

"gua balik duluan"

"bareng aja gua ikut kerumah lu ya?" ajak Aksara namun pandangannya tak juga berubah menatap kekasihkan yang terlihat romantis dengan temannya

Julian mencoba mengikuti arah tatapan Aksara namun terlambat karena Rinjani dan Jaze sudah masuk ke kelasnya "liatin siapa sih lu?"

"gak, gak ada ayo" jawabnya sedikit lesu

*****

Lily terus memperhatikan wanita yang sibuk melahap makanannya di meja makan. Ayana tersenyum malu karena sadar ada mata yang tak berkedip sedikitpun memperhatikannya

Ayana mengelus dagu Lily gemas "masih gak percaya?" ia tersenyum memperlihatkan deretan gigi yang rapih dan lesung pipi menambah keindahan pada wajah Ayana

Lily hanya menggelengkan kepalanya pasalnya Ayana adalah Aktris idolanya. sebelum Ayana bersama Gibran ia memang pernah membintangi beberapa Film terkenal namun karirnya harus terhenti saat ia memutuskan untuk bersama Gibran

Gibran tak terlalu suka memiliki kekasihnya yang terkenal karena akan sangat menjengkelkan melihat orang yang dicintainya juga dicintai banyak pria belum lagi ia harus rela menahan cemburu karena Ayana sering memerankan adegan romantis bersama aktor-aktor terkenal

ia sangat tak suka momen dimana ia harus melihat kekasihnya sendiri harus mendapatkan rumor berkencan dengan lawan mainnya padahal kekasih yang sebenarnya tak pernag dipublish

lagipula Gibran memiliki segalanya cukup untuk menjadi alasan Ayana tak perlu lagi bekerja sebagai aktris.

"aku boleh foto gak kak?" pinta Lily polos

Rinjani ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang