saat tengah fokus memetik stroberi bersama beberapa pegawainya Naruna menyadari kebun begitu hening tanpa suara-suara tertawa atau sesekali jeritan keributan dari mulut ke empat manusia yang ia anggap anak sendiri
"pak liat anak-anak saya? perasaan tadi lagi metikin stroberi" Naruna bertanya pada salah satu pegawainya yang sibuk menggunting tangkai yang tersisa buah stroberi yang sudah dimakan
bukannya menjawab pertanyaan sang bos dengan raut wajah pasrah ia menunjuk ke arah Danau
"kamu kenapa?"
lagi-lagi ia tak menjawab dan hanya memberikan tangkai-tangkai yang masih menyisakan stroberi tak habis
"hah?! ada hewan yang makanin? tupai? masa tupai?"
sembari tersenyum pegawai itu berjalan sambil menggumam dekat telinga Naruna "tupai nya anak-anak mu pak"
Naruna mengusap wajahnya kasar mendengar kebunnya berantakan akibat ulah Aksa dan Krucil-krucilnya
dengan pasrah ia berjalan menghampiri anak-anak tupai yang tengah sibuk bercanda dan tertawa di dalam danau
tanpa bersuara ia hanya berdiri di samping Danau dengan melipat kedua tangan pada dadanya menunggu mereka menyadari kehadirannya
Jaze tengah asyik menyibakkan Air ke wajah Aksa tiba-tiba berhenti namun tidak dengan Julian, ia masih sibuk menarik-narik Rinjani agar tak berpegangan pada Aksara.
Jaze dengan cepat naik menghampiri Naruna "Aksa om yang nyuruh aku berenang" ia menunjuk teman-temannya yang karna suaranya akhirnya semua tersadar ada Naruna yang memperhatikan
"naik!! semua naik!"
tak ada lagi senyuman, mereka semua naik ketakukan "kaki kamu kan lagi sakit Rinjani! ngapain ikut nyebur?" lanjutnya
Jani berdiri dibantu Naruna "Jani di tarik sama ka Aksa" Keluh Jani
mendengar jawaban Rinjani Naruna menarik telinga Aksara dengan kesal "Kamu ini!! bukannya bantuin ayah panen malah main-main"
"aaawww sakit yah.." ia terus memegangi telinganya agar tak terlepas ditarik oleh ayahnya
Julian dan Jaze sibuk menahan tawanya melihat Aksa
"sekarang pulang! ganti bajunya" perintah Naruna pada anak-anak tupainya sembari melapaskan telinga Aksara
tak ada yang menjawab lagi mereka benar-benar mengikuti perintah Naruna dan berjalan pulang "perban kaki Rinjani jangan lupa di ganti" suara Naruna hanya di balas lirikan mata takut dari keempatnya lalu menunduk pertanda menyesali perbuatannya
mereka menyusuri jalan perkebunan stroberi dengan santai sampai Aksara bosan lalu berjalan mendahului teman-temannya sembari memukul kepala Jaze yang berjalan memapah Rinjani
"ishh bangsat!.." umpat Jaze karna tak bisa membalas
"jalan duluan ah gua, lu semua kayak siput lama banget" Aksa tanpa dosa melanjutkan jalan tak lupa tertawa meledek karna pukulannya tak mendapat balasan
selang berapa menit Rinjani Julian dan Jaze masih berjalan pelan-pelan namun dari arah sebaliknya Aksara berlari kembali menghampiri teman-temannya sembari berteriak "mobil...!mobil... itu mobil.."
Julian yang dari tadi terdiam mulai geram dengan tingkah Aksa alhasil ia menendang temannya yang baru saja sampai di hadapannya dengan terengah-engah sampai terjungkal "apalagi!! lu bisa jangan bercanda mulu gak!"
Aksa tak memperdulikan tendangan Julian yang membuatnya terjungkal ia kembali bangun dan masih terengah-engah sambil menunjuk arah ia datang "mobil...itu ada mobil"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rinjani ( SELESAI )
Romansa"Akhhhh..... Gib..ranhh" suaranya memekik kencang Tanpa Aba-aba Rinjani membuka pintu kamar Gibran yang tak terkunci membuat pemilik kamar terkejut bukan main. "Aaah..!!" Rinjani berteriak kencang memalingkan pandangannya ke sembarang arah dan berla...