Part 10

15.2K 186 4
                                    

"Ka Gibran mana popcorn nya!!"

Teriak Lily dari depan tv

Rinjani baru saja menuruni anak tangga ia duduk persis di sebelah Lily "kenapa si teriak/teriak?"

Sembari terus memencet remot mencari film yang ingin mereka tonton "itu ka Gibran lama banget buat popcorn nya"

Rinjani menunjuk layar televisi "itu aja ly film horor"

"Oke..oke" ia memencet remot yang di pegangnya

Dengan susah payah Gibran berjalan membawa popcorn di dalam mangkuk besar "popcorn datangggg" ia duduk di sebelah Rinjani

"Ambil minuman soda jan di kulkas" perintah Gibran diikuti langkah Rinjani ke arah kulkas mengambil apa yang di perintahkan

Saat ia kembali membawa minuman Gibran mengambil tempat duduknya di sebelah Lily "ly geseran kesana Kaka mau samping kamu"

"Sebelah sana aja biar ka Gibran di tengah" ucap Lily santai

Rinjani terdiam sejenak rasanya ia tak ingin ikut menonton jika harus duduk bersebelahan dengan Gibran, bukan tanpa alasan ia tak mau siapa yang bisa menjamin dirinya tidak kenapa-kenapa bersebelahan dengan Gibran.

Gibran menatap Rinjani "sini..." tangannya menepuk sofa di sebelahnya

"Cepetan kak filmnya mau mulai nih, jangan berdiri aja" sahut Lily

Dengan ragu ia berjalan dan duduk di sebelah Gibran. "Eh sekalian matiin lampu biar tambah seru" Gibran menaikan kedua alisnya menyuruh Rinjani.

Ketika film di mulai Lily bersandar pada bahu Gibran sembari sibuk memakan popcorn yang Gibran pegang.

Terdapat banyak jumpscare membuat Lily beberapa kali memeluk Kakanya yang duduk di sebelahnya. Dan beberapa kali saat jumpscare Rinjani hanya memegang tangan sofa di sebelahnya, Gibran sesekali melirik Rinjani yang ketakutan.

Saat Lily mulai fokus pada filmnya tangan Gibran mengelus pelan dalam paha Rinjani membuat pemilik nya tersentak menatapnya, lalu mendapat tatapan balik dari Gibran yang tersenyum smirk.

Jani meringis pelan saat laki-laki itu menyelipkan jarinya di antara kedua pahanya dan terus naik menekan daerah paling sensitif di tubuhnya.

Jarinya terus bermain disana namun tatapannya tetap fokus pada layar televisi, Jani menggigit bibir bawahnya menahan suara desahan nya saat jari laki-laki itu mulai menyelinap masuk ke celana dalamnya.

Tak kuasa menahan erangannya Jani meremas tangan sofa disampingnya, tangan yang satunya berusaha menghentikan tangan Laki-laki di sebelahnya yang semakin liar.

Rinjani merasa bibirnya mati rasa, dan rasa asin mulai menghampiri semakin kencang ia menggitnya. Ia susah payah menutup mulutnya meminimalisir suaranya yang memaksa keluar saat salah satu jari Gibran mulai masuk ke liang kewanitaannya.

Kepalanya ia sandarkan ke sofa, tangannya mulai meremas baju Gibran mengisyaratkan untuk berhenti.

Entah dimana akalnya saat ini, belum cukup saat Lily memergoki mereka berdua kini ia tak puas hanya dengan duduk bersebelahan. Tidak bisakah ia menahan nafsunya sampai Lily pulang batin Rinjani.

Gibran menambahkan satu jarinya lagi untuk ikut masuk bermain membuat wajah Rinjani semakin memerah.

Nafasnya mulai tak beraturan dengan mulut yang terus ia bungkam sendiri menahan suaranya, Jani menggelinjang saat ingin mencapai klimaksnya.

"Aaaaaaakhhh!!!!" Teriak Lily dan Rinjani dengan alasan yang berbeda.

Gibran tersenyum dengan tatapan yang tak teralihkan dari televisinya "filmnya seru ya" bisik Gibran pada Lily yang hanya di balas anggukan.

Rinjani ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang