Part 42

5.3K 106 10
                                    

BRAKKK Aksara menendang pintu hotel yang tak tertutup rapat. wajahnya memerah karna kesal, sorot mata tajam ia pancarkan dari kedua matanya

Jaze dan Jani tak kalah terkejut saat pintu dengan tiba-tiba di buka oleh Aksara

"lu ngapain disini?" tanya Jaze bingung bagaimana bisa Aksara tau rencana memergoki ayahnya, ia melirik Rinjani yang hanya diam mematung memandangi Aksa

"lu jan?" Jaze kembali bertanya

Aksa yang masih mencoba menahan emosinya menarik tangan Jani mengajaknya pergi keluar namun genggamnya sengaja di lepaskan oleh Jaze "apaan si lu tiba-tiba dateng gak jelas begini!"

kini Aksara semakin muak untuk apalagi dirinya dan Jani menyembunyikan hubungan yang bahkan tak merugikan siapapun

"ayo jan.." nada bicara Aksa mulai ketus

"stop Aksara apaan sih!!" lagi-lagi Jaze melepaskan tangan Aksa yang menggenggam Jani

tak mampu lagi menahan emosinya Aksa mencengkram kerah baju Jaze lalu kuat-kuat ia membenturkan tubuh Jaze pada tembok "dari tadi gua masih sabar ya!"

"kak Aksa stop!" teriak Rinjani mencoba menghentikan Aksara

"yang harusnya nanya dari tadi gua! ngapain berduaan sama pacar orang di hotel?!"

Jaze menganga sangking terkejutnya mendengar pernyataan Aksara "jan?"

"maaf..."

Jaze melepaskan cengkraman Aksa dengan kuat lalu mendekati Rinjani dengan mata yang mulai berkaca-kaca "sejak kapan?" kini nada bicaranya memelan

"maaf Jaze, gua mau ngasih tau tapi nunggu waktu yang tepat" jawab Jani menundukan kepalanya menyesal

Aksara memutar bola matanya malas menyaksikan perdramaan lagi, tak ingin berlama-lama ia kembali menarik tangan Jani keluar kali ini Jaze hanya terdiam menatap punggung Jani yang terlihat semakin menjauh

air matanya tumpah begitu saja ia merasa seolah dikhianati oleh orang-orang yang ia cintai pertama ayahnya lalu sahabatnya. apa memang kehadiraan nya tak sepenting itu di mata mereka hingga ia harus selalu tau dari orang lain

Aksara membuka pintu mobil menyuruh Jani masuk lalu disusul dirinya. Aksara mencoba mengontrol dirinya agar tak emosi namun dirinya tak mampu berkata-kata lagi. Aksara hanya menyelamkan kepalanya pada stir mobil

"maaf kak.. ini semua gak kayak yang ka Aksa pikirin" Jani mencoba mengusap bahu Aksara namun Aksa menjauh tak mau di sentuh

merasa ditolak Jani kembali mengepalkan lengannya "jani tau ka Aksa gak suka jani deket sama Jaze tapi kali ini Jani harus nemenin Jaze dan aku gak bisa ceritain semuanya kak"

kini Aksara menatap Rinjani kedua alisnya mengkerut tak terima dengan pernyataan Rinjani "Jaze butuh Jani saat ini ka Aksa harus bisa ngertiin itu"

"kalo aku ngertiin kamu yang ngertiin perasaan aku siapa? apa kamu juga bakal selalu ada kayak yang kamu lakuin ke Jaze?"

"kak aku kenal Jaze jauh sebelum kenal sama ka Aksa"

"aku pacar kamu sekarang!!" bentak Aksara membuat Jani terdiam "aku gak perduli siapapun yang kenal kamu lebih dulu, sekarang kamu pacar aku! milik aku dan aku gak suka berbagi"

Jani terdiam sejenak matanya terus menatap Aksara tak percaya dirinya di bentak jarinya kembali meremas seragamnya "jani mau pulang" suara Jani pelan ketakutan dengan tangan yang gemetar ia menarik seatbelt matanya terus menelisik keluar tak mau menatap Aksara

Rinjani ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang