Part 9

13.8K 194 2
                                    

Jaze mengerjapkan matanya terbangun dari tidur siang nyenyak di atas pangkuan Rinjani, yang masih sibuk membalikkan secarik kertas dari beberapa buku yang berserakan di lorong rak buku perpustakaan.

Jaze menghembuskan nafas gusar "Jan gua bosen nih tidur, lu belum selesai apa bacanya?"

Rinjani tersenyum mengelus kepala Jaze yang masih setia berada di atas pahanya "udah bangun? Sebentar lagi ya.."

"Lagian ada manusia tahan baca buku sebayak itu" gumam Jaze dengan bibir yang sedikit ia majukan sembari melirik Rinjani kesal

Rinjani menatap Jaze membuat mata mereka bertemu membuat ekspresi wajah Jaze berubah 360 derajat. Jaze tersenyum "eh..Jani sehat?"

"Ngedumel apaan?"

"Engga... ini buku bagus ya.." ia tertawa kecil

"Gua udah laper nih Rinjani Mallapy Aurora" lanjutnya tersenyum terpaksa

"Gimana gua mau kelar, lu gak bangun-bangun kaki gua keram nih" Jani menggoyangkan kakinya menyuruh Jaze bangun.

Jaze bangun membantu Rinjani membereskan buku yang berserakan di lantai "ayo tarik gua" Jani mengulurkan tangannya pada Jaze

"Hadehhhhh manja banget bangun sendiri kek!" Ucap Jaze jengkel Namun tetap mengambil tangan Rinjani membantunya berdiri.

*****

"Kenapa lu gak langsung pulang sih? Malah baca buku di perpus?" Tanya Jaze di sela-sela ia mengunyah makanan nya.

"Lu kalo gak mau nemenin juga boleh pulang" jawab Rinjani enteng

Jaze mengerutkan dahinya kesal "tolong di tela'ah ya ibu Rinjani yang terhormat, sebutkan di bagian mana dari kata saya yang mengeluh tidak ikhlas menemani anda" ia memajukan wajahnya pada Rinjani

Jani mengusap wajah Jaze dengan telapak tangannya "Yaudah sihhhh, banyak nanya nih mas nya kyak wartawan"

"Tapi ya jan, gua dari tadi salfok leher lu kenapa?" Tanya Jaze mengulurkan tangannya ingin menyentuh leher Jani namun dengan sigap Jani tepis

"Hah?.. Ahh ini gak sengaja kecekik kain, Kemaren sebenernya pas gua gak masuk itu gua floating yoga" Jani gelagapan salah tingkah

Dengan wajah menahan tawa "lu??" Tanya Jaze

"Yeehhh suka meremehkan orang nih"

Jaze tertawa "Lagian ngapain sih lelaguan aja, nanti kalo mati gimana perkara keseringan ke cekik?!" Nadanya meledek Jani

Jani tertawa merasa lega bahwa Jaze percaya dengan perkataannya barusan.

Saat sedang bercanda bersama Jaze tiba-Tiba saja ada 3 orang laki-laki berbadan tinggi tegap dengan otot yang besar menghampiri mereka berdua di cafe dekat sekolah.

Jaze melihat sekelilingnya berfikir bahwa 3 pria itu salah menghampiri mereka "Om nyari siapa ya?"

"Nona, kami di perintahkan oleh tuan Gibran untuk menjemput, karna tuan masih Ada urusan di kantor"

Jaze tertawa terbahak-bahak "nona? Hahaha sejak kapan? Jani hahahahah"

Namun tawanya dalam sekejap berhenti saat mendapat respon tak acuh dari sekelilingnya "lah ini beneran??" ia kebingungan

"Pak boleh tolong telpon Kaka? bilang Jani pulang bareng Jaze aja gitu.." perintah Jani lembut pada Bodyguard yang dikirim Gibran

Jaze berbisik "Kaka lu gila ya jan? Posesif banget"

Rinjani ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang