Part 23

9.2K 162 0
                                    

"Semuanya udah lengkap? Gak ada lagi yang ketinggalan?" Tanya Julian saat bus rombongan camping ingin berangkat pulang.

Serentak seluruh siswa - siswi kelas Rinjani menjawab tidak, berbeda dengan Jaze yang celingak-celinguk memperhatikan teman nya satu persatu namun tak melihat Rinjani.

Apa semalam ia sudah keterlaluan? Panitia sebanyak itu tak ada yang menyadari Rinjani hilang? Apa Rinjani benar-benar terjebak tertimpa pohon semalam? Pertanyaan satu persatu muncul di kepalanya.

Julian yang memperhatikan Jaze kebingungan seperti mencari sesuatu yang hilang, atau seseorang. "Ada yang ketinggalan Jaze?" Tanya Julian membuat seseorang yang di sebutkan namanya menoleh

"Rinjani?!" Tanya Jaze dengan raut wajahnya yang sedikit panik

"Kak Aksa gak di bus ini ya?" Fatik bertanya pada Julian menimpah pertanyaan yang Jaze ajukan

Semua siswa-siswi tiba-tiba menjadi riuh memastikan temannya tak tertinggal. "Rinjani sudah pulang semalam sama Aksa" jawab Julian

Lagi-lagi jawaban Julian tak membuat riuh suara orang-orang itu diam, malah semakin ricuh karna merasa iri bagaimana bisa Rinjani pulang lebih dulu bersama Aksa.

"Fatik dan Jaze sesampainya di sekolah jangan langsung pulang ya, kalian ikut saya dulu" lanjut Julian kali ini pernyataan nya mampu membuat semua orang terdiam bingung.

Dhama mendekatkan wajahnya pada telinga Jaze berbisik "lu ngapain sama Fatik? Mesum lu ya?" Tuduh nya pada Jaze

Bayu yang mendengar itu tak mau kalah ikut menimbrung dari bangku dibelakang Jaze "demi apa?!"

Dhama yang terkejut menatap Bayu dengan kesal lalu menariknya untuk mendekat "lu bisa gausah kenceng-kenceng gak sih kalo kaget"

"Kalian apaan sih.." Jaze tak kalah kesal melihat kelakuan temen-temannya lalu berdiri pindah tempat, ia berjalan dan duduk di sebelah Julian

Julian yang hampir terlelap tiba - tiba tersentak kaget ada yang duduk di sebelahnya, "bikin kaget aja! Ngapain lu pindah?"

"Rinjani gapapa?" Tanya Jaze berbisik pada Julian, namun Julian hanya menatapnya acuh lalu kembali memejamkan matanya

"Julian?!" Jaze mendorong tubuh Julian agar terbangun menjawab pertanyaan nya membuat Julian terpentok kaca mobil, dengan kesal ia menonjok bahu Jaze pelan "eh anjing, sana ah! Ganggu banget orang lagi tidur"

"Lagian, jawab gua dulu!"

"Gua ini Kaka kelas lu ya monyet, gak ada sopan-sopannya jadi manusia" gerutu Julian dan tetap setia ingin memejamkan matanya.

Jaze tak kehabisan akal "Julian!!" Ia berdiri lalu berteriak kencang membuat seisi mobil menatap nya heran.

Julian yang mendengarnya menatap Jaze sinis "Ehh si goblok, lu pikir aja sendiri menurut lu dia baik-baik aja! Kan lu yang ninggalin dia sendirian" Suara Julian tak kalah kencang

Sekarang semua orang menatap ke arah mereka berdua mencoba mencerna apa yang sedang mereka bicarakan sampai harus berisik seperti itu.

"Jadi?" Kini suaranya memelan terduduk disamping Julian dengan perasaan campur aduk kenapa ia tega melakukan itu

"Aksa bawa dia kerumah sakit semalam, dia gua temuin pingsan ketimpa pohon kakinya. yang gua heran lu sengaja? Atau gak sadar dia ketinggalan? Gua nyampe minta bantuin warga lokal buat angkat tuh pohon" jelas Julian kita lebih tenang

Yang membuat Julian terkejut respond Jaze diluar dugaan ia tertawa sendiri dan lama-kelamaan suara tawanya berubah menjadi tangisan. Jaze memukuli kepalanya sendiri menyesal "Ehh...Jaze? Heh? Lu sehat?" Julian menepuk-nepuk Jaze membuatnya sadar

Karna Julian fikir ia kerasukan setan tiba-Tiba ketawa lalu menangis seperti yang selalu ia tonton di YouTube "Jaze?" Ia kembali memanggil Jaze memastikan bahwa adik kelas nya itu kesurupan atau tidak

"Harusnya gua gak ninggalin dia" ditengah-tengah suara tangisnya ia menyesali perbuatannya

Sadar bahwa Jaze tidak kesurupan julian memeluknya "udah diem, Rinjani udah ditanganin dokter dan udah gapapa jangan cengeng anjir gua bingung nenangin nya masalahnya lu cowo"

Jaze mendorong tubuh Julian "lagian lu ngapain meluk gua"
ia menghapus air matanya setelah mendengar bahwa Rinjani tidak apa-apa.

Rinjani ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang