1%

91 16 8
                                    

Lagu untuk part ini: Kasmaran-Jaz

***

"Sa?"

Teresa tak menjawab, masih asik menikmati hembusan angin menerpa wajahnya saat ayunan bergerak.

"Satu persennya apa?"

Ivan dengan sengaja mendorong ayunan kencang sampai membuat perut Teresa serasa digelitiki. Sampai ia refleks tertawa.

"EH? LO KETAWA?!" Kepala Ivan mendadak muncul di depannya.

Buru-buru Teresa mengatup mulutnya kembali.

"Yes! Gue bisa bikin lo ketawa!" Ivan bersorak bahagia.

"Dih. Nyengir lo!"

Sambil tersenyum, Ivan mengamati tiap lekuk wajah Teresa setelah berhenti mendorong ayunan.

"EH! LO PAKE LIPTINT, YA! CIEEEE ...."

MAMPUS!

Ivan mengulum senyum. Ia bisa melihat pipinya Teresa merona.

"Ayo kasih tau! Kenapa pake liptint?"

Teresa terus-terusan terdiam.

"Mmm ... jawab, dong!"

Ivan terus membujuk.

"Yaudah, deh ...."

"Gak papa kalau malu .... But that's good on you." Ivan berucap dengan suara yang ciut.

Namun, hati Teresa sukses dibuat berdebar-debar.

Ivan menatap Teresa yang tersipu malu, kepalanya menunduk menggemaskan menahan senyum. Keduanya tak sadar kalau rintik hujan mulai turun.

Sampai akhirnya hujan semakin deras dan menusuk kulit.

"Hujan, Sa!"

"Iya gue tau!"

Teresa menatap sekeliling, mencari tempat berteduh.

Tanpa pikir panjang Ivan menarik tangan Teresa, meninggalkan taman. Suara deras hujan yang menghantam tanah dan genting mulai bising di telinga. Jantung Teresa kembali berdegup kencang, seakan bisa mengalahkan bising hujan. Ivan terlalu tiba-tiba menarik tangannya!

Bulu kuduk Teresa meremang.

SIALAN! INI SALTING TINGKAT DEWA!

SIALAN! INI SALTING TINGKAT DEWA!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adegan ini terasa familiar. Sekarang Teresa yakin, hidup memang sedramatis sinetron apalagi menyangkut cinta.

"Ayooo cepetan!" Ivan menyadari genggamannya dilepas oleh Teresa yang malah melamun tak jelas.

"Hati-hati kepeleset."

"Jangan kena becek! Celana lo putih, nanti susah dicuci kalau kotor." Ivan berteriak-teriak di belakangnya.

If We Didn't MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang