"Lo kenapa nangis, Van?"
"Kagak."
Ivan menjauhkan diri dari Lexi sampai punggungnya menabrak kepala Teresa.
"Sorry, Sa."
Lexi menyadari ada orang lain, kepalanya dimiringkan untuk melihat siapa perempuan yang berani-beraninya berada di dalam rumah berdua saja dengan Ivan.
"Oh! Ada Teresa!" sapa Lexi dengan wajah terlalu sumringah.
"Boleh gue masuk, Van?" Lexi menyentuh dada Ivan dan mempertipis jarak keduanya. Mau tak mau Ivan berjalan mundur dan membiarkan Lexi bertamu di rumahnya.
"Ada apa ke sini?" tanya Ivan datar. Sesekali ia melirik wajah Teresa yang mulai dongkol.
"Tante Agatha suruh gue ke sini nemenin lo."
"Gue udah besar kali. Lo jangan bohong."
"Kalau nggak percaya baca pesannya aja." Lexi mengeluarkan ponsel dan menunjukkan isi percakapan Lexi dengan Agatha.
Lexi berjalan santai ke ruang keluarga dan berkutat dengan televisi.
"Ayo nonton Netflix," ajak Lexi.
Gadis itu duduk manis dengan rok feminim dan sweater kebesarannya. Ivan mengajak Teresa untuk bergabung.
"Lo suka nonton, Sa?" Lexi membuka papper bag berisi dessert yang ia beli sebelum berangkat ke rumah Ivan.
Teresa menggeleng. Masa bodoh.
"Kalau gitu, lo mau nonton apa, Sa?" Lexi memberikan remotnya pada Teresa.
"Apa aja, lah! Film hantu aja kalau gitu."
"Film hantu? Maksudnya horror ?" tanya Lexi memastikan.
Sementara Ivan, ia hanya duduk di sofa lain mencoba berpikir keras apa yang akan selanjutnya terjadi antara dirinya dan Teresa. Jujur ia trauma setelah mendengar soal Kirana saat PMS. Bagaimana jika itu terjadi juga pada Teresa, begitu pikirnya. Ditambah lagi kedatangan Lexi pasti menyulut emosi Teresa.
"Iye, horror."
"Sebentar." Lexi beranjak dari sofa dan duduk di sebelah Ivan.
"Gue kalau takut nonton horror biasanya sama Ivan ditemenin. Ya kan, Van?"
Ivan mengangguk asal, ia masih fokus dengan angan-angan. Ivan tak sadar dirinya membuat Teresa kesal, karena membiarkan Lexi duduk di sana.
"Kalau gitu kenapa nggak kalian berdua aja yang nonton?"
"Lah? Lo kenapa, Sa? Gak ada selera nonton film barat? Lo maunya film yang gimana? Sinetron?" tanya Lexi.
"Lexi ...." Ivan memperingati.
"Lo juga, Van! Bisa nggak sama dia lebih tegas? Lo nggak sadar maksud dia di sini mau ngapain?" cecar Teresa tersulut emosi.
"Santai aja kali, Sa! Gitu aja gampang marah. Baperan, deh! Nggak suka gue."
"Emang lo pikir gue mau disukain sama lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
If We Didn't Meet
Novela JuvenilGara-gara americano yang tak sengaja mengotori sepatunya, Teresa berjumpa dengan Ivander Gabrian Adhitama dalam skenario alam semesta yang gemar menjadi mak comblang di panggung sandiwara ini. If We Didn't Meet berbicara tentang persahabatan, cinta...