Berita Duka

31 4 0
                                    

Berita Duka

Berita Duka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Netra hitam yang sayu dan penuh kecemasan itu terus menatap pesan-pesan yang masuk beberapa hari ke belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Netra hitam yang sayu dan penuh kecemasan itu terus menatap pesan-pesan yang masuk beberapa hari ke belakang. Ivan menghilang sejak dua hari lalu. Tak ada ucapan selamat pagi tak terbalas, tak ada lelucon aneh tak terbalas, tak ada kabar apa pun.

Kalau ada dikacangin, kalau gak ada nyariin. Bego.

Teresa mengumpat dirinya sendiri yang sedang terbaring santai di atas tempat tidur. Ia mengusap wajahnya penat. "Dia ke mana, ya?"

Suara derap langkah yang terdengar dari luar mengalihkan atensi Teresa. Dian berjalan menghampirinya sambil tersenyum.

"Kenapa, Ma?" tanyanya. Ia meletakkan ponselnya di atas meja.

Dian duduk di atas tempat tidurnya dengan air muka ragu.

"Hari kelulusan kapan, Sa?" tanya Dian.

"Dua minggu lagi, Mah. Kenapa?"

Dian manggut-manggut, wajahnya nampak ragu-ragu hendak mengucapkan sesuatu. "Besok Mama ke Jepara, Sa."

Bola mata Teresa membulat lebar. "Mau apa, Ma? Bapak gak papa?"

Dian buru-buru menggeleng sebelum Teresa berpikir hal buruk. "Bapak sehat, Sa. Mama ke sana mau ngurus sesuatu sama Bapak."

Sebenarnya Teresa merasa cemas dan sedikit takut ditinggal sendiri lagi. "Yaudah, hati-hati, ya. Kabarin sama Bapak kalau Teresa kangen banget."

If We Didn't MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang