Siap-siap untuk kejutan baru ya.
Happy Reading!
"Kenapa lo ke luar?"
Ivan bertanya dengan air muka yang nampak cemas. Ivan berganti-gantian menatap Teresa dan Lexi.
"Gerah di dalem terus, Van."
Udah gue duga, omongannya gak pernah bisa dipegang.
"Lo berdua habis date?"
Pertanyaan Teresa mengubah atmosfer di antara mereka.
Lexi tertawa saat mendengar pertanyaan Teresa.
"Bias-"
"Keluarga kita habis kumpul."
Belum selesai Lexi berbicara, Ivan lebih dulu menyela.
Jawaban Ivan membuat hati Teresa mencelos. "Hah?"
"Terus? Lo dateng ke sini buat apa? Buat sombong sama gue?"
Teresa mulai kesal.
"Hah?"
"Lo mau sombong habis jalan sama Lexi, kan?" Teresa mengulangi sambil tertawa hambar.
"Bukan, Sa! Gue ke sini mau ketemu lo! Gue kange-"
Teresa menghentikan Ivan hanya dengan jari telunjuknya yang diangkat.
"Lo kalau jadi gue juga mikirnya gitu, Van! Ada emang cowok dateng ke rumah cewek yang dia kangen tapi bawa cewek lain yang habis jalan sama dia? Coba gue tanya sama lo!"
Teresa mendorong bahu Ivan, terlanjur kecewa.
"Gue udah bilang gue gak jalan sama dia!"
"Iya, Sa! Kita emang gak-"
"Lo diem, Lex!" sela Ivan.
Nampaknya Ivan memang tak mau dengar Lexi ikutan berbicara.
"Apa? Ada apa, Van? Kenapa gak biarinin Lexi ngomong?"
Teresa mendorong lagi bahu Ivan.
Ivan mempertipis jaraknya dengan Teresa dan menggenggam tangannya perlahan.
Lexi bersandar ke mobil sambil memandang langit malam, ia benci melihat Ivan menggenggam Teresa.
"Gue habis kumpul keluarga. Gue ke sini-"
Teresa menggeleng sambil melepas genggaman Ivan. "Gue udah males denger omongan lo, Van! Lo susah ditebak! Gue gak paham lo! Gue gak tahu lo dan lo gak pernah kasih gue ruang buat kenal siapa lo! Dan kalau lo tanya gimana hari gue? Jawabannya buruk gara-gara harus ketemu sama lo!"
Teresa memeluk tubuhnya sendiri kemudian memutar badan, pergi dari hadapan keduanya. Teresa jatuh cinta dengan Ivan. Padahal Teresa tidak pernah mengenal siapa Ivan.
Kenyataan bahwa Ivan membawa Lexi ke sini membuatnya cemburu!
Sementara itu, Ivan berdiri dengan jantung berdegup cepat. Nampaknya ia bingung.
"Kenapa lo bohong sama dia?"
Suara serak Lexi menginterupsi Ivan. Namun, tak kunjung dijawab, malah masuk ke mobil dan menghidupkan mesin.
Sementara Teresa, ia duduk di sofa ruang keluarga setelah masuk rumah lagi.
Selang beberapa menit ketukan pintu terdengar lagi.
"Mau Mamah yang buka?" Dian muncul di pintu kamarnya.
Teresa bangkit berdiri kemudian menggeleng. "Aku aja, Ma."

KAMU SEDANG MEMBACA
If We Didn't Meet
Teen FictionGara-gara americano yang tak sengaja mengotori sepatunya, Teresa berjumpa dengan Ivander Gabrian Adhitama dalam skenario alam semesta yang gemar menjadi mak comblang di panggung sandiwara ini. If We Didn't Meet berbicara tentang persahabatan, cinta...