Cause I Have Died Everyday Waiting for You

42 7 0
                                    

Bagian 36 – Cause I Have Died Everyday Waiting For You

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 36 – Cause I Have Died Everyday Waiting For You

Satu setengah tahun sebelumnya, di depan toko elektronik.

"Van, kamu udah anter donasi untuk orang-orang di Panti Kenangan, kan? Papa denger kamu malah main ke tempat temen kamu yang anak band itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Van, kamu udah anter donasi untuk orang-orang di Panti Kenangan, kan? Papa denger kamu malah main ke tempat temen kamu yang anak band itu."

Suara hujan yang turun cukup deras sedikit meredam suara Candra di telepon.

"Udah, Pa. Everything is under my control." Ivan menjawab sambil duduk di depan gerai pecel lele menunggu hujan reda.

"Gimana? Apa pernah ada yang namanya Ravendra datang ke sana?" Suara khawatir yang penuh harapan itu harus kecewa lagi untuk yang kesekian kali.

"Gak ada, Pa. Aku udah bilang gak mungkin Ravendra ke panti asuhan, dia pasti gak ke san —"

"Kan gak ada salahnya coba, Van. Kamu sendiri aja gak bisa kasih Papa solusi buat nyari Kakak kamu ...."

Samar-samar Ivan mendengar Mama menegur. "Pa, jangan bicara kayak gitu."

"Hh .... Papa juga bingung mau cari dia ke mana lagi, Van. Maaf Papa jadi nyalahin kamu."

Ivan tak menjawab, ia menunduk menatap genangan air. Sorot matanya lelah, jadi ia menepikan motornya untuk sementara.

 Sorot matanya lelah, jadi ia menepikan motornya untuk sementara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
If We Didn't MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang