Tebak foto siapa yang di mulmed?😽🥵
***
Happy Reading!
26. Teresa Marah
Mading sekolah lagi-lagi ramai soal Naresh. Kali ini soal ulang tahunnya yang ke-19 kemarin. Segerombolan kaum hawa rela berdesak-desakan demi membaca detail dari pesta ulang tahun idola mereka, karena hanya orang tertentu yang diundang.
"Lihat itu si Jena! Norak banget pake harus foto-foto di depan mading. Miris, ya. Nggak bisa foto sama orang aslinya jadi sama posternya juga jadi." Rubi melipat tangannya di depan dada saat berpapasan dengan mading sekolah.
Teresa hanya mengedikkan bahu kemudian lanjut berjalan ke kelas. Ia merasa tubuhnya kurang sehat. Mungkin karena semalaman tidur di sofa tanpa selimut.
"Lo nggak mau denger cerita gue gitu? Gue kemarin habis dari ulang tahun Naresh Beavis Jonathan!" goda Rubi/
"Hah?! Lo serius ke ultah dia?!" pekik Teresa sambil menatap wajah sobatnya.
Rubi melipat bibir sambil pura-pura mengelap air mata. "Udah seribu kali kayaknya gue bohongin lo. Gue nggak tahu lo terlalu bodoh atau gimana, lo selalu percaya kebohongan gue, Sa!"
Teresa mendengkus kesal. "Sialan lo."
"Ini tuh tandanya gue nggak punya trust issue sama lo. Saking percayanya gue sama lo sampe semua omongan lo gue percaya," Teresa menyentuh dadanya. "Sakit, Bi! Ugh .... Lo selalu ngekhianatin kepercayaan gue."
Rubi memasang wajah sinis, "Ini, sih, lo nya aja yang gampang dibohongin, Kadal!"
"Udah, ah! Nggak akan ada habisnya kalau gue ngebacot sama lo!" Teresa mempercepat langkahnya ke kelas.
Betapa terkejut dan terharunya Teresa saat melihat Fanny sudah duduk manis memandang papan tulis kosong. Menurut perhitungannya, Fanny pasti sudah seperti itu saat sekolah masih sepi.
"OMAYGAT! PANIII!" Rubi yang tadinya mau lurus ke kelas anak IPS malah mengkol karena histeris melihat Fanny sudah sehat sentosa.
Teresa sampai terperanjat kaget karena teriakannya.
"GILA GUE GAK NYANGKA LO UDAH SEMBUH!"
"Berisik, Rubi!" tegur Gilang yang sedang berbincang dengan teman sebangkunya. Ia berjalan ke luar untuk membuang bulatan kertas hasil kotretan PR.
"Apasi Gilang apasiii. Ihh, masa OSIS ngerjain tugas di sekolah!" Rubi meledek sambil berjalan santai ke meja Fanny.
"BACOT!"
Fanny menoleh ke arah Gilang, mulut lelaki itu langsung mengatup padahal tadinya hendak mengamuk.
"Lo juga jangan ngejek dia, udah tahu dia sensian," tegur Fanny dengan suara tenangnya.
Teresa ikutan duduk di depan Fanny. "Lo udah betulan sehat?"
"Kelihatannya?"
Teresa hanya mengangguk-angguk.
"Gue juga udah kerjain PR dua hari lalu. Mau lihat?" tawar Fanny.
"LO JUGA UDAH NGERJAIN? KOK SAKIT NGERJAIN TUGAS, SIH!"
"Gue sakit, bukan cacat."
Rubi mengerutkan dahinya kemudian terdiam. "Betul juga, sih," gumamnya.
Teresa hanya bisa geleng-geleng kepala melihat lawakan di pagi buta.
KAMU SEDANG MEMBACA
If We Didn't Meet
Teen FictionGara-gara americano yang tak sengaja mengotori sepatunya, Teresa berjumpa dengan Ivander Gabrian Adhitama dalam skenario alam semesta yang gemar menjadi mak comblang di panggung sandiwara ini. If We Didn't Meet berbicara tentang persahabatan, cinta...