Kata Doni Cinta Gak Punya Aturan

91 15 6
                                    

"Fan, lo yang ambil tanggung jawab pensi, kan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Fan, lo yang ambil tanggung jawab pensi, kan?"

Suara Anwar menginterupsi lima orang yang awalnya asik membahas perihal Ivan dan Teresa sambil duduk-duduk. Dari kelimanya, hanya Rubi yang berada di kelas IPS, tepatnya dengan Naresh. Rubi tak pernah bosan menghampiri mereka ke kelas hanya untuk melakukan ghibah. Basic Girls's Things.

"Iya." Fanny menoleh pada Anwar.

"Gue aja," respon Anwar.

"Oh yaudah."

"Lo gak akan tanya kenapa dan disuruh siapa?"

"Kagak." Fanny tau, itu Gilang. Dia tak mau Fanny terganggu belajar lagi.

"Oh yaudah."

"Perasaan waktu itu Gilang maksa-maksa Fanny buat jadi penanggung jawab di pensi, sekarang kenapa di—"

"Udah, Sa. Gak usah dibahas."

Teresa mengangguk.

"Sebentar lagi ada pensi, ya?" tanya Kirana.

Lingkungan kelas pagi itu sudah cukup ramai dengan hiruk-pikuk siswa-siswi yang membahas pensi. Gosipnya sudah sampai ke telinga Kirana.

Teresa mengangguk serempak dengan Doni.

"Pensi tahun ini tugas akhir Gilang sebagai ketos, ya? Habis itu dia lepas jabatan." Kirana berbisik pada Teresa dan dijawab anggukan.

"Tumben gak antusias, Bi?"

Teresa melihat Rubi dari tadi melamun, sambil menundukkan kepala.

"Galau."

"Kenapa lo?"

Kirana keheranan sambil duduk di sebelah Doni.

"Paket gue belum sampe dari waktu itu!"

"Paket bantal Jamin itu?" timpal Teresa.

"Jaemin? Iyaaaa." Rubi merengek.

"Lo bilang waktu itu udah sampe! Pembohong!"

"Hehehe ...." Rubi nyengir.

"Lagian lo dari dulu dibohongin orang selalu percaya. Awas nanti lo ketipu juga sama cowok," timpal Fanny.

"Ih jangan sampe!"

"Lo tau apa yang lebih kecil dari semut, Bi?" lontar Teresa setelahnya.

"Lubang hidung si Doni," jawab Rubi.

"Ehhh."

"Astagfirullah stop bully Doni!"

"Salah, anjir."

"Terus apa?"

"Kesempatan lo masuk Surga."

"Dasar kadal lo!"

"Eh ada Rubi!"

Sapaan gembira seseorang membuat keempatnya menoleh. Fanny sibuk dengan ponsel.

"Eh, Deku!" Rubi menyapa.

If We Didn't MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang