TITIK SATU 6 - Luka di tangan

3.7K 335 14
                                    

HALLO!!! HALLO!!! HALLO!!!

Ketemu lagi nih sama Cosu, Cintah!!!

Gimana kabarnya hari ini? semoga baik-baik aja ya.

Jam berapa dan hari apa kamu baca bagian ini?

Kalian lagi seneng atau lagi badmood nih? Maaf yah Cosu telat update TITIK SATU.

TITIK SATU ini adalah cerita ketiga Cosu dan semoga Cintah semua suka ya!!!

Yuk bantu doa dan share cerita ini supaya sukses dan tamat sampai akhir...

Oiyah, Mimpi atau Cita-cita kalian apa? yuk coret-coret disini supaya Cosu bantu doa.

Sudah siyap baca???

Skuy gasken!!!

________________________________________________________________________________

SELAMAT MEMBACA CINTAH

________________________________________________________________________________

Siapa sangka jika yang tidak pernah terlihat oleh mata ternyata memendam rasa? Karena yang diam-diam menjaga, terasa lebih tulus cintanya.

Matahari siang ini bersinar dengan terik, Rere menyipitkan matanya untuk menghalau sinar uv itu mengenai netranya secara langsung. Di tengah lapangan sana, Glenca tengah mendribbel bola, melambungkannya keatas dan berhasil masuk kedalam ring.

Sekarang Rere dan yang lainnya tengah berada di tepi lapangan, menunggu giliran mereka untuk pengambilan nilai basket. Mereka semua berkumpul menjadi satu tempat, hanya Rere saja yang duduk terpisah sedikit jauh dari mereka.

Bukannya Rere tidak mau bergabung, tapi memang mereka yang menjauh karena tidak ingin berkumpul dengan gadis yang mereka bilang aneh. Awalnya ada Raga yang menemani Rere, namun laki-laki itu tiba-tiba saja dipanggil untuk ke ruang guru.

Memang selama ini hanya Raga lah yang selalu menemaninya, disaat yang lain membuli dan menjauhinya, menjulukinya dengan sebutan aneh hanya Raga lah yang tidak begitu.

Dulu, Rere sangat senang akan hal itu. saat sebelum dia tidak mengetahui semuanya. Hingga tiba hari itu, hari dimana dia mendengar sesuatu yang sama sekali tidak ingin dia dengar. Sekarang perasaan senangnya berubah menjadi murka.

Dia memang tidak mengetahui siapa, tujuan dan apa maksudnya namun Rere dapat menyimpulkan bahwa Raga tidak benar-benar tulus bersikap baik padanya. Jika alasan itu tidak ada, bisa saja Raga akan bersikap sama seperti yang lainnya.

Semakin Raga ada didekatnya, membantunya dan bersikap baik padanya semakin membuat Rere terlihat menyedihkan.

Satu yang Rere sangat benci, dikasihani. Dan itulah yang dilakukan oleh Raga saat ini. Mengkasihani seorang Elakshi Andreanna. Sikap yang sama sekali tidak bisa untuk Rere terima.

Rere bisa menerima apapun. Kesakitan, penderitaan, pembulian tapi tidak dengan rasa kasihan. Hidup Rere memang menyedihkan, tapi Rere tidak mau dunia bebas menertawainya. Berpura-bura kasihan, peduli tapi diluar sering mengunjingi.

Selama hidupnya, Rere hanya mengerti dua hal yaitu kebahagiaan dan ketulusan tidak tertulis di lembar takdirnya. Rere yakin bahwa di lembar takdirnya hanya ada noda hitam yang menandakan sebuah penderitaan.

Jangan tanyankan mengapa Rere masih bisa bertahan hidup sampai saat ini. Rere masih memiliki harapan hidupnya sendiri. Satu-satunya harapan yang ia yakini akan sedikit mengurangi kesedihan dalam hidupnya. Dia, orang yang tengah berusaha untuk hidupnya sendiri dan Rere masih berharap hal itu akan segera terjadi.

TITIK SATUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang