HALLO!!! HALLO!!! HALLO!!!
Ketemu lagi nih sama Cosu, Cintah!!!
Gimana kabarnya hari ini? semoga baik-baik aja ya.
Jam berapa dan hari apa kamu baca bagian ini?
Maaf ya COSU baru update sekarang. Cosu beberapa hari ini lagi kurang enak badan ditambah di sekolah lagi sibuk banget praktek dan laporan. Bikin kepala cenat-cenut rasanya😭
Ada yang nungguin cerita ini update nggak sih?
Siapa yang udah rekomendasiin cerita ini ke temen-temennya? Jangan lupa buat ikut ramein cerita ini yah dengan bawa banyak readers untuk baca cerita ini ^_^
Dan kalau posting bagian cerita ini ke instagram, boleh banget tag Cosu🥰
TITIK SATU ini adalah cerita ketiga Cosu dan semoga Cintah semua suka ya!!!
Yuk bantu doa dan share cerita ini supaya sukses dan tamat sampai akhir...
Jangan lupa untuk selalu dukung Cosu dengan Vote dan Coment ya. minimal Vote deh. Belajar untuk menghargai kerja keras orang lain, OK!!!
Oiyah, Mimpi atau Cita-cita Cintah apa? yuk coret-coret disini supaya Cosu bantu doa.
Sudah siyap baca???
Skuy gasken!!!
________________________________________________________________________________
SELAMAT MEMBACA CINTAH
________________________________________________________________________________
Nggak semua rasa nyaman bisa di jadikan pasangan. Beberapa memang lebih baik hanya menjadi seorang teman.
Setelah pertemuan Rere dan Zeline kemarin, Zeline sibuk menghindari Raga. Dia kesal dengan Raga yang salalu mementingkan Rere daripada Zeline yang sudah jelas adalah pacarnya.
Kemarin adalah hari yang paling menyesakkan juga menyakitkan bagi Zeline selama hampir satu tahun menjalin hubungan. Ketika Raga dengan mudahnya berbohong dan memperkenalkan Zeline di depan Rere sebagai adiknya dan bukan pacarnya.
Zeline tanpa segan memblokir semua akses untuk Raga menghubunginya. Dia benar-benar butuh waktu sendiri untuk bisa menetralisisasi rasa sakit yang ada dalam hatinya.
Di dalam kamar yang tidak terlalu besar, di sudut ruangan dan di atas ranjang Zeline terus menitikkan air matanya. Menatap foto Raga pada layar ponselnya.
"Kak Raga jahat! Kak Raga nggak pernah mikirin perasaan aku."
"Kak Raga selalu lebih mentingin Rere daripada aku."
"Aku itu pacar Kak Raga! Aku bukan adik Kak Raga!"
Zeline terus menangis, meracau tak jelas menyuarakan isi hatinya seolah Raga benar-benar ada di depannya.
Di malam yang sunyi itu, Zeline menangis seorang diri di dalam kamar. Papa nya yang masih berada di surabaya membuat Zeline lebih leluasa menangis tanpa ada yang mendengarnya.
TOK TOK TOK
Zeline yang mendengar ketukan pintu yang berasal dari pintu utama rumahnya pun langsung menyeka air mata juga air bening yang mengalir dari hidungnya. Ia beranjak dari kasurnya, masuk ke dalam kamar mandi dan membasuh wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TITIK SATU
Teen FictionRere, seorang gadis yang mentalnya telah di rusak habis-habisan oleh keluarga. Memiliki tekad kuat untuk membuat sang Papa menyayanginya. Dalam perjalanannya menuju angan bahagia, ada Raga yang selalu berusaha ada untuknya. Membiarkan sang pacar, Ze...