TITIK SATU 19 - Apa salah Raka?

4.7K 384 97
                                    


HALLO!!! HALLO!!! HALLO!!!

Ketemu lagi nih sama Cosu, Cintah!!!

Gimana kabarnya hari ini? semoga baik-baik aja ya.

Jam berapa dan hari apa kamu baca bagian ini?

Maaf ya COSU baru update sekarang.
Ada yang nungguin cerita ini update nggak sih?

Siapa yang udah rekomendasiin cerita ini ke temen-temennya? Jangan lupa buat ikut ramein cerita ini yah dengan bawa banyak readers untuk baca cerita ini ^_^

Dan kalau posting bagian cerita ini ke instagram, boleh banget tag Cosu🥰

TITIK SATU ini adalah cerita ketiga Cosu dan semoga Cintah semua suka ya!!!

Yuk bantu doa dan share cerita ini supaya sukses dan tamat sampai akhir...

Jangan lupa untuk selalu dukung Cosu dengan Vote dan Coment ya. minimal Vote deh. Belajar untuk menghargai kerja keras orang lain, OK!!!

Oiyah, Mimpi atau Cita-cita Cintah apa? yuk coret-coret disini supaya Cosu bantu doa.

Sudah siyap baca???

Skuy gasken!!!

________________________________________________________________________________

SELAMAT MEMBACA CINTAH

________________________________________________________________________________

Saat paku menusuk meja, ku pikir hanya meja yang terluka dan paku adalah peran antagonisnya. Tapi ternyata, baik meja ataupun paku sama-sama merasakan sakitnya.

Setelah pertanyaan terakhir yang Zeline ucapkan, dia tidak lagi bertanya. Memilih membuang pandangannya ke samping dan melihat ke arah luar jendela.

Raga yang tahu di mana letak kesalahannya pun langsung menyadarinya. Ia menatap Zeline dengan sendu.

"Aku minta maaf," itulah kalimat pertama yang keluar dari mulut seorang Raga. Nada bicaranya kembali lembut dan tak sekeras sebelumnya, ia meraih tangan Zeline dan ingin menggenggamnya namun Zeline dengan cepat langsung menariknya kembali seraya bersidekap.

"Sayang... maksud aku nggak gitu," ujar Raga mencoba untuk menjelaskan.

Zeline diam, enggan menoleh sedetikpun hanya untuk melihat Raga.

"Sayang...."

Zeline mengehela nafas pelan, menghapus air mata yang turun di pipi kirinya yang tak terlihat oleh Raga.

"Stop panggil aku dengan sebutan itu, kak," ujar Zeline, suaranya terdengar bergetar.

"Kenapa? Aku sayang sama kamu, Lin," tegas Raga.

"Aku tau," Zeline menoleh, menatap Raga dengan buliran bening di pelupuk matanya yang tak bisa lagi dia sembunyikan.

"Aku tau Kak Raga sayang sama aku. Kak Raga juga tau aku sayang sama Kak Raga. Tapi aku juga manusia, Kak. Aku punya hati dan aku bisa ngerasai rasa sakit."

"Selama ini aku selalu berusaha untuk ngertiin Kak Raga, selama ini aku selalu berusaha untuk hilangin pikiran buruk aku tentang Kak Raga dan Kak Rere. Tapi, sekarang setelah aku kenal Kak Rere, rasa percaya diri ku hilang. Aku terlalu jauh berbeda sama Kak Rere."

TITIK SATUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang