HALLO!!! HALLO!!! HALLO!!!
Ketemu lagi nih sama Cosu, Cintah!!!
Gimana kabarnya hari ini? semoga baik-baik aja ya.
Jam berapa dan hari apa kamu baca bagian ini?
Kalian lagi seneng atau lagi badmood nih? Kalau Cosu pastinya seneng karena hari ini waktunya TITIK SATU update. Tapi maaf ya karena malem banget hahaha.
Siapanih yang seneng karena TITIK SATU update dua kali berturut-turut?
Ada yang nungguin cerita ini update nggak sih?
TITIK SATU ini adalah cerita ketiga Cosu dan semoga Cintah semua suka ya!!!
Yuk bantu doa dan share cerita ini supaya sukses dan tamat sampai akhir...
Jangan lupa untuk selalu dukung Cosu dengan Vote dan Coment ya. minimal Vote deh. Belajar untuk menghargai kerja keras orang lain, OK!!!
Oiyah, Mimpi atau Cita-cita Cintah apa? yuk coret-coret disini supaya Cosu bantu doa.
Sudah siyap baca???
Skuy gasken!!!
________________________________________________________________________________
SELAMAT MEMBACA CINTAH
________________________________________________________________________________
Ada yang terlihat kuat tapi sebenarnya rapuh, ada yang terlihat rapuh tapi sebenarnya kuat, ada yang terlihat rapuh dan memang benar rapuh. Kita tidak pernah benar-benar tahu tentang keadaan seseorang sebenarnya. Apalagi mentalnya. Jadi, bersikap baiklah pada semua. Gunakan hatimu sebagai manusia yang memanusiakan manusia.
Rere berjalan santai seorang diri di lorong sekolah untuk menuju ke parkiran sekolah. Tangannya sibuk menscroll layar ponselnya. Tidak ada yang penting disana, hanya saja Rere tidak ingin melihat orang-orang di sekitarnya.
Rere membenci tatapan mereka.
Rere memejamkan kedua netranya saat tiba-tiba tubuhnya terdorong ke depan yang menyebabkan ponselnya terlempar dan jatuh ke lantai putih yang ia pijak.
"Ups!!! Sorry. Gue sengaja," ujar Amel tersenyum menang lalu setelahnya pergi begitu saja dengan diikuti oleh Damar dan Frisca di belakangnya yang juga ikut tertawa.
Rere meremas kedua tangannya kuat, giginya menggertak kesal dengan tatapan yang menyorot tajam pada punggung tiga orang tadi yang telah membuat ponselnya terjatuh.
Kedua netra Rere bergerak cepat, mencari sesuatu yang mungkin bisa ia jadikan sebagai alat balas dendam. Senyum di bibir Rere tercetak jelas, kedua netranya menangkap ember hitam yang terletak tak jauh darinya berdiri sekarang.
Dengan gerakan cepat Rere berjongkok dan mengambil ponselnya, lalu berbalik dan berlari mengambil ember hitam itu lalu dengan secepat kilat Rere kembali berlari maju, mengambil ancang-ancang dan melemparnya tepat mengenai punggung Amel.
Rere tertawa puas, "Makan tuh ember terbang!" kelakarnya, lalu melangkah pergi dengan melewati jalan lain. Dia terlalu malas untuk kembali meladeni tiga orang kurang waras yang selalu mengganggunya. Namun, sebelum benar-benar pergi Rere mengacungkan jari tengahnya terlebih dahulu dan tersenyum penuh kemenangan.
Disisi lain, Amel sedang mencak-mencak menahan kesal dan menyusun rencana untuk kembali membalas Rere.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
TITIK SATU
Teen FictionRere, seorang gadis yang mentalnya telah di rusak habis-habisan oleh keluarga. Memiliki tekad kuat untuk membuat sang Papa menyayanginya. Dalam perjalanannya menuju angan bahagia, ada Raga yang selalu berusaha ada untuknya. Membiarkan sang pacar, Ze...