TITIK SATU 35 - Merasa Nyaman

3.1K 201 120
                                    

Holla!!! selamat malam Cintah!!!

Gimana kabarnya nih? semoga baik-baik aja ya.

Jam berapa dan hari apa kalian baca bagian ini?

Ada yang nungguin nggak?

Langsung gas aja yuk!!!

____________________________________

SELAMAT MEMBACA CINTAH

____________________________________

Seseorang yang ingin mati adalah dia yang paling ingin hidup dan seseorang yang terus-terusan menangis adalah dia yang paling ingin tertawa.


Langit kelam itu terlihat begitu cerah. Bintang-bintang bergantungan serta rembulan yang terikat oleh benang rindu terlihat begitu menakjubkan. Malam ini benar-benar sempurna. Rasanya seperti semesta tengah menunjukkan bentuk cintanya.

Dengan balutan kemeja casual berwarna abu-abu gelap dan celana hitam panjangnya membuat Raga terlihat begitu tampan. Ia turun dari mobilnya, membukakan pintu dan mengulurkan satu tangannya untuk membantu wanita cantik yang ada dalam mobilnya keluar.

Zeline tersenyum malu, pipinya merah merona. Dengan lembut, ia meletakkan tangannya pada uluran tangan yang Raga berikan lalu keluar dari mobil.

Tak kalah dari Raga. Malam ini, Zeline pun mengenakan Dress berwarna hitam dibawah lutut yang sederhana namun terlihat sangat manis di tubuh mungilnya. Tak lupa dengan heels silver dan tatanan rambut yang dibiarkan tergerai benar-benar menyempurnakan penampilannya. Juga make up yang ia kenakan di wajahnya, tipis dan natural.

 Juga make up yang ia kenakan di wajahnya, tipis dan natural

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia terlihat sangat manis.

"Aku cantik nggak kak?" tanya Zeline pada laki-laki di hadapannya.

Raga mengembangkan senyumnya seraya mengangguk, "Cantik."

"Baju aku? Sepatu aku? Make up aku? Semuanya nggak malu-maluin kan?"

Raga menggeleng, "Nggak sayang."

Untuk kesekian kalinya, Raga membuat Zeline tersenyum malu. Zeline yang salah tingkah langsung memalingkan wajahnya.

"Kita masuk sekarang?" tanya Raga lembut.

Masih dengan senyum malu-malunya, Zeline mengangguk. Melingkarkan tangannya pada lengan Raga dan berjalan bersisian. Keduanya nampak serasi, apalagi warna dress yang Zeline kenakan sama dengan warna celana Raga sekarang.

Zeline menghentikan langkah sejenak dan itu sukses membuat Raga ikut menghentikan langkahnya. Raga menoleh, menatap Zeline yang terlihat begitu cemas.

"Kenapa?" tanya Raga.

TITIK SATUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang