HALLO SEMUA!!! APA KABAR? MAAF YA TELAT UPDATE.
HARI APA DAN JAM BERAPA KAMU BACA BAGIAN INI?
YANG KANGEN SAMA ZELINE, SINI MAMPIR.
LANGSUNG AJA DEH YA.
JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN COMMENTNYA.
________________________________
SELAMAT MEMBACA CINTAH
________________________________
Aku mengkhawatirkanmu, kamu mengkhawatirkannya. Lalu siapa yang menghkawatirkanku? Apa semesta sebegitu tidak adilnya?
Beribu bintang telah datang menyapu langit luas dengan karismanya, membentuk seulas senyum di sabit milik wajah sempurna beberapa makhluk ciptaan sang agung. Tapi Rere, tidak menjadi salah satunya.Perjalanan panjang dengan di temani oleh hiruk pikuk suara kendaraan tidak mengubah apapun, hidupnya tetap terasa sepi dan menyedihkan.
Di luar sana, beberapa keluarga terlihat begitu menikmati malam mereka. Canda dan tawa seolah menjadi bumbu lezat untuk tidak segera di habiskan.
Hatinya di penuhi dengan iri ketika melihat sepasang kekasih paruh baya duduk berdua diatas sebuah motor besi yang sederhana. Ibu-ibu dengan rambut cepolan tingginya itu memeluk sang suami dari belakang, tersenyum begitu lebar menatap kerlap-kerlip lampu kendaraan. Sungguh, sederhana namun begitu membahagiakan.
Lampu tiga warna itu menunjukkan warna merah, membuat Danias di sampingnya harus menghentikan mobil dan menunggu untuk lampu berwarna merah itu berubah menjadi hijau.
Tepat di seberang jalan sana, Rere melihat satu tempat makan pecel lele yang sedikit ramai.
Kedua netra birunya yang di penuhi dengan genangan air bening mulai bergerilya, mencari jawaban dari pertanyaannya. Mengapa tempat sempit yang ada di pinggir jalan ini bisa didatangi pelanggan? Rere sama sekali tidak tahu alasannya karena dia sendiri tidak pernah datang ke tempat makan pinggir jalan yang sederhana seperti ini.
Sempit, tidak ada view indah dan cenderung terkena polusi. Namun, di beberpa detik terakhir Rere mulai menemukan jawabannya.
Atensinya kini tertuju pada satu meja yang terdapat beberapa orang di sana, mungkin satu keluarga. Hati Rere merasakan dentuman keras ketika melihat sosok lelaki paruh baya memberikan suapan penuh cinta pada gadis kecil dengan dua kepang di kepalanya.
Rasanya begitu iri dan sakit. Di tempat yang sederhana seseorang bisa mendapatkan suasana yang penuh akan cinta. Selama ini Rere dimana? Tempat mewah yang tidak memiliki makna.
Kedua tangan Rere yang tergelatak bebas diatas pahanya seketika meremas kuat, buliran bening itu turun begitu saja membasahi pipinya, melewatinya hingga ke bawah dagu. Rasanya begitu sesak namun Rere menahannya mati-matian agar tidak terisak.
Kepalanya semakin dimiringkan, menghadap jalanan ramai. Dia tidak ingin Danias tahu keadaannya saat ini.
Dengan tangan gemetar, Rere dengan cepat berusaha menyeka pipinya yang terdapat air mata disana. Hembusan nafas pelan terdengar berulang kali dan Danias sangat menyadari itu.
Mobil hitam Danias mulai memasuki sebuah kawasan yang jalanannya tidak terlalu ramai. Danias menepikan mobilnya namun Rere tidak menyadari itu sama sekali. Raganya ada disana namun jiwanya entah kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
TITIK SATU
Teen FictionRere, seorang gadis yang mentalnya telah di rusak habis-habisan oleh keluarga. Memiliki tekad kuat untuk membuat sang Papa menyayanginya. Dalam perjalanannya menuju angan bahagia, ada Raga yang selalu berusaha ada untuknya. Membiarkan sang pacar, Ze...