TITIK SATU 22 - Sebuah Ajakan

2.5K 260 50
                                    

HALLO HALLO HALLO!!!

GIMANA KABARNYA CINTAH? SEMOGA BAIK-BAIK AJA YA.

JAM BERAPA DAN HARI APA KALIAN BACA BAGIAN INI?

MASIH ADAKAH YANG SETIA NUNGGU CERITA INI UPDATE?

MULAI MINGGU INI, COSU BAKAL KONSISTEN UPDATE DI HARI SABTU ATAU MINGGU YA. CATAT HARINYA ^-^

SUDAH SIAP UNTUK MEMBUKA GERBANG KISAH RERE YANG BARU?

JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN COMENT YA. DUKUNG COSU UNTUK TERUS BERKARYA.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

SELAMAT MEMBACA CINTAH!!!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Indahnya senyummu melebihi indahnya sang surya yang terbit dan tenggelam, mereka tak percaya diri hingga pada akhirnya memilih undur diri. Jadi tersenyumlah, karena dampak senyumanmu memang sebegitu dahsyatnya.

Rere berdiri mematung dengan kedua tangan mengepal kuat disamping tubuhnya, kedua netra birunya menghunus tajam pada punggung Naya dan Glenca. Tatapannya penuh akan benci dan juga kesal yang bercampur menjadi satu.

"Lo pikir kalian siapa? Tanpa kalian pun gue masih bisa napas!" teriaknya yang dibalas acungan jari tengah oleh Glenca dan itu menambah rasa kesal Rere menjadi berkali-kali lipat dari sebelumnya.

Dengan rasa kesal yang tak bisa lagi dia bendung, Rere berjalan kasar menuju lorong yang berada di sebelah kiri.

Kedua tangan Rere terus terkepal kuat dan bibirnya yang misuh-misuh karena harus menahan kesal. Rere mengangkat pot bunga berukuran kecil yang tidak sengaja ia lewati, ia memandangnya sebentar lalu dalam sekali hentakan kuat menjatuhkannya ke lantai membuat pot bunga itu pecah dan tanahnya yang berhamburan keluar.

"Anjing!" teriaknya lalu kembali melanjutkan langkahnya tanpa memperdulikan apa yang baru saja dia lakukan.

Semua orang disana yang sebelumnya tak memperhatikan Rere pun jadi tersentak kaget, pandangan mereka langsung tertuju pada Rere yang tengah berjalan dengan raut wajah kesal dan tak memperdulikan sekitar.

"Cewek aneh ada aja kelakuannya," ujar salah satu laki-laki yang juga tersentak kaget karena perbuatan Rere.

"Tapi lo suka kan sama dia?" timpal salah satu temannya.

Laki-laki itu tersenyum mengejek, "Perempuan kayak dia cuma cocok buat dijadiin permainan ranjang."

Laki-laki itu tertawa mendengar jawaban yang diberikan oleh Damar, "Emang bangsat lo, Mar."

~~~

Raga yang saat itu tengah berjalan di belakang Rere dan berniat untuk mengejutkan Rere pun malah lebih dulu dibuar terkejut oleh Rere. Badannya sampai membeku dengang mulut bungkam dan netra legam yang terus terkunci pada punggung mungil milik Rere.

Tidak lama, dari arah belakang Raga datang Mrs. Lastri yang sudah menampilkan wajah garangnya.

"Siapa yang telah membuat kekacauan ini?" tanya Mrs. Latri. Tersirat nada marah di dalam setiap katanya.

Untuk kedua kalinya, Raga dibuat terkejut pagi ini. Buru-buru ia membalik badannya dan menyalimi tangan Mrs. Lastri.

"Pagi Mrs," sapanya, diakhiri dengan cengiran kuda khas milik Raga.

TITIK SATUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang