HALLO!!! HALLO!!! HALLO!!! SELAMAT MALAM PERGANTIAN TAHUN!!!
Ketemu lagi nih sama Cosu, Cintah!!!
Gimana kabarnya hari ini? semoga baik-baik aja ya.
Jam berapa dan hari apa kamu baca bagian ini?
Kalian lagi seneng atau lagi badmood nih? Cosu hari ini update lebih cepet ya... sengaja untuk menemani malam tahun baru kalian.
Siapanih yang seneng karena TITIK SATU update lebih cepat?
Ada yang nungguin cerita ini update nggak sih?
TITIK SATU ini adalah cerita ketiga Cosu dan semoga Cintah semua suka ya!!!
Yuk bantu doa dan share cerita ini supaya sukses dan tamat sampai akhir...
Jangan lupa untuk selalu dukung Cosu dengan Vote dan Coment ya. minimal Vote deh. Belajar untuk menghargai kerja keras orang lain, OK!!!
Oiyah, Mimpi atau Cita-cita Cintah apa? yuk coret-coret disini supaya Cosu bantu doa.
Malam ini Cosu harap, tahun 2022 akan menjadi tahun yang lebih baik dari tahun sebelum-sebelumnya. Semoga semua yang kita inginkan dan usahakan, yang belum terwujud di tahun 2021 bisa terwujud di tahun 2022. Aamiin.
Sudah siyap baca???
Skuy gasken!!!
________________________________________________________________________________
SELAMAT MEMBACA CINTAH
________________________________________________________________________________
Tidak ada satu orang pun yang bisa menilai sifat manusia sekalipun itu adalah diri sendiri. Dalam hitungan detik, menit, jam ataupun hari semua yang di pikirkan manusia bisa saja berubah dan semua bergantung tentang keadaan yang tengah di alaminya.
Perlahan Rere berusaha membuka matanya. Sedikit sulit, siluet lampu di atasnya menyeruak masuk dan sedikit menyakiti retina nya membuat Rere harus berulang-ulang kali mengerjapkan kelopak matanya untuk membuatnya terbiasa dengan siluet tersebut.
Pandangannya yang semula kabur kini mulai normal. Rere melihat langit-langit putih di atasnya, turun pada gordeng jendela yang terlihat sangat familiar di matanya.
"Udah bangun lo?" tanya seseorang dari ambang pintu, masuk ke dalam kamar Rere dan meletakkan nampan yang berisi sepiring nasi dan lauk serta segelas teh manis hangat.
Rere yang terkejut akan kehadiran seseorang dengan tiba-tiba itu pun langsung mengelus dadanya pelan.
"Lo ngapain di sini?" tanya Rere.
"Li ngipiin di sini," ulang Raga minyi-minyi.
Rere berdecak pelan, berusaha mendudukkan dirinya namun tidak bisa karena kepalanya yang sangat pusing dan seperti berputar.
"Duduk aje kagak nape-nape. Paling kalau lo kenapa-napa gue yang repot. Gue yang sedih, gue yang frustasi dan gue yang ngerasa gagal," dumal Raga, duduk di tepi kasur Rere.
"Lo tuh kenapa bandel banget sih?" Raga tak habis pikir, menyorot Rere dengan tajam.
"Lo tadi bilang mau langsung pulang. Terus ini kenapa lo sampai hujan-hujanan gini? Lo mau belagak nostalgia apa emang mau kangen-kangenan sama air hujan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TITIK SATU
Teen FictionRere, seorang gadis yang mentalnya telah di rusak habis-habisan oleh keluarga. Memiliki tekad kuat untuk membuat sang Papa menyayanginya. Dalam perjalanannya menuju angan bahagia, ada Raga yang selalu berusaha ada untuknya. Membiarkan sang pacar, Ze...