Quelque chose de nouveau?

2.5K 350 51
                                    

Quelque chose de nouveau?
Something new?

___________________

Dua hari setelah pernikahan mereka, keduanya berpindah dari hotel ke satu rumah yang dihadiahkan Eyang pada mereka. Lihat, dari hadiah saja, kalian pasti bisa tau seberapa sayangnya Eyang Wijaya pada cucu bungsu keluarga Wijaya. Tapi, rumah tersebut tidak diberikan pada Gigi, Eyang memidahtangankan atas nama Mark. huh, suatu hal yang sedikit membebani Mark sebenarnya, apalagi setelah ingat kesepakatan keduanya yang hanya akan bertahan selama 3 bulan.

Rumah yang mereka tempati terdapat di kawasan Jakarta Selatan yang tidak terlalu jauh dari ruamh Kakak sulung Gigi——Krystal dan Kai——dan tidak cukup jauh juga dari rumah Mark. TAPI JAUH DARI BUTIK GIGI. Bangunan serba krem itu dipenuhi 4 kamar (1 kamar tamu), kolam renang berukuran kecil, garasi yang bisa dipenuhi dua mobil, juga ruangan ruangan umum lainnya yang biasa ada di rumah. Sejak kemarin, sepasang pasutri baru itu terlalu sibuk memindah mindahkan barang juga mengontrol para karyawan pemidah rumah disana.

Tepat pukul 17.45 WIB, rumah nya sudah siap ditempati. Sudah bersih, rapih, dan layak ditiduri. "lo tidur dimana?" ujar Gigi memecah keheningan diantara mereka.

"hmmm, gue tidur di kamar yang satunya aja. Tapi——" Mark mengantungkan kalimat kemudian menoleh pada wanita yang sibuk menikmati cemilan berbumbu balado disebelahnya.

"tapi?"

"tapi bisa ga gue pakai kamar disampingnya buat ruang kerja?" mohon Mark.

"boleh, kalau gitu kenapa ga sekalian pakai yang kamar utama aja?" pikir Gigi mengingat kamar Mark yang bersatu dengan ruang kerjanya ketika Gigi pergi kesana dulu.

"kamar utamanya buat lo aja, lo lebih butuh itu dibanding gue" respon Mark lalu meminum salah satu minuman andalan pesanannya kalau ke sbux. Pasti kalian tau.

"kenapa gitu?" tanya Gigi penasaran akan alasan atas pendapat Mark.

"baju lo banyak kan, belum lagi make up, terus sepatu sepatu, terus——"

"IH NGELEDEK?" potong Gigi dengan muka kesal.

Melihat ekspresi wanita disebelahnya itu, Mark terkekeh dan menggeleng. Ia sama sekali tidak bermaksud meledek Gigi, hanya saja yang ia tau setiap perempuan pasti punya hal hal seperti itu dengan jumlah yang banyak. Rata rata perempuan, bukan berarti setiap perempuan seperti itu. "Biasanya kan cewek gitu." Pikir Mark.

Gigi menatap Mark kesal, "But, am I right?" tanya Mark lagi. Wanita itu berdecih dan mengangguk.

"Gue lapar, lo mau makan apa?" Mark meraih handphonenya, bersiap untuk memesan makanan dari aplikasi hijau.

Baru saja Gigi ingin menjawab, handphone wanita itu berbunyi menampilkan nama kontak Aji disana. "Ah, makan aja duluan. Gue mau terima telpon dia heheheh" Gigi kemudian beranjak pergi menjauh dari ruang tengah meninggalkan Mark yang kini kebingungan akan memesan apa diaplikasi tersebut.

Dia baru dua bulan di Indonesia, makanan yang dia masih benar benar terbatas. Makanya, dia biasa hanya mengikuti Johnny makan siang atau malah menikmati makan siang di rumahnya bersama mommy. Tangannya tak berhenti bergantian membuka fitur fitur di aplikasi hijau, dari fitu promosi, terdekat, 24 jam, juga beberapa fitur lainnya. Argh, dia masih bingung. 15 menit berlalu, akhirnya sebagai pilihan terakhir, salah satu rumah makan yang dekat dengan perumahannya.

30 menit berlalu, Makanan pesanannya sudah datang, tapi Gigi belum juga beranjak dari posisinya yang duduk di tepi kolam sambil menelpon. "Gi" panggil Mark dari balik pintu geser yang menjadi penghubung taman belakang dengan ruang makan.

Second Date Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang