rencontre inattendue
unexpected encounter._______________
"so how was your fancy fucking dinner?" Johnny masuk tanpa atasan ke kamar Mark ditengah malam buta, tepat setelah fancy dinner bersama keluarga...Gigi? ah, Mark lupa siapa nama wanita-yang-dijodohkan-dengannya. Entah Gigi atau Giselle, ada dua nama yang tersebut disana.
"bro, look at what time it is? shouldn't be you asleep already?" Mark baru saja selesai membersihkan dirinya. Dengan tangan dan handuk yang mengeringkan rambut hitam legam itu, ia duduk di tepi tempat tidur menatap Johnny yang malah ikut terduduk di sampingnya.
"mau nyebat dulu gue. asem banget. you want?" Johnny menyodorkan sekotak rokok yang terbuka pada Mark, membiarkan pria itu mengambil satu batang disana.
"no thanks. but, don't smoking in my room. just go to the balcon" Mark beranjak membuka pintu geser yang menghubungkan kamarnya dengan balkon yang langsung menampilkan halaman yang tak terlalu luas juga jalan perumahan diseberang pagar.
"okay okay, and how was your dinner?" tanya Johnny lagi lalu berjalan ke balkon.
Mark tertawa seketika mengingat hal hal aneh yang tidak ia sangka malah muncul disana. "seems like you enjoyed it"
"kind of" Kemudian Mark ikut duduk di teras balkonnya, ia menceritakan bagaimana tampang wanita itu, bagaimana wajah tanpa dosa wanita itu ketika ia terlambat setengah jam, bagaimana ia menikmati makanannya, bahkan menambah dessert karena merasa belum puas dengan porsi eskrim yang ia dapat, tak lupa how she called her name while she is talking, but she realized it and called herself with "saya". Mark menceritakannya dengan senyum juga kekehan yang terus menghiasi ekspresinya.
"kelihatannya ada yang suka pada pandangan pertama" respon Johnny setelah menghisap rokoknya.
"dude, you know. I don't believe anything about love at first sight. how could orang orang jatuh cinta hanya karena pada pandangan pertama?"
"buktinya elo"
"you asked me about how was that fancy dinner, so I answered it"
"I'm asking you how was that dinner, not about that girl"
_______________
Jam 15.36 WIB. Gigi baru saja menyelesaikan satu design gaun pernikahan pesanan klien padanya. Sekarang tinggal meeting dengan penjahit sekitar jam 8 malam nanti. Lembur lagi, tapi tidak apa apa. she loves anything if it about work and make money. Karena ia butuh uang untuk memenuhi nafsu belanjanya——something that is imposibble not to exist in the souls of women. Seharian ini ia hanya duduk di meja putih besar itu, bersama kertas sketsa juga sumber sumber model gaun dari internet dan catalog book khusus gaun dari butiknya, tak lupa poin poin penting yang kliennya inginkan——seperti request-an lekuk tubuhnya atau jahitan tertentu di bagian bahu.
Karena sudah terlalu capek seharian dibalik meja dan berkutik dengan sketsa, akhirnya dia memutuskan untuk menghabiskan waktu kosongnya dengan cuci mata di mall. Mungkin tidak hanya cuci mata, ia yakin akan diakhiri dengan jok tengah mobil yang penuh dengan paper bag belanjaan. to be honest, it was a bad habit that's hard to break.
Menurut Gigi, the woman who just walk around the mall and doesn't shop is the coolest woman ever. Terkadang ia iri sama wanita wanita yang bisa menahan nafsu belanjanya, sedangkan dia malah bingung memilih barang apa yang akan ia beli. Entah itu tas hitam dengan diskon 30% atau baju branded dengan diskon 10% dengan hasil harga setelah dipotong diskon adalah sama. Kemudian berakhir membeli keduanya. Mungkin kalau debit card nya bisa bicara, debit card itu akan selalu berteriak "stop anjir!" :(
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Date
FanfictionKetika Mark dan Gigi terjebak karena perjodohan keluarga, tapi masing-masing dari mereka memiliki kekasih. Lantas, bagaimana caranya agar mereka bisa bertahan dengan pasangan mereka masing-masing ditengah keterpaksaan yang keluarga mereka lakukan? "...